“Ibumu tidak bersalah, Ko, memang Bu Retno memfitnah Ibumu!” ucap Mak Rita, teman arisan Ibu. Membuatku tercengang.“Benerkan, Ko? Ibu tidak bersalah, kemarin Bu Retno sudah ngundang ibu-ibu arisan, malah dia sendiri yang malu,” sahut Ibu mempertegas. Trik apalagi yang akan Ibu mainkan. Tak ada puasnya ingin memperkeruh suasana. Kayaknya Mak Rita ini sudah kerjasama dengan Ibu. Atau mungkin sudah Ibu bayar untuk membelanya, di depan anaknya. Mas Riko hanya terdiam.“Rasti! Nggak ada puasnya ya kamu jelek-jelekin mertua! Harusnya kamu kemarin ada di acara undangan Bu Retno, biar kamu dengar sendiri,” sahut Mak Rita membela Ibu. Aku masih terdiam. Tunggu saja bom waktu akan segera meletus.“Kenapa kalian pada diam aja?” tanya Ibu, seakan bingung karena dari tadi aku dan Mas Riko hanya diam.“Jelas diam lah, Bu, nggak bisa berkata apa-apa, ketahuan belangnya, sih? Kamu juga, Ko, harusnya lebih percaya pada ibumu, jadi laki kok lembek, sudah kenak dekeb rok istri,” sahut Mak Rita semakin
Read more