“Ruri. Ommu yang ganteng kemana?” tanya Winda sembari makan sate dengan begitu anggun mirip putri kerajaan, berbeda dengan Hanum yang terlihat cuek. Entah berapa puluh tusuk sate yang Hanum lahap. Dia seolah lupa orang di sekililingnya saking menikmati hidangan itu. Ruri yang memperhatikan guru bahasa arab itu mengernyitkan dahi.‘Aduh bisa-bisa dompetku jebol,’ katanya dalam hati.“Tenang, Ri! Dompetmu tidak akan jebol kayak tanggul. Bu Selin pasti mau bayarin,” sahut Hanum seolah bisa mendengar isi hati Ruri. Padahal dia bisa merasakan ditatap oleh Ruri. Ruri pun langsung tersentak.“Euh, Bu … tak apa aku yang traktir,” celetuk Ruri merasa ketahuan.‘Sialan, kok Bu Hanum tahu isi hatiku?’“Kenapa Ri?”Winda mendelik padanya.“Um, gak apa-apa Bu. Oh ya, silahkan kalau mau tambah satenya. Yang puas makannya! Kalau mau dibungkus atau take away juga boleh,” tawar Ruri dengan sedikit terkekeh.“Ri, aku mau ya dibungkus buat mamaku. Soalnya Mama lagi hamil ‘kan. Aku udah video call Mama j
Baca selengkapnya