Semua Bab Menantu Kaya Dipuja, Menantu Miskin Dihina: Bab 11 - Bab 20

224 Bab

Bab 11

"Maafkan aku mbak, aku baru mendengar keributan ini.”Ucap Toni adik iparku, setelah mendengar semua curhatanku. Hari ini Toni datang ke rumah, tanpa Lika, karena ingin mendengar semuanya dariku. Toni selama ini memang akrab denganku, dari aku masih pacaran dengan abangnya. “Gakpapa Ton, mbak tahu kamu sibuk, kamu percaya dengan mbak kan?” Tanyaku, berharap ada yang mempercayai omonganku. “Justru karena aku percaya dengan mbak, makanya aku memastikan kesini, ingin dengar semuanya dari mbak.” Lega sekali mendengar jawaban Toni. Setidaknya ada salah satu keluarga yang masih mempercayai ucapanku. “Makasih Ton, kamu masih percaya dengan mbak, sedangkan mas mu sendiri sudah tidak mempercayai mbak.” Jawabku, kulihat Toni mengusap wajahnya dan meletakkan tangan kanannya di dagu, terlihat sedang memikirkan sesuatu.“Mas Riko itu mungkin bingung mbak, buktinya mbak minta cerai dia nggak mau, tapi juga nggak mau buat kecewa ibu.” Ucapnya, kemudian menyeruput kopi yang aku suguhkan.“Mbak h
Baca selengkapnya

Bab 12

"Ya buat masalah karena kepolosan mbak itu tadi Ton.” Jawabku asal, disambut dengan gelak tawa Toni, membuatku dan mas Riko juga ikut tertawa. Ya beberapa hari ini wajahku suram. Seakan lupa cara tertawa. Toni datang membawa tawa itu lagi.“Mas, ingat nggak saat detik-detik mendekati hari pernikahan mas dan mbak Rasti?”Tanya Toni membuka kenangan masa lalu. Mas Riko terdiam, mencoba mengingat.“Saat itu banyak gosip miring tentang mbak Rasti, tapi mas Riko mati-matian menjaga hati calon istri, dan berakhir dengan indah, gosip miring itu tak ada buktinya sampai detik ini, karena apa? Ya karena mbak Rasti memang tak bersalah dan hanya gosip, masak iya sekarang sudah sah sebagai istri dan sudah memberikan momongan yang ganteng, mas tidak mati-matian membela istrinya seperti dulu?”Ucap Toni lagi seraya bertanya nyindir ke arah abangnya. Mas Riko termenung. Seakan matanya terlihat menghadirkan kembali kenangan masa lalu.“Maksudmu Ton?” tanya mas Riko, seakan mencari kepastian.“Pikir se
Baca selengkapnya

Bab 13

Semenjak kedatangan Toni kemarin, mas Riko sudah mau tidur di rumah lagi. Walau dia tidur dikamar Yuda, tak masalah, karena semua yang sudah terlanjur terjadi, butuh proses untuk mengembalikan keadaan seperti semula.Toni Maulana. Adik iparku yang lumayan ganteng, gokil dan amburadul. Iya dia hanya memakai baju rapi kalau kerja atau kondangan. Berbeda dengan abangnya, Riko Maulana, justru memakai baju amburadul ketika mau bekerja, memakai baju rapi jika tidak bekerja. Kok gitu? Iya karena mas Riko kerjanya cuma manen sawit pemberian ibunya. Kata-kata Toni tentang Lika yang lagi dekat dengan mbak Juwariah, membuatku kefikiran. Juwariah, yang mana akun efbe nya memakai nama RiaRi membuatku tahu akan kepanjangan dari nama itu dari Toni. Cukup kaget, masih kah mbak Juwariah mencintai suamiku? secara mbak Juwariah adalah mantan terlama menjalin kasih dengan mas Riko.Halika Sofya Ningrum, biasa di panggil Lika, istri dari Toni, berwajah cantik, body ramping bekerja sebagai bidan. Membuat
Baca selengkapnya

Bab 14

“Rasti!!!” terdengar suara Ibu berteriak dari ambang pintu. Aku masih memutar mesin cuci, ku lihat Mas Riko sudah keluar menemui ibunya.“Ada apa, sih, Bu? Ini masih pagi Ibu sudah teriak-teriak!” jawab Mas Riko, seraya bertanya. Aku ikut keluar menemui Ibu, ada apa lagi ini?“Ibu teriak-teriak pasti ada sebab!” bentak Ibu, seakan nggak terima dengan jawaban anaknya. Membuat Mas Riko mengusap wajahnya, seakan bingung mau bersikap.“Ada apa Bu?” tanyaku santai, terlihat wajah memerah yang siap marah.“Dasar kamu menantu kurang ajar!” teriak Ibu lagi sambil menuding wajahku. Membuatku memejamkan mata dan menautkan alisku. Bingung apa lagi kesalahanku? “Apalagi kesalahan Rasti Bu?” tanya Mas Riko, yang seakan ikut bingung dengan tingkah ibunya.“Tanya sendiri dengan istrimu yang sok polos ini!” seru Ibu, deg, jantungku terasa berhenti berdetak. Apa lagi kesalahanku? Perasaan beberapa hari ini, aku tak berjumpa dengan Ibu.“Ada apalagi, sih, Dek?” tanya Mas Riko, menatapku, dengan tatapa
Baca selengkapnya

Bab 15

“Lho, Rastikan nggak ikut acara arisan Ibu? Buat malu bagaimana?” Mas Riko menjawab seraya bertanya. Aku masih terdiam, berfikir. Memilih duduk di sofa karena kaki terasa kram. Biarkan saja mereka berdiri. Resiko orang gemuk, nggak kuat berdiri lama-lama. Mata Ibu terlihat membulat. Dadanya juga terlihat naik turun. Mungkin Ibu merasa Mas Riko seolah membelaku. “Ibu jadi bahan omongan di acara arisan,” jawab Ibu yang semakin meluap-luap emosinya. Kutautkan alisku ‘jadi bahan omongan kok aku yang jadi sasaran?’ gumamku dalam hati. Semakin bingung dengan sikap Ibu.“Ibu jadi bahan omongan, kenapa nyalahin Rasti?” tanya Mas Riko yang juga terlihat bingung dengan sikap ibunya. Mata Ibu mendelik mendengar jawaban Mas Riko. Mungkin tak sesuai harapannya. Mungkin Ibu berharap Mas Riko marah-marah denganku.“Gara-gara Rasti cerita ke Bu Retno, jadi Bu Retno ngember ke Arisan!” deg, untuk kesekian kalinya jantung terasa ingin keluar dari tempatnya. Bu Retno setega itu? Mas Riko mengalihkan pa
Baca selengkapnya

Bab 16

“Astgfirulloh, Bu! Salah saya apa sama Ibu, kok sampe Ibu tega memfitnah saya seperti itu?” ucap Bu Retno dengan mata memerah dan tangan kanannya memegang dadanya. Ibu nampak gelagapan. Bingung hendak menjawab. Mas Riko melirik ibunya, yang tangannya masih meremas-remas ujung bajunya. Mungkin akan terbongkar sedikit demi sediki. Siapa yang sebenarnya bermuka dua? Dan Lika? Ada masanya juga, dia akan terbongkar. Hanya waktu yang bisa menjawab, cepat atau lambat.Ya, kami memang datang ke rumah Bu Retno. Untuk memastikan ucapan Ibu. Sebenarnya Ibu menolak mati-matian, tak mau diajak ke rumah, Bu Retno. Membuatku semakin yakin kalau ucapan Ibu hanya omong kosong. Untungnya Mas Riko maksa tetap ke rumah Bu Retno, untuk memastikan semua omongan Ibu. Semoga rencana Toni berjalan lancar satu persatu.“Kedua, jangan telan mentah-mentah semua omongan yang datang! Karena rambut sama hitam, tapi niat hati orang nggak ada yang tahu, baik Ibu bahkan Lika istriku sendiri, dicari dulu kebenaran.” Re
Baca selengkapnya

Bab 17

“Bu Retno, memang nggak gunjing Ibu waktu Ibu sudah datang, tapi, Bu Retno, gunjing Ibu sebelum Ibu dateng,” ucap Ibu dengan wajah melengos memandang pintu, seakan ingin cepat-cepat keluar. Masih berusaha membela diri, dengan asal menjawab. Bu Retno nampak terkejut mendengar ucapan Ibu. Wajahnya terlihat tak terima. Istigfar berkali-kali.“Kapan saya gunjing ibu? Apa perlu saya telfon semua teman-teman arisan ke rumah saya sekarang!” tantang Bu Retno. Ibu nampak terkejut, salah tingkah, duduknya sudah semakin tak nyaman. Aku mengangguk, menyetujui usul Bu Retno. Karena sangat geram dengan sikap mertua. “Nggak Usah, Bu! Nanti ibu saya akan semakin malu, dari sini saya cukup tahu dan bisa menilai, Maaf kan Ibu saya!” sahut Mas Riko cepat, dengan mengatur nafasnya. Matanya menunduk tak berani melihat wajah, Bu Retno. Mungkin Mas Riko Malu. Berkali-kali mata Mas Riko melirik ibunya. Seakan ingin mengetahui bagaimana reaksi wajah Ibu saat ini. Belum nampak wajah bersalah disana. Masih ter
Baca selengkapnya

Bab 18

Kejadian di rumah Bu Retno kemarin, membuat Mas Riko mau tidur sekamar lagi denganku. Walau hanya tidur satu kasur saling membokongi, tak ada kata romantis kayak biasanya, dan juga belum ada kata maaf, biarlah. Setidaknya keadaan berangsur membaik. Dia menuruti keinginanku waktu itu. Iya, dia menuruti keingananku untuk mencari bukti, kalau aku tidak memfitnah ibunya, yang tidak adil dengan menantu. Bukan menuruti keinginanku, kalau aku minta maaf dengan ibunya, berarti aku bukan istrinya lagi. Ternyata Mas Riko masih sangat mencintaiku. Tapi seperti itulah dia, seperti itulah cintanya.Bu Retno, memang sangat tidak terima dengan fitnahan Ibu. Berakhir akan mengundang semua teman arisan. Ibu juga nggak mau menjawab pertanyaan Bu Retno, yang merupakan syarat darinya. Mungkin ibu nggak mau anaknya mendengar langsung dari mulutnya, kenapa dia memfitnah Bu Retno? Aku nggak bisa bayangin bagaimana ributnya nanti, jika semua group mak mak arisan akan di undang. Pasti Ibu akan malu sekali. Se
Baca selengkapnya

Bab 19

Semakin hari, kurasakan perubahan Mas Riko. Dia semakin dewasa dalam menghadapi masalah. Memang pendewasaan akan berubah dengan sendirinya dengan adanya masalah. Setidaknya, dia sudah mempercayai ucapanku. Tinggal aku membuktikan, biar dia lebih mempercayaiku seratus persen. Tidak hanya mulutnya saja yang berucap percaya, tapi juga hatinya. “Rasti, mertuamu memang keterlaluan ya?” lamunanku buyar dengan ucapan, Mak Uki tetanggaku, seraya mendekat dan ikut duduk denganku. Aku memang lagi duduk di depan teras rumah.“Eh, Mak Uki. Ada apa, Mak?” tanyaku bingung. Karena memang aku tak pernah cerita apapun, masalah rumah tanggaku dengannya. Apalagi masalah Ibu.“Mertuamu viral loo, di pesbok, ada yang ngunggah.” Jawabnya dengan gaya rempong.“Viral?” tanyaku mengerutkan kening. “Ini loo.” Mak Uki menyodorkan Hp androidnya. Segera aku terima Hp Mak Uki, penasaran. Ibu viral kenapa?Mataku membelalak lebar melihat isi video itu. Video dimana Bu Retno mengumpulkan teman-teman arisannya. “I
Baca selengkapnya

Bab 20

“Silahkan, Bu Riko! Kemarin Ibu nggak mau menjelaskan, karena mungkin tak enak dengan Riko dan Rasti. Dan berakhir Ibu memilih saya mengundang teman-teman arisan, tolong di jelaskan sejelas-jelasnya, karena saya sangat tidak terima dengan fitnahan ini, saya tak enak dengan Rasti tentunya,” suruh Bu Retno lagi. Video itu masih mengarah ke ibu yang semakin pucat tak karuan.“Loo, kok ke Rasti? Emang kenapa dengan Rasti? Setahuku dia menantu yang baik,” entah siapa yang berkata seperti itu. Hanya terdengar suaranya saja. Karena yang merekam masih fokus ke arah ibu.“Iya? Bingung saya, Bu.”“Iya, sama.”“Ayo dong, Bu Riko jangan diam aja, kita udah bela-belain nyempetin waktu ke sini, dari tadi diem mulu.” Suara video amatir itu semakin riuh berisik. Sungguh aku sebenarnya kasihan dengan mertuaku. Tapi salah sendiri, kenapa sampai bawa-bawa nama orang lain, untuk menjalankan misinya.“Maafkan saya, Bu Retno!” tiba-tiba semua terdiam, memasang telinga untuk mendengarkan penjelasan Ibu.“S
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status