Home / Romansa / Bekas Merah di Leher Istriku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bekas Merah di Leher Istriku : Chapter 31 - Chapter 40

84 Chapters

31

Hujan petir, Aryo menerobos hujan dan memasukkan motornya ke dalam rumah. Siang mulai beranjak menuju sore. Dari pagi hujan gerimis mulai turun, namun menjelang sore malah semakin lebat dan diikuti petir serta angin kencang.Baju yang basah kuyup dilepas oleh Aryo, diganti dengan kaos hitam pas badan."Kalau begini lebat, bisa-bisa banjir nih, Yo." Mang Ujang muncul dari kamar. "Jangan sampai lah, Mang. Kita doakan hujan cepat reda." Aryo menggosok rambutnya dengan handuk."Kalau begini, aku bakal nginap lagi di kontrakanmu, nggak apa kan?"Aryo tersenyum."Nggak apa-apa kok, saya malah senang. Ada teman ngobrol."Mang Ujang menutup pintu masuk, karena angin membawa hujan berembus kencang masuk ke dalam rumah."Kapan jadinya?""Apanya, Mang?""Nikahnya, kamu sama bos besar." Mang Ujang memang sudah mendapat cerita dari Aryo, karena pria tua itu sebagai teman curhat laki-laki gagah itu."Oh, itu. Dua Minggu lagi.""Alhamdulillah, niat baik bagusnya disegerakan, Yo.""Iya, Mang."Mang U
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more

32

Tangannya bergetar, bahan tempat meletakkan kunci pun masih sama. Dia membuka pintu pondok dengan hati yang sesak."Dari mana, Dek. Kenapa lama sekali, mas menunggumu, mas kangen." "Ah! Mas, baru aja ditinggal dua jam, pengajiannya seru." "Benarkah?""Bisa cerita sama mas?""Ah, aku malu.""Loh, kenapa?""Pengajiannya agak sensitif, nggak mau ah.""Ayolah, Dek!""Kata ustadz, melayani suami itu banyak banget pahalanya, bahkan kalau menghidangkan air putih dengan ikhlas, bakal dihitung mendirikan seribu rakaat shalat Sunnah.""Benarkah?""Hmm, terus....""Terus apa?""Katanya kalau melayani suami di tempat tidur di malam Jum'at, bahkan pahalanya sama dengan berjihad melawan seribu orang Yahudi.""Wah, berarti udah berapa banyak yang kita bunuh, Dek?""Mas, jangan tanya gitu, kan aku malu.""Mas kan cuma tanya.""Ya, nggak bisa dihitung Lo mas.""Ya udah, mas mau bunuh Yahudi terus.""Mas ini, kesempatan. Kan seribu yahudi itu kalau malam Jumat, ini siang hari mas, Minggu pula.""Angg
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

33

Mbak Lusi, menatap Aryo penuh tanya. Namun, tidak ada satu kalimat pun terlontar dari mulutnya. Walaupun hatinya dilanda penasaran."Ini ditaruh dimana Mas?" Mbak Lusi menyodorkan pakaian basah milik Sri. Sri sekarang tengah memakai daster batik bewarna ungu muda, begitu kontras dengan kulitnya yang pucat."Sini! Biar saya yang naruh di kamar mandi. Makasih ya Mbak.""Sama-sama, Mas. Hmm, kalau boleh tau, siapa ini Mas?" Lusi tidak bisa menahan rasa penasarannya. Karena tempo hari, dia melihat wanita yang berbeda mengunjungi Aryo."Dia mantan istri saya." Aryo menjawab lesu."Oh, maaf," jawab Lusi tidak enak. Baru dia tau, Aryo seorang duda, dia sempat merasa suka pada Aryo, namun sejak dia melihat Brenda berkunjung, hatinya pupus sudah. Lusi mundur teratur, dia tidak mungkin bersaing dengan Brenda. Apalah daya, dia hanya karyawan toko yang sudah berumur banyak."Nggak apa-apa, Mbak.""Kalau gitu, saya pamit ya." "Iya, Mbak. Makasih sekali lagi." Aryo tersenyum dan mengantar Mbak Lus
last updateLast Updated : 2022-07-21
Read more

34

"Sah!" Jawaban serentak memenuhi ruangan besar itu. Aryo melepas nafas lega, sedangkan Brenda menangis haru. Mama papanya mengucapkan syukur berkali-kali. Doa yang dilantunkan oleh pak penghulu, diaminkan sepenuh hati oleh sepasang penganten baru itu.Aryo menatap lembut Brenda. Wanita yang kini telah menjadi dunia baru untuknya. Mencium kening wanita itu yang tampil sederhana dengan make up seadanya. "Jangan menangis!" Aryo mengusap air mata haru yang mengalir di pipi Brenda. Tangis Brenda semakin hebat. Bahkan saat Aryo merengkuhnya dalam pelukannya."Diamlah! Kau bisa berubah jelek jika matamu bengkak." Aryo menggoda Brenda. Sapaan resmi berupa "Mbak" sudah dihilangkan oleh Aryo.Brenda memukul pelan dada Aryo. Bahagia yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata."Jangan mengendus, Mas mu belum mandi sore. Jakarta musik hujan.""Kau tidak bau." Brenda merajuk."Nggak boleh panggil "kau". Mulai detik ini panggil "Mas". Nanti jadi istri durhaka, mau?" Aryo menggoda lagi.Brenda mengg
last updateLast Updated : 2022-07-22
Read more

35

Matahari mengintip malu-malu, melalui celah gorden yang tersibak ditiup angin. Sepasang manusia yang baru saja mengesahkan pernikahan mereka semalaman membuat ke duanya merasa lelah.Brenda bangun, tersenyum malu. Tubuhnya terasa remuk. Namun, dia harus bangkit untuk kembali mandi dan menyiapkan sarapan.Satu yang diketahui Brenda, Aryo adalah laki-laki tangguh yang tidak bisa dijelaskan. Dia begitu mahir menerbangkan Brenda ke atas awan dan memberi kenikmatan halal yang telah mereka cicipi. "Sudah bangun?" Aryo ikut terganggu dan membuka matanya. Selepas shalat subuh, mereka memutuskan untuk "tidur" kembali. Hujan semalaman bahkan sampai pagi sangat mendukung suasana malam temaram untuk mereka."Udah, Mas." Brenda menunduk. Laki-laki itu berhasil membuat dia tidak percaya diri untuk membalas tatapan mautnya."Mas mau dibuatkan apa?""Memangnya kamu bisa masak, nggak biasanya seorang bos besar mau bertungkus lumus di dapur."Brenda mengerucutkan bibirnya."Asal mas tau aja. Aku perna
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more

Sesion 2 ( 36 )

Apa yang lebih indah dibanding cinta. Saat gubuk menjadi istana, hidup ditemani tawa. Dan apa yang paling membuat menderita, saat setiap detik hidup bagai neraka, hembusan nafas menjadi siksa. Tidak ada derita melebihi derita karena cinta.Dia, pernah menjadi manusia paling bahagia di dunia, dan juga pernah menjadi orang yang paling menderita, nyaris ingin mati.Kesalahannya, penyesalannya, hanya debu yang tak berharga. Saat semua sudah terlambat, dia tinggal memutuskan hidup atau mati.Hujan rintik mengguyur kota Jakarta. Dia berusaha mempertahankan payungnya yang dilanda angin, tubuh ringkihnya bertarung dengan kuatnya angin. Bahkan, rok selututnya basah terkena air hujan.Seperti biasa, dia akan pergi pagi dan pulang sore hari. Mencoba bekerja sendiri mengais rezeki untuk menghidupinya.Dia mendesis, saat telapak sepatunya telah menganga. Benar, dia butuh sepatu baru.Dia pernah mencoba menjadi sangat miskin, dan menjadi sangat kaya. Dan sekarang sendiri mencoba membangun hidupnya
last updateLast Updated : 2022-07-26
Read more

37

Sri menata bunga mawar di dalam pot-pot yang sudah ditata sedemikian rupa. Matanya tertuju pada mawar bewarna putih, dari sekalian bunga, mawar putih sangat disukainya. Senyum tipis terukir di bibirnya. Di ambilnya satu tangkai bunga itu kemudian didekatkan ke hidungnya. Rasanya begitu menyenangkan, aroma lembut bunga memenuhi penciumannya."Permisi!"Sri menoleh, pria itu lagi. Wajah kelewat ramah, senyum jenaka yang cerah secerah matahari pagi. Sri baru tau, ada orang yang hampir sama persis dengan Aryo. Akan tetapi, mereka memiliki sifat yang berbeda."Ada yang bisa dibantu?" tanya Sri datar. Dia tidak munafik, ada dentuman di hatinya, akan tetapi setelah menyadari dia bukanlah Aryo, dentuman itu pergi begitu saja."Oh, itu. Saya ingin punya bunga yang tidak biasa.""Bunga yang tidak biasa?" Kening Sri berkerut. Sungguh, dia tidak pernah mendengar nama itu."Maksud saya, yang agak unik, jarang dicari orang, jarang disukai orang."Sri menemukan senyum jenaka itu lagi, menurutnya, pr
last updateLast Updated : 2022-07-29
Read more

38

Batang padi meriap, saat angin meniup dari Utara. Padi menguning itu, menandakan bahwa sebentar lagi musim panen akan tiba.Sebuah pondok kecil yang berlantai bambu, berukuran dua kali dua meter, berdiri kokoh di pinggir sawah. Pondok itu sengaja dibuat untuk tempat beristirahat para petani yang menggarap sawah di sekitar pondok.Tampak dari dekat, sepasang suami isti tengah beristirahat selesai memakan bekal makan siang mereka. Laki-laki yang tengah mengusap keringatnya dengan lengan baju, sementara wanita dengan rambut berkepang dua tengah menyusun rantang bekal yang sudah kosong."Mas," siapanya lembut. Laki-laki yang sebenarnya gagah itu mengalihkan perhatian dari pemandangan padi yang menguning ke wajah ayu di sampingnya."Apa, Dek?" Dia mengusap pipi mulus istrinya penuh kasih."Sudah empat tahun kita menikah, Mas. Aku belum berhasil memberi mas seorang anak."Pembahasan itu lagi, laki-laki yang tak lain adalah Aryo itu tersenyum."Sini! Mas peluk!" Dia merentangkan tangannya, d
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

39

Dua puluh sembilan tahun yang lalu."Berikan bayi itu padaku!" Suara besar pria itu menggelegar, menggema memenuhi rumah besar yang hanya diterangi cahaya redup. "Tidak!" jawab wanita muda yang semakin menggendong erat ke dua bayinya. Ke dua bayi itu menangis hebat karena takut dan terkejut. Sudah dipastikan, mereka bayi kembar identik."Berikan kataku!" Pria itu merampas dua bayi yang masih berumur empat bulan tersebut dengan paksa. Berhasil, bayi itu pindah ke tangannya."Jangan! Jangan ambil anakku! Hanya dia yang kumiliki saat ini, Ayah!" Wanita muda itu histeris. Dia mencoba menggapai dua bayi yang semakin menangis di pangkuan ayahnya. Semakin mencoba, dia gagal berulangkali."Anak haram ini, tidak pantas berada di keluarga ini. Aku harus melenyapkannya sebelum orang-orang tau. Aku sudah menyuruhmu menggugurkannya, namun apa yang kau lakukan, jika tidak bisa membanggakan keluarga, setidaknya jangan buat kami malu!""Jangan, Ayah! Jangan lakukan sesuatu yang buruk pada anak-anakk
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

40

Briyan melemparkan kaleng minumannya secara asal, bahkan benda yang sudah menjadi sampah itu menggelinding tidak masuk ke dalam tong sampah. Sudah cukup lama, perdebatan tak berujung itu belum membuahkan hasil. Di depannya, seorang pria berambut tembaga, dengan wajah mulai keriput tetapi tetap menampilkan wajah masa mudanya yang rupawan. Pria itu tengah menatap gedung pencakar langit di depannya sambil melipat tangan. Pandangannya kosong, gurat sendu nampak di wajahnya yang mulai menua dimakan usia."Aku menyukainya, Dad!" Briyan kembali mengulang kalimat itu.Laki-laki yang dipanggil "dad" itu menoleh. Menatap datar sang anak yang menautkan erat jemarinya. Dia, sangat membenci kalimat yang baru didengarnya barusan."Suka bukan berarti cinta, kau perlu memahami dua perkataan itu sebelum gegabah mengambil sikap. Aku tak melarangmu untuk menikah, tapi, wanita itu tidak termasuk dalam kategori."Briyan mulai habis kesabaran, upaya membujuk sang Daddy masih juga tidak berhasil."Aku haru
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status