Beranda / Romansa / IZINKAN AKU MENDUA / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab IZINKAN AKU MENDUA: Bab 111 - Bab 120

149 Bab

Bab 111

“Dewi sudah tak mungkin lagi memberiku keturunan. Aku sangat berharap banyak pada anakku yang ada dalam kandunganmu. Kuharap kamu bisa menjaganya dengan baik, meski di rumah nanti kita harus bersandiwara di depan Dewi tentangmu dan anak kita. Bisakah kamu melakukannya untukku?”Aku mengangguk. “Bolehkah aku mengajukan satu permintaan pada Pak Randy?”“Apa itu?”“Aku dan bayiku akan pergi dari rumah itu setelah melahirkan. Kurasa Pak Randy juga sudah pernah menjanjikan ini padaku, tapi aku hanya ingin memastikannya kembali.”“Apa maksudmu kamu akan meminta cerai setelah bayi itu lahir?”“Kita sama-sama tak punya perasaan apa-apa satu sama lain, Pak. Kita berdua hanya terjebak oleh keadaan dan sama-sama harus bertanggungjawab pada bayi ini.”“Maafkan aku, Sherin. Tapi jika maksudmu adalah bercerai, aku belum bisa menjawabnya sekarang. Kita jalani saja dulu semua ini. Aku ... aku tak sanggup lagi jika harus tinggal terpisah dengan anakku. Cukup hanya Zayn yang membuatku selalu harus mena
Baca selengkapnya

Bab 112

PoV DewiMeski merasa ada yang aneh, namun aku hanya bisa menerima semua penjelasan yang Mas Randy katakan. Sewaktu di rumah sakit beberapa hari yang lalu, aku menanyakan kehadiran seorang anak kecil yang memanggil pria yang mengaku suamiku itu dengan panggilan ayah. Mas Randy pun terlihat tersenyum semringah menyambutnya dan memeluk serta menciumi bocah yang mengaku bernama Zayn itu. Dia datang bersama seorang wanita yang menurutku sangat cantik dan elegan. Siapa mereka? Siapa wanita cantik dan bocah kecil menggemaskan itu?“Siapa mereka, Mas?” tanyaku setelah mereka pamit pulang.Mas Randy menghela napas. Aku sudah menyiapkan mentalku, caranya memperlakukan bocah tadi dan bagaimana bocah tadi memanggilnya ayah cukup membuatku paham. Aku hanya ingin penjelasan dari pria yang telah menikahiku itu.Mas Randy menggenggam tanganku. Aku merasakan kehangatannya mengalir meski aku tak dapat menggerakkan tanganku. Di dekatkannya tanganku dalam genggamannya ke pipinya, kemudian mengecupnya pe
Baca selengkapnya

Bab 113

“Jangan segan padaku, aku suamimu. Kamu boleh meminta apapun termasuk tubuhku. Bukankah sebelum pulang dari rumah sakit dokter sudah menjelaskan bahwa kita tetap bisa menjalani hubungan intim seperti biasa? Jangan menahannya jika kamu menginginkanku. Kita akan melakukannya perlahan-lahan. Aku berjanji akan tetap memberimu nafkah batin.”Kurasa wajahku sudah seperti kepiting rebus sekarang. Ingin sekali rasanya aku menggerakkan tanganku dan menyembunyikan wajahku saat ini. Namun aku hanya bisa susah payah menahannya. Mengapa pria ini begitu tega mengucapkan hal seperti itu di depanku?“Kamu tau, Sayang. Dulu kamu adalah istri yang sangat hebat di ranjang.” Ia kembali berbisik lirih di dekat telingaku.Aku semakin tak berdaya.“Kita akan mencobanya lagi nanti malam. Hari ini kamu istrirahat dulu, ya. Aku akan memanggil Sherin untuk membantumu membersihkan diri.”Aku kembali teringat pada wanita hamil itu.“Mas ....”“Hmmm ... udah enggak sabar menunggu nanti malam?” kekehnya.“Bukan. Bu
Baca selengkapnya

Bab 114

PoV Randy.[Pak Randy ngomong apa pada Bu Dewi tentangku. Kenapa Bu Dewi mengatakan aku dan Mang Kardi suami istri?]Sebuah pesan dari nomor Sherin membuatku kebingungan di tengah meeting. Aku memang asal menyebut nama Mang Kardi tadi saat Dewi bertanya padaku siapa suami dari Sherin.[Ada apa lagi, Sher? Kamu usahakan mengelak dulu jika Dewi bertanya yang macam-macam. Aku tadi tak sengaja menyebut nama Mang Kardi saat ia menanyakan siapa suamimu. Aku sedang meeting jangan menggangguku dulu, kuharap kamu bisa mengatasinya.]Kuabalas pesan dari Sherin dan meneruskan meeting. Kali ini perusahaan kami mengajukan tawaran proyek renovasi di Health Hospital, sehingga salah satu orang yang mengisi ruang meeting kali ini adalah dr. Rayyan yang merupakan direktur utama di Health.Sebuah pesan dari Sherin kembali masuk di gawaiku setelah meeting selesai dan para petinggi Health Hospital sudah pulang. Meeting kali ini memang digelar di salah satu hotel bintang lima. Bukan tanpa sebab, menurut ti
Baca selengkapnya

Bab 115

“Ya Allah, Sher! Itu dulu, untuk apa mengungkap yang sudah lalu? Sekarang kamu adalah istriku, kita sudah menikah. Aku punya hak atas tubuhmu.”“Tidak! Sherin enggak mau!”“Kamu akan menanggung dosa besar karena menolak suamimu.”“Aku tak peduli! Cukup sekali Pak Randy menjadikanku tempat pelampiasan. Aku sudah tak mau lagi! Meskipun sekarang kita berstatus suami istri!”Sherin menepis tanganku kemudian berlari menuju pintu lalu keluar dari kamar hotel.Aku menghela napas kasar, mataku memanas. Ingin rasanya kukejar wanita itu kemudian melakukan apapun yang kuinginkan padanya. Bukankah dia adalah istriku? Tapi dengan susah payah kutahan emosiku, aku tak mau melakukan kesalahan lagi dengan memaksanya. Apa salahku? Aku hanya ingin melampiaskan hasratku pada tempat yang seharusnya. Aku bahkan sudah meminta baik-baik padanya. Meski pun sangat mudah bagiku jika ingin melakukannya, tapi aku sungguh tak ingin salah langkah lagi. Aku tak ingin menambah masalah lagi dalam hidupku yang sudah ku
Baca selengkapnya

Bab 116

PoV Hannan.Ada perasaan tak nyaman pagi ini ketika aku bangun di pagi hari, tubuhku terasa lemas dan rasanya malas untuk beraktivitas. Tapi demi menyiapkan semua keperluan Ray, aku pun memaksakan bangun dan menuju ke dapur dan membuat sarapan dibantu Bi Ina.Aku hanya menatap dan menemani Pak David, Ray dan Zayn saat sarapan, tanpa berminat menyentuh makanan yang baru saja kusajikan. Ray beberapa kali menanyakan kenapa aku tak ikut sarapan, tapi aku hanya beralasan masih kenyang dan belum berselera.“Beberapa hari ini kamu enggak pernah ikut sarapan, Bun. Apa Bunda baik-baik saja?” Ray bertanya dengan tatapan sedikit khawatir.“Iya, Mas. Aku baik-baik saja, hanya beberapa hari ini memang kurang berselera makan.”Pak David yang berada di samping Zayn dan sesekali menggoda Zayn menengadahkan wajahnya menatapku sesaat sebelum kemudian kembali menikmati sarapan serealnya.“Aku pergi dulu, ya, Bun.” Ray mencium keningku berpamitan. Ia tadi memang mengatakan bahwa hari ini ia harus berangk
Baca selengkapnya

Bab 117

Benar saja, pria tampan itu berada di sana. Sendirian memandangi air mancur mini dan bunga-bunga lily sambil duduk di satu-satunya kursi taman yang ada di sana. Kurasa Ray memang sangat menyukai taman ini. Ia tak menyadari kehadiranku hingga aku dengan iseng menutup matanya dari arah belakang dengan kedua tanganku. Aku merasa heran ketika Ray bergeming, tak bereaksi apa pun dan hanya tetap duduk diam. Apa ia mengira aku adalah orang lain? Dengan sedikit rasa kesal aku pun melepas tanganku yang menutupi kedua matanya. Namun, tangan Ray dengan lembut menarik tanganku kemudian mengecup punggung tanganku.“Kalau aku orang lain gimana, Mas! Apa kamu juga akan mengecup tangannya seperti ini?” protesku. Ia bahkan belum menengok ke belakang tapi sudah berani mencium punggung tanganku.“Nggak akan ada orang lain yang berani seperti ini padaku, Sayang.”“Bagaimana kalau yang tadi bukan aku tapi Nadine!” sengitku.“Aku hapal aroma tanganmu, aroma tubuhmu. Feelingku tak mungkin salah alamat. Ada
Baca selengkapnya

Bab 118

PoV RandyMelakukan hal intim dengan Dewi tak lagi seindah dulu. Jika dulu ia akan selalu liar di atas ranjang kami, maka saat ini Dewi hanya bisa pasrah dan tak bergerak sama sekali karena ia memang sedang mengalami kelumpuhan. Maka meski aku telah tersalurkan, namun terasa sangat berbeda. Aku harus bergerak sendiri tanpa perlawanan Dewi seperti biasanya hingga harus membersihkan tubuhnya setelah itu. Sungguh ini adalah hubungan yang tak pernah kubayangkan selama ini.Sebenarnya aku tau arti tatapan mata Dewi padaku, istriku yang sedang lumpuh itu kelihatannya juga sangat tersiksa oleh keadaan ini. Kurasa ia sangat ingin menikmati kegiatan panas kami namun kondisi tubuhnya yang lumpuh membuatnya tak berdaya. Sungguh, ia menjadi sangat berbeda sekarang. Tak ada lagi gerakan-gerakan liarnya yang memabukkan. Gerakan yang bahkan pernah kusaksikan saat ia bergoyang di atas tubuh asistenku.Karena kelelahan setelah bermain sendiri, aku pun terkapar di samping tubuh Dewi yang kubiarkan teta
Baca selengkapnya

Bab 119

“Berhenti membohongiku! Aku tau semalam kamu menyelinap masuk ke kamar Sherin. Siapa dia sebenarnya, Mas? Bukankah dia pekerja di rumah ini? Apa kamu sedang meniduri pembantu!”Suara Dewi terdengar sengit. Aku menoleh padanya, kutunda niatku untuk masuk ke dalam kamar mandi.“Apa maksudmu, Sayang. Aku benar-benar tertidur di sofa, maafkan aku meninggalkanmu semalam. Mengenai Sherin, bukankah sudah kubilang bahwa dia adalah istri Mang Kardi?”“Aku boleh saja kehilangan ingatanku, Mas. Aku juga boleh saja lumpuh. Tapi aku bukan perempuan bodoh! Jadi stop membohongiku. Sherin dan Mang Kardi tak saling mengenal, jangan memaksakan aku menerima alasanmu yang sama sekali tak masuk akal. Aku yakin wanita itu punya hubungan denganmu, kamarnya bahkan berada di samping kamar kita.”“Dewi ....” Aku berusaha menghampirinya.“Jangan menyentuhku! Katakan sejujurnya siapa dia. Apa dia wanita lainmu? Tega sekali kamu membawa wanitamu ke dalam rumahku! Wanita murahan itu bahkan sedang hamil dan aku yak
Baca selengkapnya

Bab 120

PoV Sherin.Pagi ini aku kembali berangkat pagi-pagi ke ZaZa Bakery dengan diantar Mang Kardi. Beberapa hari ini aku memang sengaja berangkat pagi untuk menghindari bertemu dengan Pak Randy ataupun Bu Dewi. Sejak Pak Randy berusaha mencumbuku di kamar hotel waktu itu, aku mulai menghindarinya. Begitupun dengan Bu Dewi, sejak ia menanyakan perihal hubunganku dengan Mang Kardi aku juga berusaha menghindarinya. Tak lagi kulakukan apa yang biasanya rutin kulakukan tiap pagi, yaitu membantu membersihkan tubuhnya.Sesaat setelah menutup pintu kamar, aku terpaku. Sepintas lalu, aku bisa mendengar suara teriakan dan raungan dari kamar Bu Dewi. Namun aku memilih mengindahkannya. Mungkin pasangan suami istri itu sedang memperdebatkan sesuatu, hanya saja dari hatiku yang paling dalam aku berharap mereka bukan berdebat tentangku.Semalam, disaat aku masih belum tidur karena memijat-mijat kakiku yang mulai terasa membengkak, Pak Randy mengirimiku pesan bahkan sebelumnya mengetuk pintu kamarku. Rup
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status