Home / Romansa / Bekas Merah di Leher Istriku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Bekas Merah di Leher Istriku : Chapter 21 - Chapter 30

84 Chapters

21

Sudah lima belas menit, tatapan tajam Novan seakan menguliti Sri hidup-hidup. Wanita itu meremas jari-jarinya takut. Tak ada tatapan lembut dan manis seperti biasanya, Novan yang berada di depannya adalah laki-laki yang berbeda. Dingin dan terkesan tak peduli."Seseorang memukuliku di rumahku sendiri, dengan penutup wajah dan sikapnya yang bar-bar. Siapa dia? Apakah dia kekasihmu? Dia mengatakan kau hamil, meminta aku bertanggung jawab. Bagaimana aku bisa menjamin, bayi yang ada di perutmu adalah anakku, sementara kita sama-sama tahu, kau ... Sudah tak perawan."Tajam, kejam, tak berperasaan, itulah Novan yang ada di depannya saat ini. Begitu tak bernilainya Sri saat ini. Wanita itu hanya tertunduk mengusap air matanya kasar. Dia tak mengharapkan apa-apa. Semuanya tak lagi berguna baginya. Mungkin mati lebih baik, dari pada kehilangan Aryo."Berapa? Berapa usia kandunganmu? Seharusnya kau mencegahku saat itu." Novan mengusap wajahnya kasar.Jika tadi Sri diam saja, saat ini dia sudah
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more

22

Setahun kemudianSeorang wanita, menatap nanar hidangan di meja makan yang sudah ditata sedemikian rupa. Wajah cantiknya kelihatan sendu, beberapa kali dia memandang jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya.Derap langkah sepatu mengalihkan perhatiannya, seperti biasa, pria itu pulang dalam keadaan kacau. Dasi sudah terlepas dari lehernya, lengan bajunya digulung sampai siku."Mas?" Wanita itu bangkit, menyambut kedatangan suaminya."Sudah ku bilang berulang kali, tidak usah melakukan ini, tidak usah menungguku pulang. Tidak usah terlalu baik. Karena kita tau, dua bulan lagi, kita akan segera bercerai."Laki-laki itu adalah Novan, dan sang wanita adalah Sri. Benar, sudah sebulan pernikahan mereka, tepat setelah dua bulan kelahiran anak mereka. Namun, pernikahan yang mereka jalani bukan seperti orang pada umumnya.Di awal dulu, Novan menolak bertanggung jawab. Tapi entah kenapa, setelah anak itu lahir, Novan mengajaknya menikah secara mendadak."Mas, biarkan aku melaksa
last updateLast Updated : 2022-07-04
Read more

23

Rambut panjangnya terurai melewati punggungnya yang ramping. Gaun malam yang melekat pas di tubuhnya menambah kecantikan yang sempurna. Sayangnya, bibir yang dipoles lipstik warna nude itu tampak terkatup rapat. "Singkirkan semua makanan ini, Bik!" perintahnya dingin pada wanita tua yang berdiri di belakangnya. Meja makan sudah dipenuhi oleh hidangan makan malam."Tapi, Nya, saya disuruh melayani nyo nya selama di sini.""Saya akan pergi, Bik." Wanita itu mengambil tasnya dan melangkah meninggalkan rumah."Kemana nyonya malam-malam begini?" Seorang wanita muda yang tengah mengendong bayi perempuan di tangannya. "Nggak tau," jawab wanita yang dipanggil 'Bik' oleh Sri."Kasian kamu, Nona kecil. Ayahmu yang tidak perhatian dan ibumu yang tidak peduli.""Sudah waktunya nona kecil tidur.""Iya, Bik."Sementara itu, mobil yang dikendarai Sri meluncur kencang membelah malam. Apa yang ada didalam hatinya? Kosong. Dia bagaikan jasad tanpa roh. Tidak ada lagi kebahagiaan, tak ada lagi tawa,
last updateLast Updated : 2022-07-08
Read more

24

Jangan tanya, betapa buruknya mood Brenda saat ini. Terkadang dia berfikir untuk berhenti berjuang dan menyerah. Namun, hatinya tidak mau mengalah, dia merasa masih ada harapan baginya bahwa Aryo akan membalas cintanya.Setelah mandi, Brenda merasa tubuhnya segar. Seperti biasa, sebelum tidur dia akan memeriksa laporan keuangan terlebih dahulu.Perhatian Brenda teralihkan saat bel berbunyi, Brenda melirik jam dinding, jam sebelas malam, siapa yang bertamu malam-malam begini.Pintu dibuka, Novan berada dihadapannya dalam keadaan kusut. Dia masih menggunakan seragam kantor yang dipakainya tadi pagi."Ini sudah larut, kenapa ....""Aku tau," Novan mendorong Brenda masuk."Aku mau istirahat, aku sedang tak ingin membicarakan masalah kantor sekarang."Novan yang sudah duduk di sofa menatap Brenda sengit."Apakah jika kita bertemu, yang dibicarakan harus urusan kantor?" Novan memencet remote dan mengacak tombol sesuka hatinya."Lalu, apa yang kau ingin katakan." Brenda duduk di sebelah Nova
last updateLast Updated : 2022-07-09
Read more

25

Dua orang manusia, memandang ke objek yang sama, bayi mungil yang umurnya baru hitungan bulan. Bayi cantik itu tertidur lelap setelah semalaman melawan demam tinggi dan kejang-kejang. Sepanjang malam, bayi kecil itu menangis, dan tertidur selepas subuh.Mereka adalah Novan dan Sri, belum ada yang membuka suara, semenjak kedatangan Novan jam tujuh pagi. Perang dingin masih terjadi di antara mereka."Kenapa wajahmu, Mas?" Sri bertanya tanpa melihat Novan. Hatinya saat ini tengah campur aduk. Tapi, dia selalu melihat wajah Novan yang babak memar."Seseorang telah memukuliku, parahnya, dia adalah satpam yang dulu pernah bekerja di pabrik. Aku akan buat perhitungan dengannya."Sri tersentak, "Apakah dia, Mas Aryo?""Mas? Kau mengenalnya?"Mulut Sri terkatup rapat. Lalu dia memandang jauh ke luar jendela."Banyak hal yang belum aku beritahu padamu, Mas. Bahwa, aku pernah menikah. Bahkan saat kau mendekatiku, statusku saat itu masih seorang istri."Seperti petir di siang bolong, Novan sanga
last updateLast Updated : 2022-07-11
Read more

26

Sri berjalan mondar-mandir di kamarnya. Ucapan dokter anak tadi pagi terngiang-ngiang di telinganya. Dia memang bukan ibu yang baik, sejak awal dia tidak menginginkan anak itu, namun Tuhan berkata lain sehingga anak itu berhasil lahir ke dunia setelah percobaan menggugurkan gagal berulangkali."Kenapa mondar-mandir terus, kau membuatku tak bisa tidur." Novan melirik Sri dengan wajah kurang senang.Sri diam saja, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri. Lalu, dia memulai percakapan."Nadhira, namanya Nadhira." "Aku tau, tak perlu kau ingatkan." Novan merebahkan lagi tubuhnya, membelakangi Sri."Dia anak kita, seratus persen anak kita." Sri menggigit kukunya. Suaranya berubah serak. Sedangkan Novan menunggu kalimat yang akan keluar selanjutnya. Tak biasanya Sri membahas bayi itu."Bagaimana perasaanmu, Mas? Apa sama dengan perasaanku, selama ini kau tak pernah menggendongnya. Selain memiliki ibu yang buruk, dia juga memiliki ayah yang tidak bertanggung jawab.""Apa maksudmu? Selama ini a
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

27

Bukan tempat makan yang biasa dikunjungi Brenda. Hanya seperti warung tenda, yang beratap terpal dan memakai kursi plastik. Tidak ada meja, orang yang makan di sana hanya memegang piringnya masing-masing tanpa meja makan.Jangan ditanya, warung terpal itu sesak pengunjung, hanya tersisa tiga kursi plastik dan itu pun paling pojok.Kehadiran Brenda jadi pusat perhatian, sebagian takjub dan sebagian lagi kagum. Bagaimana seorang wanita yang memiliki penampilan dan paras bak artis bisa nyasar ke warung kaki lima tersebut."Kita duduk di sana, Mbak!" Aryo menarik tangan Brenda tanpa sadar. Brenda tersentak, selama ini Aryo tidak pernah menyentuhnya. Entah kenapa, debaran itu kembali muncul di jantungnya.Namun, satu yang disadari Brenda, tatapan genit dan nakal sebagian preman yang mangkal di sana, menjadi terhenti. Mungkin setelah menyadari bahwa dia bersama laki-laki yang lengannya tak kalah besar dari lengan mereka."Tempatnya memang seadanya, tapi saya yakin, saat mbak mencoba makan s
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

28

Apa yang terjadi selanjutnya, Brenda kesusahan menelan nasi goreng setannya, bahkan ini lebih mendebarkan dari pada sidang Disertasi yang pernah dijalaninya. Brenda mengutuk tangannya yang bergetar memegang sendok. Memalukan.Aryo tersenyum simpul. Wanita dewasa seperti Brenda, ternyata tidak seperti penilaiannya. Dia mengira, Brenda yang biasa tinggal di luar negri, memiliki pergaulan luas, adalah wanita berpengalaman dalam menjalin hubungan dengan pria. Tapi, lihatlah betapa gugupnya wanita itu sekarang. Dia menghembuskan nafas berkali-kali."Aku kenyang." Brenda meletakkan sendoknya pasrah. Dia bahkan tak berani menatap Aryo."Nasinya masih banyak, Mbak.""Sumpah! Aku kenyang.""Baiklah,""Berkaitan dengan ucapanmu tadi, aku akan menjawab. Aku bersedia.""Mbak tidak harus menjawab sekarang. Pikirkan dulu, dan yang paling penting, Mbak minta pendapat dulu kepada orang tua Mbak. Yang menikah itu bukan hanya kita, orangtua Mbak akan menjadi orangtua saya juga nantinya.""Orangtuaku su
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

29

Tidak ada kata terucap dari dua mulut manusia dewasa itu. Novan terpekur, Sri termenung. Mereka sudah merencanakan perpisahan, akan tetapi dengan kehamilan Sri yang ke dua ini, apakah niat itu bisa kembali terlaksana?"Sekarang bagaimana?" tanya Sri kemudian, dia menatap Nadhira, Nadhira kembali terlelap, kondisinya sudah mulai membaik. "Aku juga tidak tau." Novan pasrah."Haruskah aku menggugurkannya, Mas?""Orangtua macam apa kalian?" Novan dan Sri tersentak. Entah bagaimana, mama dan papa Novan sudah muncul di pintu masuk. Wajah mamanya menegang menahan marah. "Ma, pa? Kenapa tidak mengabari kami terlebih dulu akan ke sini?" Novan tergagap."Dan membiarkan kekonyolan kalian meraja lela? Mama nggak ngerti, apa yang ada dalam otak kalian berdua, membunuh anak kalian sendiri tanpa belas kasihan." Mata tajam mama Novan menguliti Sri penuh geram."Dan kamu, ibu macam apa yang berinisiatif dan memberi ide untuk melenyapkan anaknya sendiri.""Sudah, Ma." Papa Novan menenangkan."Biarin
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

30

Dua orang itu, yang merupakan ayah dan anak, saling berhadapan dengan wajah penuh tegang. Novan berusaha menetralkan emosi di dadanya. Bagaimana bisa, papanya memiliki ide seperti itu. Ini sama saja dengan membunuhnya secara perlahan."Kenapa papa tega sekali padaku?" Suara Novan bergetar, bahkan matanya berkaca-kaca seperti hendak menangis."Papa melakukan ini demi kebaikanmu.""Kebaikan apa, Pa? Papa mengeluarkan aku dari perusahaan, lalu memberiku sebuah toko kecil untuk dikelola? Papa bilang ini demi kebaikanmu, terkadang aku berpikir, aku ini bukan anak kalian. Kenapa kalian begitu tega.""Novan, kamu anak laki-laki papa satu-satunya. Papa ingin, kamu memulai dari awal, perusahaan yang kamu kelola, semuanya mengalami kemunduran, bahkan beberapa anak cabang kita terpaksa ditutup."Novan terdiam."Beberapa bulan belakangan ini, papa mengawasi kamu diam-diam, Novan. Papa tau segalanya apa yang kamu lakukan, kamu tidak pernah fokus untuk bekerja, kamu sibuk dengan diri kamu sendiri,
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more
PREV
123456
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status