Share

Bab 117

Benar saja, pria tampan itu berada di sana. Sendirian memandangi air mancur mini dan bunga-bunga lily sambil duduk di satu-satunya kursi taman yang ada di sana. Kurasa Ray memang sangat menyukai taman ini. Ia tak menyadari kehadiranku hingga aku dengan iseng menutup matanya dari arah belakang dengan kedua tanganku. Aku merasa heran ketika Ray bergeming, tak bereaksi apa pun dan hanya tetap duduk diam. Apa ia mengira aku adalah orang lain? Dengan sedikit rasa kesal aku pun melepas tanganku yang menutupi kedua matanya. Namun, tangan Ray dengan lembut menarik tanganku kemudian mengecup punggung tanganku.

“Kalau aku orang lain gimana, Mas! Apa kamu juga akan mengecup tangannya seperti ini?” protesku. Ia bahkan belum menengok ke belakang tapi sudah berani mencium punggung tanganku.

“Nggak akan ada orang lain yang berani seperti ini padaku, Sayang.”

“Bagaimana kalau yang tadi bukan aku tapi Nadine!” sengitku.

“Aku hapal aroma tanganmu, aroma tubuhmu. Feelingku tak mungkin salah alamat. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status