Lama menunggu, Marta hampir memekik karena tiba-tiba ada tangan membekap mulutnya.Ia pikir, itu adalah Panglima yang masih berkeliaran di sekitar sini. Maka dengan cepat Marta mencekal lengan sosok yang dibelakang, dibarengi dengan menginjak ujung kakinya. Dengan sekali hentakan, Marta kini berganti posisi.Ia kini berada di belakang si pria, mencengkeram erat salah satu tangannya di belakang badan. Erangan lirih pun terdengar, dan di saat itu pula Marta menyadari, orang itu adalah Bagas."Bagas, kau?" Marta bergumam, tetapi pria yang ia panggil tadi berbalik badan dengan mengayunkan tangannya. Entah hendak bermaksud apa, tetapi jika Marta tak segera membungkukkan badan, bisa dipastikan tangan kuat tadi menampar wajahnya."Bagas?" Gumaman Marta kali ini disertai wajah panik, kaget melihat sosok yang juga menatap heran padanya."Marta, kau hebat sekali?" Tak hanya gadis itu yang bergumam, Bagas pun sama. "Kau pernah berlatih beladiri?" Tanyanya. Lalu bukannya menjawab, Marta justru sa
อ่านเพิ่มเติม