Tidak berselang lama, orang yang memakai mobil tersebut pun turun. Ryan, itu betul Ryan, tapi bersama dengan Rifat. "Tuh, kan, sudahlah, pagi ini kita langsung ke kantor, jangan percaya sama Ryan ya, Sayang, aku khawatir ia sekutu dengan Rifat." Mas Arlan mulai mundur dan putar balik, kami tidak jadi ke sel tahanan sebab ada Ryan dan Rifat di sana. "Iya, ternyata Ryan masih bersama Rifat, meskipun kita belum tahu yang kita lihat itu benar atau tidak, tapi aku nggak mau sampai kecolongan, berhati-hati itu penting," timpalku sambil mengarah ke jalan. Aku juga memberikan informasi ini pada papa yang belum berangkat ke Kalimantan, tentu ia akan resah dengan kabar ini karena orang terdekat kami itu tidak dapat dipercaya. Aku mengusap layar ponsel, bergeser ke arah pesan untuk memberikan informasi ini. [Pah, tadi kulihat Ryan bersama Rifat ke kantor polisi.]Pesan itu tidak langsung dibaca papa. Mungkin sedang sibuk mempersiapkan keberangkatan nanti siang. Sepanjang jalan, aku mempers
Baca selengkapnya