Home / Romansa / Kaya Setelah Dibuang / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kaya Setelah Dibuang : Chapter 121 - Chapter 130

193 Chapters

Sabar

"Maaf, Rin. Jangan dengarkan Kenzi, dia suka ngasal kalau ngomong. Tapi, intinya kami hendak kesana. Mas mau meminangmu, semoga kamu sudah memikirkannya.""Oh, iya. Baiklah, akan Arin sampaikan pada keluarga besar Arin kalau Mas Kai akan berkunjung ke rumah," jawab Arin."Baiklah, terimakasih, Rin. Mas tutup dulu telponnya. Sampai berjumpa besok, wassalamualaikum.""Waalikumsalam."Setelah panggilan terputus, Kaisar benar-benar membalas kejahilannya. Keduanya bahkan seperti anak-anak yang main jitak kepala sampai meringis menahan sakit."Ampun Den Bagus Kaisar, ampuni hamba yang ganteng ini," ucap Kenzi sambil tersenyum mengejek."Kalian ini, umur saja banyak. Kelakuan masih anak-anak, ya sudah Kai. Kamu antar Bude ke rumah temannya. Sekalian kamu pilih hantaran lamaran ke sana. Kenzi, kamu antar Pakde sama Mami ke rumah Eyang Simbok dan Paklik Kaderi. Kita harus pergi hari ini agar besok bisa pergi pagi ke Cilacap," ucap Gimin."Iya."Mereka pergi sesuai kebutuhan masing-masing. Kais
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

abaikan

*Happy Reading*"Bu, kita ke rumah Pakde ya?" ajak Arin."Kenapa? Kok tiba-tiba," tanya Narsih bingung."Mas Kai mau ke sini besok. Arin mau minta Pakde sama Bulik agar ikut menyambut kedatangan keluarga Mas Kai.""Apa? Kenapa mendadak gini sih? Apa nggak terlalu cepat, Rin?" ucap Narsih panik."Santai saja, Bu. Nanti Arin yang urus semua keperluan untuk menyambut keluarga Mas Kai. Makanya Arin main ke rumah Pakde. Mau tanya apa saja yang perlu disiapkan. Kemarin 'kan Pakde habis nerima lamaran buat Sekar, pasti paham lah.""Kamu yang mau dilamar, kenapa Ibu yang deg-degan? Masa kamu mau dilamar santai banget, Rin? Nggak cinta 'kah?" tanya Narsih heran."Lah. Arin kon kepriwen? Hore hore, jingkrak-jikrak? Atau senyum-senyum sendiri? Arin cinta, sangat malah. Namun, cara menggambarkan cinta Arin cukup bersyukur dan berbuat yang terbaik nanti untuk menyambut kedatangan Mas Kai. Lagian, Arin sudah pernah menikah. Jantungnya sudah normal, deg-degannya nanti kalau mau ijab.""Gitu ya? Ibu
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

saja

"Ohya? Syukurlah, Sekar memang cocok sama Mas Zidan. Satu pendiam, satunya cerewet," jawab Arin."Iya. Kadang hubungan memang butuh perbedaan, agar saling melengkapi. Betewe, calon suami kamu cerewet ya, Rin? Kamu kan sedikit kalem," tanya Faizal."Nggak. Pendiam malah, Arin aja kadang sampai bingung kalau lagi ngobrol sama Mas Kai. Dia tuhz tipe lelaki kulkas. Diem tapi ngangenin," ucap Arin keceplosan."Cie, ternyata mau jadi bininya si bos percetakan toh. Akhirnya, buka buku sendiri 'kan? Hm, sudah kuduga. Kamu itu nggak bisa rahasiaan sama Abang. Jadi, kapan mau nikahnya?"Akhirnya Arin terpaksa buka mulut. Akibat berbicara panjang lebar, dia keceplosan sendiri. "Nanti ya, Arin jelaskan. Ini dah mau sampai," ucap Arin menunjuk jalan bertuliskan nama A. Yani. "Oke. Akan Abang tagih ntar, awas kalau lupa.""Tenang, Arin ini bukan orang yang suka ingkar. Hanya kadang suka lupa-lupa ingat, maklum nikahnya dah mau dua kali. Pasti kalah sama yang belum sama sekali," ledek Arin."Ngec
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Insiden kecil

*Maaf jika banyak typoArin sudah sampai ke rumah Pakde Supri. Ternyata hari sudah sore dan kedua orangtua Faisal itu sudah pulang."Kok lama perginya, Rin?""Belanja setoko diborong semua, ya pasti lama. Faisal sampai lelah mengikuti ndoro ayu ini. Fai mau mandi ah, gerah."Faisal langsung nyelong saja dan masuk ke kamar untuk membersihkan badannya. Arin memilih duduk setelah lelah mengelilingi toko pakaian mencari model dan warna baju yang sama."Beli apa saja kamu, Rin?" tanya Narsih."Beli baju buat kita sekeluarga besok. Ada buat Pakde dan Bulik juga," jawab Arin."Pakde sudah dikasih tahu, Bu?" "Sudah, Rin. Pakde ikut senang mendengarnya. Sebagai pengganti ayahmu, Pakde siap menjadi saksi dan wali nikah nanti. Ohya, Agam sudah kamu kasih tahu?" tanya Pakde."Belum. Masih lamaran, Pakde. Besok saja kalau resepsi, jadi sekalian sama Mas Bayu dan Oma Opa Agam yang di Bandung.""Yakin, mau undang Bayu?" tanya Ratmi."InsyaAllah, Bude. Arin dan Mas Bayu sudah menjalin hubungan yang
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

kecil

Kedua orang mengantar Narsih dan Arin sampai ke rumahnya. Ketika pulang, Arin memberikan uang sebagai ucapan terimakasih tetapi mereka menolak. "Sudah, tak apa. Saya ikhlas, rezeki buat Bapak karena sudah mau menolong saya."Karena memaksa akhirnya mereka menerimanya. Setelah mereka pergi, Arin masuk dengan perlahan. Lukanya cukup perih dan Narsih sampai tak tega melihatnya."Rin, kakimu sakit banget ya? Jalannya sudah gitu," tanya Narsih."Lumayan. Mungkin karena kita pergi waktu menjelang maghrib kali ya?" tanya Arin."Lagi apes aja. Kita ke dokter saja?" tanya Narsih."Nggak usah. Nanti Arin bersihkan sendiri lukanya. Ibu nggak apa?" tanya Arin khawatir."Tak. Ibu hanya memar dikit di tangan dan lecet dikit. Nggak sakit kok, kamu ini yang justru mengkhawatirkan. Lukanya sampai begitu," ucap Narsih."Dah, nggak apa. Arin bisa mengurusnya. Kita sholat magrib dulu, ini sudah hampir habis waktunya," ajak Arin."Baiklah. Benar nggak apa, Rin?""Nggak. Ibu tenang aja," jawab Arin. Arin
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Kaget

Kaisar sudah tak sabar menunggu hari ini. Dari persiapan hantaran, hingga persiapan hal yang hendak diutarakan nanti, ia sudah mencoba menghafalkannya. "Wuih, calon penganten grogi amat. Sudah siap jadi imam?" seloroh Kenzi."Iya beginilah calon manten. Sekarang sedang grogi, semoga di sana nggak malu-maluin," timpal Pakde Gimin."Enggaklah. Bude mana? Apa sudah siap berangkat?" tanya Kaisar."Sudah, nunggu lagi ambil sesuatu di kamar. Kamu ke mobil dulu, Kai. Mobilnya biar Kenzi yang nyetir, kamu cukup duduk manis di depan sambil bayangin yang indah-indah," ucap Pakde Gimin."Bayangin indah-indah contohnya kayak apa, Pakde?" tanya Kenzi dihadiahi toyoran Kaisar."Masih kecil dilarang bertanya bayangan indah," ujar Kaisar tertawa kecil."Idih, emang bayangan indah itu kayak apa? Kakak ini yang nggak beres, otaknya perlu di servis ulang. Mentang-mentang dah mau nikah, mikirnya yang enggak-enggak," protes Kenzi. Kaisar hanya merangkul Kenzi dan membawanya ikut masuk ke mobil."Jangan s
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

pelan

“Bismillah.”“Ayo, masuk!” ajak Kanjeng Mami.“Assalamualaikum,” salam keluarga Kaisar.“Waalaikumsalam,” sambut Pakde Supri dan juga keluarga Arin yang lain.“Alhamdulilah sudah sampai, dari Purwokerto jam berapa?” tanya Pakde Supri.“Jam delapan tadi. Hanya nunggu keluarga kumpul,” jawab Kaisar.“Baiklah, silahkan masuk ke dalam. Maaf jika tempatnya sederhana begini,” sambut Pakde Supri ramah.Semua keluarga Kaisar masuk ke dalam rumah Arin. Di dalam ruangan ini, Kaisar sama sekali tak melihat Arin juga.“Maaf jika hanya disuguhi jamuan seadanya. Monggo, dipun dahar riyin, sambil istirahat. Pasti lelah perjalanan Purwokerto-Cilacap,” uap Narsih setelah membawakn jamuan bersama Ratmi dan Indah. Sambil menikmati suguhan dan memperkenalkan diri dari pihak Arin dan Kaisar, kini suasana kembali serius.Setelah dirasa cukup menikmati hidangan, Kanjeng Mami meminta Pakde Gimin langsung mengutarakan maksud kedatangn mereka.“Maaf sebelumnya, kami langsung saja mengutarakan maksud kedatangan
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Semua bisa

Kaisar mengemudikan mobilnya dengan cepat. Hatinya sangat tak tenang semenjak mendengar kabar Arin di rumah sakit. Saat mendapati ruangan Arin, dia orang yang pertama kali masuk ke dalam.“Rin.”Arin yang sedang mengobrol dengan Faisal menengok dan terkejut melihat Kaisar ada di ruangannya.“Mas?”Kaisar mendekat dan hendak memeluk Arin . Namun, Faisal menghalaunya.“Eits, belum muhrim. Nunggu sah dulu, Bang,” ujar Faisal. Kenzi yang baru masuk dengan Indah tersenyum mengejek melihat kelakuan kakaknya itu.“Hadeh, calon bini meriang, calon suami meradang. Sabar, Kak. Dunia belum akan berakhir,” ledek Kenzi.“Kamu kenapa nggak bilang kalau sakit, Rin. Mas khawatir,” ucap Kaisar.“Kok Mas Kaisar menyusul ke rumah sakit? Besok juga Arin pasti sembuh,” sahut Arin tanpa menjawab pertanyaan Kaisar.“Bang Fai, kita keluar saja yuk! Di sini kita jadi obat nyamuk saja. Biar Indah aja yang jadi pawangnya,” ajak Kenzi.Faisal mengangguk dan pergi keluar bersama Kenzi. Indah yang masih beraa di d
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

bisa

“Nggak nolak maksudnya,” imbuh Arin membuat Kaisar memeluk Arin dan menempelkan kepala Arin di dada bidangnya.“Mas, jangan begini,” ucap arin melepaskan pelukan Kaisar.“Maaf, Mas kelewat senang.” Arin tersenyum dan Kaisar mengambil cincinnya dan memasukan dalam jemari manis arin.“Arinda wulandari, hari ini Mas janji akan setia sehidup sesurga. Semoga kamu menjadi wanita pertama dan terakhir Mas,” ucap Kaisar.“Meleleh hati Adinda, Kang Mas,” kelakar Arin.Kaisar dan Arin tertawa bersama menampakan aura bahagianya. Bukan perkara mudah memang untuk menumbuhkan benih cinta diantara keduanya, mengingat Arin maupun Kaisar memang awalnya hanya sebatas partner bisnis dan juga asisten rumah tangga. Jodoh tak ada yang mengira, jika Arin yang dulu menghiba uang setiap hari pada Bayu kini bisa menikmati buah dari kesabarannya mengasuh Agam dan perjuangannya mengabdi sebagai istri Bayu. Mendapatkan lelaki sebaik Kaisar memang anugerah terbesarnya."Mas, cincinnya kamu udah kasih aku loh dulu,"
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

berkat Kenzi

*Happy Reading"Bisa nggak, Mam, dimajuin gitu seminggu saja jadwal nikahnya?" tanya Kiasar saat mengantar Mami pulang ke Rinjani."Nggak, sabar aja. Nanti juga bakalan sah kok jadi suami Arin.""Kak, kalau Mami nggak mau ajukan hari pernikahan biar Kenzi aja yang nikah duluan. Bisa?" tanya Kenzi."Nggak!!" jawab Kaisar dan Mami bersamaan."Kamu ini ngaco saja, Ken. Memangnya siapa calon kamu? Jangan bilang mau nikung Kakak sendiri," ujar Kaisar."Tadinya bercita-cita gitu, tapi sudah dapat kandidat baru. Lebih menantang dan juga istimewa," ujar Kenzi gagah dan percaya diri. Kanjeng Mami menoyor kepala Kenzi hingga anak itu tersenyum lebar."Jangan melangkahi kakakmu. Kalau sabar nunggu tahun depan, kalau nggak sabar ya nunggu gajah bertelur," sungut Kanjeng Mami."Yaelah, nunggu gajah bertelur lagi. Macam mana?" ucap Kenzi kesal."Ya, kalau jodoh kan akan datang dan tiba pada masanya, Mas Kenzi. Kalau sekarang mau nikah dan Tuhan memang menghendaki, manusia bisa apa? Toh, semua itu u
last updateLast Updated : 2022-09-01
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status