Sudah satu minggu Jesica mendiamkanku,nomor ponselku pun telah diblokir. Aku seperti kehilangan separuh jiwaku. KriiinggKriiinggSuara ponsel menyadarkanku dari lamunan. Sebuah panggilan dari nomor baru. Aku tak tahu ini nomor siapa? Ah, mungkin saja orang iseng. Kubiarkan saja hingga ponsel diam sendiri. Lagi, ponselku menjerit-jerit. Satu panggilan dari nomor yang sama. Rasa penasaran, akhirnya ku angkat telpon itu. "Assalamu'alaikum...""Waalaikumsalam, Adam?Kamu Adam kan?" tanya seorang lelaki dari seberang sana. Dari suaranya saja aku tak tahu dia siapa? "Iya, saya sendiri, anda siapa ya? Ada perlu apa dengan saya?""Saya papinya Jesica, tolong ke rumah sakit sekarang. Jesica di rawat di sini. Dari kemarin dia selalu menyebut namamu. Om mohon kamu segera ke sini."DEGKamu kenapa Jes, kenapa seperti ini? Pasti semua gara-gara aku. Aku bodoh, membiarkan orang yang aku cintai terluka karena ulahku sendiri. 'Bodoh kamu Dam, bodoh...!'merutuki diri sendiri. "Kamu mendengar uca
Read more