TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 29 (mantan kakak ipar cemburu?)"Loh, Pak, kok tidak berhenti? Itu rumah Dinda sudah terlewat," ucap Debi ke dua kali."Iya ..., aku tau," jawab pak Ridwan santai, dan tetap menatap kedepan menyetir."Bukankah agar tak bolak balik ya, Pak?" tanya Debi lagi."Sama saja, toh selesai pulang mengantarmu, aku juga lewat jalan ini, lagian malas sendirian selesai ngantar kamu, Deb.""I-iya, sih, tapi sepertinya Dinda sudah ngantuk tuh, sudah berapa kali kulihat ia menguap."Waduh, si rambut jagung perhatian juga. Meskipun aku duduk di bangku belakang, ia tahu aku menguap berulang kali."Benar, Pak Ridwan, aku ngantuk, sebaiknya antarin aku pulang dulu, Debi sepertinya belum ngantuk, mungkin mau jalan-jalan dulu." Kuperjelas ucapan Debi."Iya iya, Dinda benar tuh, Pak." He he, Debi setuju dengan ideku. Apa yang dimaunya kupelancar saja. Ini juga bisa penilaian bagiku terhadap pak Ridwan. Aku juga tak ingin berharap banyak."Kamu ngantuk kali 'kan, Din?" S
Terakhir Diperbarui : 2022-06-17 Baca selengkapnya