Home / Romansa / Bekas Merah di Leher Istriku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bekas Merah di Leher Istriku : Chapter 61 - Chapter 70

84 Chapters

61

"Sri tidak seperti kebanyakan anak yang lain. Sri tidak mau diadopsi oleh siapa pun, alasannya karena dia tidak ingin berpisah dengan Bunda Alifa yang telah merawatnya selama ini. Anak itu, anak yang periang, cerdas dan menjadi kebanggan bunda Alifa. Sayangnya, dia tidak mau melanjutkan sekolah dan memilih untuk ikut membantu pekerjaan di panti asuhan ini. Sampai pada suatu hari, dia menemukan jodohnya," tutur bunda Ratmi. Marisa mendengarkannya dengan mata berbinar. Sesekali mengusap air matanya. Air mata haru."Kami ikut menyaksikan pernikahan Sri, walaupun tak ada pesta, kami yakin, Sri sangat beruntung, laki-laki sederhana itu terlihat begitu penyayang dan setia. Mereka sering berkunjung ke sini, kecuali setahun terakhir. Tak ada lagi.""Bisa saya minta alamatnya?" Marisa bertanya tak sabaran.***Sri mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah yang lebih cocok dinamai istana itu. Sebelum masuk ke gerbang yang begitu besar, mereka melewati jalan sepi yang diapit pohon Cemara di k
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

62

Sri menggeliat kemudian bangun dari tidurnya. Setelah shalat subuh tadi, dia kembali tidur mendekap Nadhira yang masih pulas. Hari Sabtu dan Minggu baginya begitu berharga. Di hari Sabtu dan Minggu ini lah dia bisa bermain sepuasnya dengan Nadhira. Wanita cantik yang masih muda itu bangkit menuju kamar mandi, melakukan rutual pagi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Hanya segelas susu dan selembar roti tawar, cukup untuk menambah energi pagi ini.Dia teringat akan nasehat Susi, bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan, kita yang menciptakan bukan dicari. Mungkin sebaiknya dia mencoba untuk berubah, berdamai dengan masa lalunya sendiri. Toh, kini hidupnya mulai nyaman, Nadhira sudah ada bersamanya, dan dia memiliki gaji yang lumayan.Tiiin! Bunyi klakson menarik perhatian Sri. Dia menyingkap tirai jendela. Dia lupa, ini jadwal Novan untuk berkunjung. Sri mengambil nafas, lalu melepaskan perlahan. Ini saatnya, seperti nasehat Susi, bagaimanapun Novan adalah ayah dari anaknya."S
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

63

Sri berlari di lorong rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari Briyan bahwa ayahnya masuk rumah sakit tadi malam, Sri tak menunggu lama. Dia langsung meminta Novan kembali mengantarnya pulang. Sri membuka pintu ruang perawatan, dua pasang mata di sana, sama-sama menatap ke arahnya. Sri menata nafasnya, ada senyum lega terukir di bibirnya, melihat Hans sudah tampak membaik. Dia duduk bersandar di tempat tidur rumah sakit, sambil mengunyah buah yang disodorkan Briyan."Bagaimana keadaan Anda, Tuan?" tanya Sri tulus, dia meletakkan rantang berisi makanan yang sengaja dibuatnya sendiri. Baginya, Hans adalah pahlawan yang sangat berjasa."Aku sudah lebih baik, sebenarnya aku ingin pulang, namun bosmu menahanku di sini lebih lama." Hans melirik Briyan yang masih menampakkan wajah tak habis pikir."Syukurlah! Ini, mungkin tak seenak steak buatan Anda. Tapi saya memasaknya dengan sungguh-sungguh!" Sri membuka rantang, wangi rempah tercium menggoda."Apa itu?" tanya Hans penuh minat.Sri ter
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

64

Sri mengerutkan keningnya, ada apa Novan datang lagi hari ini, bukannya ini belum waktunya dia berkunjung. Dia tau, hari ini memang tanggal merah sehingga karyawan diliburkan, tapi ini baru dia hari. Paling cepat dia akan berkunjung seminggu setelahnya."Mas?" Sri memandang pria itu, senyum mengembang di bibirnya. Ramah, sangat ramah."Hai!""Silahkan masuk!" Sri memberi jalan, dia masih menyimpan tanda tanya. Banyak perubahan dia lihat dari laki-laki itu, tapi dia enggan menanyakannya."Mau minum apa, Mas?""Air putih saja, aku baru saja minum kopi." Novan langsung mengeluarkan Nadhira dari Baby Walker. Dia mencium pipi gembul Nadhira berkali-kali. Bayi itu, menatap polos ke arahnya dengan matanya yang bening bulat. "Anak papa sekarang udah berat, ya!" Novan mencubit hidung kecil itu, sesekali mencium Nadhira gemas. Sri melirik, ada angin apa, pria itu bisa berubah secepat itu."Kamu nggak kerja?""Saya dapat libur di tanggal merah, Mas," sahut Sri sambil meletakkan air putih di at
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

65

Wanita ini, masih saja sesenggukan di pelukannya. Briyan diam mematung tak berkutik. Tanpa disadari, Sri telah mengungkapkan masa lalunya yang kelam. Briyan ikut merasakan bagaimana kesedihan wanita itu, semua yang serba kebetulan ini membuatnya penasaran. Apa benar dia memiliki saudara kembar sehingga Sri sering kali menggila jika mulai berhalusinasi.Tangis wanita itu berhenti, berubah dengan nafasnya yang memberat, Briyan merasakan jemari wanita itu sudah berhasil membuka kancing kemejanya yang paling atas, lalu Briyan merasakan hidung mancung Sri telah merambat ke sisi lehernya. Ini tak bisa dibiarkan."Sadarlah! Aku bukan mantan suamimu!" Briyan mengguncang tubuh Sri, awalnya pandangan sayu itu berubah bingung, lalu matanya membola. Sri kembali terhempas ke dunia nyata, dia menutup mulutnya, wajah putus asa itu begitu menyedihkan. Tanpa pikir panjang, wanita itu memungut tasnya lalu berlari meninggalkan Briyan.Briyan mengacak rambutnya, apa yang terjadi di luar nalar, bagaimana
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

66

Masa lalu, adalah sekelumit takdir yang tak bisa diubah. Rasa sakit, rasa kecewa dan pahit yang tak bisa dijabarkan dengan kata-kata, namun hanya bisa dikenang sebagai pembelajaran. Manusia hanya bisa merencanakan masa depan tanpa bisa mengubah masa lalu.Setiap orang ingin terlahir sempurna, ingin punya kehidupan yang bahagia. Namun, hidup tidak semudah itu. Manusia memiliki ujiannya sendiri-sendiri, karena kesempurnaan itu hanya ada di surga.Dua wanita yang berbeda usia, tapi memiliki kemiripan yang tak bisa dipungkiri. Saling duduk berhadapan tanpa berbicara sepatah kata pun. Jika Marisa menatap Sri penuh cinta, lain dengan Sri yang membalas tatapan itu dengan dingin.Sri yang tadi baru datang setelah belanja kebutuhan pokok untuk seminggu, langsung dipeluk penuh kejutan oleh wanita asing yang sama sekali tidak dikenalnya. Sri hanya tertegun tak berdaya saat wanita baya yang cantik itu hanya menangis sambil mengusap pipinya berkali-kali.Bahkan setelah dua puluh menit berlalu, bel
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

67

Sri menghela nafas sesaat sebelum mengetuk pintu ruangan Briyan. Terdengar sahutan dari dalam. Briyan tengah fokus dengan komputernya tanpa melihat siapa yang datang."Anda sibuk, Pak?""Oh, kamu, Sri." Laki-laki itu langsung memandang ke arah Sri. Wajahnya tampak pucat."Aku memeriksa laba cafe akhir Minggu ini, dan ... Yah! Sedikit menurun, sejak berdirinya resto baru yang berada tepat di depan gedung kita. Banyak juga pelanggan kita yang mulai beralih ke sana karena di sana menawarkan harga menu yang lebih murah.""Saya tutur prihatin, Pak," ucap Sri tulus. Dia memang mengamati, beberapa hari belakangan, resto tidak seramai biasanya. Kalau hari biasa, para koki dan pelayan tak sempat duduk sejenak karena banyaknya pembeli yang datang.Briyan tersenyum tipis, kemudian dia melonggarkan dasinya dan membuka kancing paling atas, dia merasa tercekik. Sejujurnya, dia merasa tidak sehat, sudah lama dokter menganjurkannya untuk berhenti minum kopi karena masalah lambung yang dideritanya. Aka
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

68

Entah apa yang membuat Sri refleks menangkap tubuh besar Briyan, Briyan tak jadi terjatuh membentur lantai, sebaliknya Sri yang terhuyun dan ambruk tak siap menahan berat badan pria itu. Sri bahkan merasakan tulang sikunya ngilu saat terbentur dinginkan lantai granit itu. Sri tak menghiraukan hal itu, dia kemudian bangkit sambil memberi jarak pada Briyan, sementara pria itu berusaha bersandar ke dinding. Dari tadi Sri mengamati ada yang tak beres dengan pria itu, tapi dia tak berniat untuk bertanya secara langsung."Kepalaku pusing!" keluhnya, Briyan memejamkan matanya, keringat menetes satu-satu dari keningnya.Sri yakin, pria itu tengah demam, buktinya dia sempat merasakan tubuh Briyan terasa panas. Insiden jatuh berhimpitan itu bukanlah hal yang romantis, itu murni ketidak sengajaan dan pertolongan refleks pada Briyan."Tubuh Anda panas, Pak. Tunggu sebentar! Saya akan ambilkan Anda minum, Pak! Sebaiknya Anda pulang! Anda tengah demam. Anda perlu istirahat." Sri bangkit dan bergeg
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

69

Sri melirik ruangan Briyan yang hanya disekat dengan kaca tebal kedap suara, dia memiringkan kepalanya untuk melihat lebih jelas di balik kaca itu. Mata Sri menangkap tas laki-laki itu sudah bertengger manis di atas meja kerjanya. Artinya pria itu sudah masuk kerja saat ini. Padahal belum dua hari, Briyan memang gila kerja, atau memang dia sembuh lebih cepat dari apa yang Sri duga."Mencariku?" Tiba-tiba suara berat mengalun di telinga Sri."Astagfirullah, Pak?" Sri membarut dadanya kaget, tiba-tiba saja Briyan muncul dari belakang dan berbisik dari balik bahunya, sehingga dia merasa bulu halus di sepanjang lehernya meremang. Dia bahkan sampai menabrak dada pria itu saat berbalik tiba-tiba. Wajah kaget Sri bertemu dengan wajah kekanak-kanakan Briyan. Sejenak Sri melihat, pria itu tengah tebar pesona padanya. Buktinya senyum lebarnya belum surut.Wajah pria itu terlihat lebih segar, seperti biasa, senyum jenaka yang menjadi ciri khasnya sudah terbit manis di bibirnya itu. Dia terlihat
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

70

Perjalan menuju pantai yang dituju ternyata cukup melelahkan. Hampir empat jam perjalanan dengan bus. Bus pariwisata sengaja disewa untuk membawa karyawan yang cukup banyak. Ada tiga bus yang berangkat selepas Maghrib. Mereka rata-rata dijemput dari tempat tinggal mereka masing-masing yang masih berada di sekitar pusat kota Semarang.Mereka bertolak dari kota Semarang jam tujuh malam dan sampai jam setengah dua belas malam. Bus langsung membawa mereka ke penginapan yang sudah dipesan sebelumnya. Satu kamar diisi tiga orang, hanya orang-orang tertentu yang menempati kamar sendiri. Termasuk Sri yang menjabat sebagai menejer. Setidaknya saat mereka sampai di malam hari, lelah diperjalanan bisa langsung diganti dengan tidur sampai pagi.Susi membawa dua koper berukuran sedang, sedangkan Nadhira telah tidur pulas setelah sempat rewel karena bosan. Setelah disusui, bayi cantik itu tidur dengan nyaman."Kamar Mbak, tepat di samping kamar aku," kata Sri memberikan kunci kamar pada Susi. Wani
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status