Semua Bab Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina: Bab 21 - Bab 30

224 Bab

Bab 21

“Ibumu tidak bersalah, Ko, memang Bu Retno memfitnah Ibumu!” ucap Mak Rita, teman arisan Ibu. Membuatku tercengang.“Benerkan, Ko? Ibu tidak bersalah, kemarin Bu Retno sudah ngundang ibu-ibu arisan, malah dia sendiri yang malu,” sahut Ibu mempertegas. Trik apalagi yang akan Ibu mainkan. Tak ada puasnya ingin memperkeruh suasana. Kayaknya Mak Rita ini sudah kerjasama dengan Ibu. Atau mungkin sudah Ibu bayar untuk membelanya, di depan anaknya. Mas Riko hanya terdiam.“Rasti! Nggak ada puasnya ya kamu jelek-jelekin mertua! Harusnya kamu kemarin ada di acara undangan Bu Retno, biar kamu dengar sendiri,” sahut Mak Rita membela Ibu. Aku masih terdiam. Tunggu saja bom waktu akan segera meletus.“Kenapa kalian pada diam aja?” tanya Ibu, seakan bingung karena dari tadi aku dan Mas Riko hanya diam.“Jelas diam lah, Bu, nggak bisa berkata apa-apa, ketahuan belangnya, sih? Kamu juga, Ko, harusnya lebih percaya pada ibumu, jadi laki kok lembek, sudah kenak dekeb rok istri,” sahut Mak Rita semakin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Bab 22

“Ada apa, sih, ini Dek?” tanya Mas Riko. Dia juga nampak bingung. Setidaknya aku senang dengan perubahannya. Jauh lebih dewasa. Padahal dari tadi Ibu dan Mak Rita selalu memojokkanku. Ingin mencari selah kesalahanku, tujuannya pasti biar Mas Riko marah denganku. Tapi tak sesuai angan harapan, Mas Riko bisa mengontrol emosinya. Aku salut dengannya.“Nggak apa-apa, Mas. Biar semuanya ngumpul,” jawabku santai dengan senyum termanis.“Kamu ini semakin hari semakin aneh saja! Kamu ingin semua orang tau keburukkanmu?” tanya Ibu. Aku membelalakkan mata.“Keburukanku? Nggak kebalik?” aku balik bertanya. Dengan senyum tipis menjengkelkan.“Apa, sih, maksudmu?” tanya Mak Rita. Nampak aura tak nyaman. Seakan dia sadar kalau aku mempunyai bukti kuat untuk menjatuhkan mereka.“Santai Mak Rita, entar darah tingginya kumat,” jawabku selow. Membuat mereka geram. Kalau di balas ngotot pasti mereka suka. Kan memang itu tujuannya.“Assalamualaikum,” terdengar salam dari ambang pintu, suara Toni.“Waalai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Bab 23

“Bu, Riko nggak nyangka, Ibu sekejam itu.”“Iya, Bu. Toni juga.”Ibu nampak tertekan dengan ucapan anak-anaknya. Bingung mau menjawab apa, untuk membela dirinya.“Itu pasti videonya hoaks. Pasti sudah di edit sama Rasti!” masih sempat-sempatnya ibu mencoba menyalahkanku. Ku atur nafasku untuk mengontrol emosi. Benar-benar Ibu sudah sangat keterlaluan. Sudah terbukti, masih mau melemparkan kesalahan.“Cukup, Bu! Jangan salahkan Rasti terus! Video ini sudah cukup untuk sebagai bukti, siapa yang mencari keributan di sini?” tandas Mas Riko. Aku hanya terdiam. Satu kunci kesalahan sudah terbuka. Ibu membuang muka, tak mau menatap wajah anaknya.“Mak Rita Juga! Apa maksud Mak Rita, ngomong seperti itu tadi?” tanya Mas Riko penasaran.“Aku cuma di bayar oleh Ibumu, Ko!” jawab Mak Rita. Cukup membuat ibu semakin terpojok. Menambah kuat kalau Ibu memang bersalah. Memang ibulah yang bermuka dua. Mas Riko mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Kuelus pundaknya, menenangkan.“Bu, Mbak Rasti Salah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Bab 24

“Dengar ya, Toni, Riko. Kalian akan menyesal telah melakukan seperti ini dengan Ibu! Kalian belum tau saja busuknya Rasti. Lika sudah menceritakan semuanya. Ayo, Mak Rita kita pulang!” ucap Ibu marah dengan melenggang keluar menarik tangan Mak Rita. Tanpa salam. Tak ada yang mencoba mengikuti langkah Ibu atau menahan langkahnya. Dan tak ada juga yang mencoba menenangkan hati Ibu. Semua duduk di tempat.“Mbak, Maafin Ibu ya?” Toni merasa tak enak denganku. aku hanya tersenyum, mengangguk.“Makasih ya, Ton!” ucapku. Dia mengerutkan kening.“Makasih buat apa, Mbak?” tanya Toni.“Makasih sudah ngasih ide dan saran, untuk Mbak dan Mas mu menghadapi masalah ini.” Jawabku dengan menyentuh tangan Mas Riko. Mas Riko melirik sentuhan tanganku. Tersenyum. Ku usap pipi dengan punggung tanganku.“Ide dan saranku yang kemarin sudah di jalankan?” tanya Toni lagi, memastikan. Seakan tak percaya.“Sudah, walaupun susah, tapi berakhir puas.” Jawabku. Toni memonyongkan bibirnya, sambil mengangguk angguk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Bab 25

Walaupun belum semuanya terungkap, setidaknya hati terasa jauh labih membaik. Setelah membantu Yuda ngerjain PR dan menemani dia sampe tidur, aku menuju kamar. Di sana kulihat Mas Riko rebahan di kasur dengan memainkan gawainya. Mungkin dia main game. Kudekati Mas Riko. Dan iku rebahan di sebelahnya.“Mas.”“Ya.”“Boleh tanya sesuatu?” tanyaku pelan. Dia melirikku.“Boleh, tanya apa?” tanyanya balik.“Ehm, kalau boleh tau Lika ngomong apa ke Ibu dan Mas?” tanyaku. Aku memang penasaran selama ini. Dia meletakkan gawainya di meja sebelah kasur. Memiringkan badannya ke arahku.“Lagi males bahas Lika,” jawabnya, aku mencemberutkan bibirku “yah,” hanya itu yang bisa aku jawab. Dia tersenyum dan mencubit hidungku.“Adek, penasaran?” tanyanya, dengan cepat aku mengangguk.“Nanti Adek sakit hati,” ucapnya lagi.“Ayolah, Mas! Emang Lika ngomong apa?” rengekku manja sambil menarik-narik lengannya. Sudah lama aku tak manja dengan suamiku. “Sekarang, Adek dulu aja yang cerita! Emang adek cerita
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

Bab 26

“Lika, Mbak punya salah apa sama kamu? sehingga kamu ngomong seperti itu,” ucapku duduk di sofa, dengan nada menahan amarah. Lika terkejut, Toni dengan gaya santainya. Hari ini aku memutuskan ke rumah Lika. Mumpung hari minggu semua ada di rumah. Mas Riko yang tak di rumah, dia jadwalnya manen sawit. Jadi aku sendirian ke rumah Lika tanpa mengajak Yuda. Karena aku nggak mau Yuda tau masalah keributan keluarga ini, dia masih terlalu kecil.“Mas Riko itu fitnah Mbak, Lika nggak ada ngomong seperti itu,” jawab Lika masih berusaha mengelak. Karena aku sudah menceritakan semua yang di sampaikan Mas Riko tadi malam.“Kamu bilang Mas Riko fitnah?” balik aku bertanya. Serasa tak percaya, bisa-bisanya dia ngomong seperti itu. Toni melirik Lika masih dengan gaya santainya. “Karena memang aku nggak ngomong seperti itu, Mbak!” jawabnya dengan mata bergetar. Aku yakin dia berbohong.“Ok, kalau Mas Riko bohong. Terus, apa yang kamu sampaikan ke Ibu sehingga Ibu sangat membenciku?” tanyaku lagi. Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Bab 27

“Kamu beruntung Lika, memiliki suami Toni yang bisa mengontrol emosinya, sedang Mas Riko? Mbak sampai di tamparnya waktu itu,” Lika nampak terkejut dan memandangku dengan tatapan yang seakan tak percaya.“Mbak, sampai di tampar, Mas Riko?” tanyanya memastikan. Aku mengangguk dengan mengusap buliran kristal di pipiku. Masih terasa sakit jika mengingat kejadian itu. Karena memang pertama kalinya, Mas Riko mendaratkan tangannya dengan kuat di pipiku.“Itulah, Dek! Mas juga nggak tau apa tujuanmu ke Mbak Rasti? sehingga membuat keadaan semakin tak nyaman, berakhir dengan Mbak Rasti kena KDRT dari suaminya,” ucap Toni mencoba membuka hati Lika yang terkunci. “Ish, kok nyalahin aku, sih, Mas? Aku memang nggak ada ngomong seperti yang Mas Riko sampaikan, itu fitnah,” Lika kembali berkelit. Ternyata Lika memang susah di ajak ngomong baik-baik. Harus di buat viral seperti Ibu baru dia ngaku.“Ok, Lika. Mbak sudah kasih kesempatan buat kamu untuk jujur, tapi sepertinya susah,” ku mainkan gawai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Bab 28

Mas Riko terkejut melihat isi video full itu yang baru saja aku tunjukkan. Lika memang sudah menghapusnya, ternnyata dia tidak sepintar yang aku fikirkan. Aku dapat video ini dari Bu Retno, dengan mudah aku minta kirimkan lagi video itu. Cukup membuatku tahu, Lika seperti apa.Toni sangat marah pada Lika, tapi tak sekasar Mas Riko saat marah denganku. Membuatku cemburu, seandainya saja Mas Riko bisa sedewasa Toni? Ah, mikirin apa aku?“Rasti itu hatinya busuk, Bu. Makanya saya tak suka dengan Rasti dan menginginkan Riko balikan lagi sama Ria,” ucap Ibu di video itu.“Emang Rasti buruk gimana, Bu Riko?” tanya salah satu orang yang ada di video amatir itu.“Dia mau gugat cerai Riko dengan membawa Yuda cucu saya, belum lagi dia minta harta gono gini. Lha kok enak, semuanyakan saya yang beliin, mana ada orang tua Rasti bantu sedikitpun.’ Jawab Ibu di video itu. Membuat dadaku sesak.“Kok saya nggak yakin ya Rasti seperti itu?” terdengar suara sahutan seperti itu. Tak tahu siapa.“Iya, Bu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Bab 29

“Ibu, tega memfitnahku! Ibumu dan Mas Mu memfitnahku!” sentak Lika berlalu masuk kamarnya, membuat aku dan Toni terkejut waktu itu.“Maafkan istri dan ibuku ya, Mbak? Aku jadi nggak enak sama, Mbak.” ucap Toni memintakan maaf keduanya, aku hanya tersenyum mengangguk.“Kamu nggak salah Ton, jadi kamu biasa aja sama, Mbak. Yaudah Mbak pulang dulu, ya?” sahutku seraya pamit pulang.Sesampainya di rumah, kulihat Yuda sudah tidur siang. Dia memang anak yang pintar. Tak pernah merepotkanku. Dia mencoba berusaha mandiri. Sebisanya sesuai dengan umurnya. Tak selang lama Mas Riko pulang dari kebun sawit. Setelah mandi dan makan ku perlihatkan video itu. Lagi-lagi ku lihat matanya nanar. Semakin merasa bersalah denganku.“Toni harus di kasih tau, Dek!” ucap Mas Riko setelah melihat video itu.“Sudah, Mas, maaf kalau aku tak ijin dulu.” Sahutku. Mas Riko mengangguk.“Nggak apa-apa, Dek. Apa kata Toni?” Mas Riko nampak penasaran. Duduk di sebelahku. Ku sandarkan kepalaku di pundaknya.“Marah, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

Bab 30

“Bu Retno, kami datang kesini bertujuan ingin meminta maaf atas nama Ibu!” ucap Mas Riko sopan. Kami hari ini mendatangi rumah Bu Retno, karena merasa tak enak hati. Bu Retno hanya tersenyum.“Kenapa kalian yang meminta maaf? Kalian nggak ada salah dengan Ibu,” jawab Bu Retno bersahabat. Kami saling beradu pandang.“Oya, diminum dulu kopinya! Kalian pecinta kopi kan?” ucap Bu Retno lagi, dengan tangannya menunjuk sopan ke arah meja yang sudah di hidangkan kopi dan beberapa camilan. Kami mengangguk, mengambil gelas kopi itu dan menyereputnya.“Ayo, Yuda, di makan jajannya!” Bu Retno menyuruh Yuda, dengan cepat Yuda mengambil salah satu toples dan membukanya. Kami melihat aksi Yuda dan tersenyum.“Tapi jujur, Bu. Saya merasa tak enak dengan, Bu Retno! Sampai Ibu terseret dengan masalah ini,” ucap Mas Riko pelan.“Gini, Ko, dari awal sebenarnya Ibu ingin menjelaskan semuanya ke kamu, waktu Ibu main ke rumahmu tempo itu. Tapi Ibu lihat tatapan yang tidak bersahabat dari kamu, jadi ibu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status