Beranda / Romansa / Aku Mundur, Mas! / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Aku Mundur, Mas! : Bab 41 - Bab 50

84 Bab

Bab 41

Bella mulai membicarakan pokok-pokok kerjasama yang akan dilakukan dengan Putra. Dengan seksama Aisyah memperhatikan. Berbeda dengan Putra yang lebih fokus memperhatikan wanita yang ada di hadapannya.Putra terdiam, bukan mendengarkan ucapan Bella tapi justru memikirkan cara meminta maaf dan merebut hati Aisyah kembali. Bagi Putra Aisyah lebih penting dari meeting saat ini."Apakah ada pertanyaan Pak Putra mengenai kerja sama kita yang baru?" tanya Bella.Netra Putra berputar-putar, kebingungan mau menjawab apa? Bagaimana dia bisa menjawab sedang yang dibicarakan saja dia tidak tahu menahu."Tidak Bu Bella, saya sangat setuju dengan apa yang ada ucapkan barusan."ucap Putra lantang.Walau di dalam hatinya ada keraguan, tapi Putra malu memperlihatkannya di hadapan Aisyah."Baiklah kalau begitu, meeting hari ini selesai. Untuk kontrak kerja samanya akan di berikan Aisyah besok Pak." ucap Bella menutup meeting pagi ini."Baik Bu." ucap Putra.Aisyah berjalan perlahan meninggalkan ruang me
Baca selengkapnya

Bab 42

"Mbak Tiara Aisyah ya?" tanya driver taxi online yang kupesan."Iya Pak," ku buka pintu belakang mobil, perlahan ku jatuhkan bobot di kursi penumpang "sesuai aplikasi ya Pak.""Baik Mbak."Sang driver mulai melajukan mobil, meninggalkan restoran berserta Putra. Tanpa bisa di tahan bulir bening mengalir begitu saja. Dada terasa sesak kalau mengingat tingkah Putra dan Mas Adam.Apakah lelaki sama saja? Hanya memikirkan ego dan keinginannya saja. Tak pernahkan mereka merasakan apa yang kaum hawa rasakan?Samar-samar terdengar suara adzan magrib. Teringat ayah yang selalu mengingatkanku agar shalat tepat waktu. Selalu ingat pada Sang Pencipta."Ayah..." lirihku sambil terisak. Aku merasa tak bisa menjalankan amanat terakhir yang beliau ucapkan padaku."Jadilah istri yang sholehah nak." ucapnya kala itu sebelum ijab qabul dilaksanakan.Maafkan anakmu ini yah.Maafkan Aisyah yang tak bisa menjadi istri sholehah."Sudah sampai Mbak."ucap Pak driver menyadarkanku dari lamunan."Terima kasih P
Baca selengkapnya

Bab 43

Allahu AkbarAllahu AkbarSamar-samar terdengar adzan subuh berkumandang.Mengerjapkan mata yang masih terasa lengket. Perlahan menggerakkan badan yang kian berat. Sungguh nikmat rasanya mengandung anak kembar.Dengan langkat tertatih menuju kamar mandi untuk berwudhu. Dan segera melaksanakan ibadah wajib dua rakaat.TingSatu pesan masuk di aplikasi berwarna hijau Segera ku baca.[Mau sarapan apa bumilku?]Senyum mengembang saat membaca pesan dari Daniel. Entah mengapa apa yang dia lakukan selalu membuatku bahagia. Karena dia aku bisa sedikit melupakan pahitnya hidupku.[Bubur ayam enak kali Dan]Tak butuh waktu lama pesanku sudah dibaca olehnya.[Asiiiaappp...][Di kirim ke butik aja ya Ais, gak enak sama tetangga julid kamu.]Alhamdulillah, lega rasanya membaca pesan dari Daniel. Untunglah dia mengerti situasiku saat ini."Assalamu'alaikum..."ucapku mendekati Daniel yang sudah menunggu di depan butik."Waalaikumsalam bumilku." jawabannya membuat wajahku bersemu merah."Kenapa tidak
Baca selengkapnya

Bab 44

Berjalan perlahan, hingga mata ini memanas melihat sepasang suami istri di depannya. Dada kembali sesak saat melihat mereka. Ingin balik badan, tapi mereka sudah terlanjur melihat keberadaanku. Bagaimana ini?"Aisyah..." ucap Jesica sambil meletakkan pakaian bayi berwarna pink di tempatnya.Jesica mulai mendekat, sedang Mas Adam hanya diam mematung sambil terus memindaiku dari atas ke bawah. Apa yang salah dengan penampilanku?"Bagaimana kabarmu Ais?" tanyanya ramah."Baik, seperti yang kamu lihat sekarang."jawabku datar."Alhamdulillah, mau membeli perlengkapan bayi ya?""Iya."Apakah Jesica sudah hamil? tapi perutnya masih terlihat datar. Mungkin usia kehamilannya baru beberapa minggu saja, jadi belum terlihat. Ah, itu bukan urusanku lagi. Tidak penting memikirkan orang yang tidak memperdulikan orang lain."Kamu sendirian Ais? Kasihan ya." ucap Mas Adam mengejek.Astagfirullah...Aku beristighfar dalam hati. Ya Allah, kenapa ada lelaki seperti itu? Sudah tak mau mengakui buah hatiny
Baca selengkapnya

Bab 45

Tok ... Tok ... Tok....Segera ku sambar hijab dan memakainya. Berjalan perlahan untuk membuka pintu. Perut yang semakin membesar membuat langkahku seperti siput.Senyum mengembang Daniel saat pintu telah ku buka. Tanpa dikomando Daniel duduk di kursi yang ada di teras. Ya, memang disinilah kursi kebesaran Daniel saat bertamu ke rumahku. Akan menimbulkan fitnah jika Daniel masuk ke dalam rumah."Kamu duduk, akan aku ambilkan piring beserta sendok dan gelasnya." ucap Daniel ketika aku putar badan."Tapi Dan,""Gak usah protes, bumilku gak boleh capek bukan?" Daniel melangkah menuju dapur yang letaknya di belakang.Duduk berjejer dengan sekat meja kecil diantara kursi. Dengan cepat Daniel membuka bungkus sate dan meletakkannya di piring. Jeruk hangat juga sudah berpindah tempat. Selalu Daniel melakukan itu, membuatku merasakan kenyamanan saat bersamanya."Di makan sayang, jangan cuman dilihatin." lagi pipi memerah karena ucapannya.Ku alihkan pandangan ke lontong dan sate, Pura-pura mul
Baca selengkapnya

Hadiah Terindah

Aisyah berjalan tertatih masuk ke dalam masjid. Sesekali tangannya mengelus perut yang terasa mulas.Dia merasakan mulas seperti ingin buang air besar, padahal sudah tadi pagi dia mengeluarkan isi perutnya."Kamu kenapa Ais?" tanya Bella sedikit khawatir melihat wajah calon adik iparnya yang sedikit pucat."Gak apa-apa mbak, sedikit mulas karena tadi pagi terlalu banyak makan sambal." terang Aisyah sedikit menghilangkan khawatir Bella."Apa mungkin sudah waktunya melahirkan?" gumam Bella dalam hati."Kalau mulasnya terasa lebih sering bilang mbak ya Ais, jangan di tahan." nasihat Bella."Iya mbak. Makasih sudah perduli dengan keadaanku." tanpa terasa bulir bening mengalir dari sudut netranya. Aisyah merasa terharu melihat kebaikan dan ketulusan yang diberikan Bella kepadanya. Dia merasa memiliki seorang kakak yang sangat memperdulikannya."Sudah jangan menangis, Daniel sudah menunggu di dalam." dengan lembut Bella menghapus air mata Aisyah. Bella tak ingin melihat Aisyah menangis di ha
Baca selengkapnya

Hadiah Terindah 2

Aisyah duduk di kursi belakang menutup mata karena menahan sakit, tangannya tak henti mengelus perut yang membukit."Sabar sayang, kita akan berjuang bersama, kalian pasti kuat." gumamnya sambil mengelus-elus perut.Berkali-kali Daniel melirik cintanya dari balik kaca spion. Melihat Aisyah memejamkan mata menahan rasa sakit membuat hatinya takut tak menentu."Ya Allah beri kemudahan Aisyah saat melahirkan buah hati kami." doanya dalam hati.Dengan kecepatan sedang Daniel melajukan mobil. Beberapa kali bunyi klakson keluar dari kendaraan roda empatnya.Membuat pendengaran lain menggerutu kesal. Tapi Daniel tak memperdulikannya, yang dia tahu Aisyah harus segera tiba di rumah sakit.Mobil sport berwarna merah berhenti sembarangan di halaman rumah sakit. Tertatih Daniel membopong tubuh Aisyah masuk ke ruang IGD. Menidurkannya perlahan di atas brankar."Istri saya mau melahirkan Sus."teriak Daniel. Bahkan lelaki berkulit putih itu tak menyadari jika dia salah menyebut Aisyah dengan sebutan
Baca selengkapnya

Bab 48

Pov DanielAku duduk di depan ruang rawat inap Aisyah. Kupijat-pijat pelipis yang terasa berdenyut. Ucapan Mbak Bella kembali terngiang-ngiang di telinga.Adam memang ayah kandung duo jagoan Aisyah, tapi dengan tindakannya yang tak mengakui anak-anaknya membuatnya tak berhak menyandang status ayah bahkan untuk mengazani pun dia tak layak."Sudah cari mangsa baru kamu Ais? Dulu aku, sekarang Daniel?"Hinaan Adam kembali terngiang di telingaku. Apa sebenarnya salah Aisyah pada Adam,hingga dia begitu membenci Aisyah."Dan...," panggilan Mas Sofiyan menyentakku dari lamunan."Kamu kenapa?" tanyanya lagi."Tolong adzani kedua putra Aisyah Mas,"ucapku penuh harap."Apa Adam...?" Mas Sofiyan memotong ucapannya. Tanpa bertanya lagi Mas Sofiyan menganggukkan kepala."Andai aku sudah hafal adzan, pasti aku yang akan mengazaninya," terangku.Mas Sofiyan tersenyum, membuat diriku tersipu malu. Cinta memang kadang sedikit gila, seperti halnya diriku saat ini. Hanya Aisyah yang selalu ada dipikiran
Baca selengkapnya

Bab 49

Pov AdamEntah kenapa perasaanku sedari tadi tak tenang. Seperti akan terjadi sesuatu, padahal Umi, abi dan Jesica dalam keadaan baik-baik saja. Tapi tetap saja perasaanku tak enak.TingDua pesan masuk, ku buka aplikasi berwarna hijau ini. Mbak Bella? aku tak salah baca kan? Ada angin apa hingga membuat kakak mantan sahabatku itu menghubungiku.[Adam, Aisyah telah melahirkan dua putra kalian.][Apa kamu tak ingin melihat kedua putramu Dam?]Aisyah sudah melahirkan bayi kembar, aku saja baru tahu kalau dia hamil anak kembar. Pantas saja perutnya lebih besar dari yang lain. Apa mungkin ini penyebab perasaanku tak enak sedari tadi? Ah, tidak, tidak, ini tidak mungkin. Aku tak mencintai Aisyah, mana mungkin ada ikatan batin antara kami.Pesan Mbak Bella masih kubiarkan begitu saja. Aku bingung mau membalas apa karena sejujurnya aku tak tahu harus bahagia atau biasa saja.Aku memang menginginkan hadirnya seorang bayi, tapi itu dari rahim Jesica bukan dari Aisyah."Sayang..." panggilan Jes
Baca selengkapnya

Pov Adam 1

Dua malam setelah mendengar kabar Aisyah melahirkan aku justru tak bisa tidur. Pikiran selalu bergerilya entah kemana.Jarum jam sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Dan lagi mata ini terasa susah untuk terlelap. Aku tak tahu kenapa aku seperti ini. Ingin membangunkan Jesica untuk menemaniku tapi dia sudah terlelap. Tak tega jika harus menganggu tidur indahnya.Iseng ku ambil ponsel, ku lihat status di aplikasi berwarna hijau ini. Banyak status teman dan rekan kerja bermunculan. Hingga mata ini memanas saat melihat status dari Daniel. Sebuah foto bersama Aisyah dan kedua putraku dengan caption Terimakasih Cinta.Apa maksud status Daniel ini?Kenapa aku tak suka?Sama-sama terdengar muadzin mengumandangkan adzan subuh, rasanya baru sebentar aku terlelap. Tapi sudah adzan subuh saja.Status Daniel semalam kembali terbayang dalam ingatanku. Foto bayi mungil dengan wajah masih merah seperti tersenyum padaku. Melambai-lambai padaku.Astaga, perasaan apa ini? Kenapa bayang wajah si kembar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status