Sri hanya menghembuskan nafasnya kasar, dia baru saja merebahkan tubuhnya di samping Nadhira saat bunyi telpon menganggunya satu jam yang lalu. Sri bangkit pelan-pelan agar Nadhira tidak terbangun. Memang, masih jam sembilan, tapi waktu di malam hari sangat berharga bagi Sri, dia sudah meninggalkan Nadhira seharian, dia juga cukup lelah dengan jabatan baru yang baginya tak begitu menarik. Ditambah lagi saat perkenalan, rata-rata dari mereka, malah mencibir dan berbisik-bisik. Sri yakin, besok, fitnah dan prasangka buruk akan menyebar di resto Nagoya milik Briyan."Mbak, bisa jaga Nadhira sebentar? Cuma lima belas menit, aku ada perlu." Kebetulan Susi belum tidur, dia masih duduk-duduk di beranda kossan sambil mengipas-ngipas dengan kipas sate."Ke mana?""Ini, pak bos ada perlu." Jawaban Sri setengah menggerutu."Baiklah! Jangan lama-lama, berbahaya, wanita secantik kamu laku kalau diculik dan dijual." Susi mencandai Sri. Sri tersenyum tipis."Deket kok, di kafe depan aja.""Ya, hat
Last Updated : 2022-09-05 Read more