Share

Bab 115

Penulis: Aina D
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ya Allah, Sher! Itu dulu, untuk apa mengungkap yang sudah lalu? Sekarang kamu adalah istriku, kita sudah menikah. Aku punya hak atas tubuhmu.”

“Tidak! Sherin enggak mau!”

“Kamu akan menanggung dosa besar karena menolak suamimu.”

“Aku tak peduli! Cukup sekali Pak Randy menjadikanku tempat pelampiasan. Aku sudah tak mau lagi! Meskipun sekarang kita berstatus suami istri!”

Sherin menepis tanganku kemudian berlari menuju pintu lalu keluar dari kamar hotel.

Aku menghela napas kasar, mataku memanas. Ingin rasanya kukejar wanita itu kemudian melakukan apapun yang kuinginkan padanya. Bukankah dia adalah istriku? Tapi dengan susah payah kutahan emosiku, aku tak mau melakukan kesalahan lagi dengan memaksanya. Apa salahku? Aku hanya ingin melampiaskan hasratku pada tempat yang seharusnya. Aku bahkan sudah meminta baik-baik padanya. Meski pun sangat mudah bagiku jika ingin melakukannya, tapi aku sungguh tak ingin salah langkah lagi. Aku tak ingin menambah masalah lagi dalam hidupku yang sudah ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 116

    PoV Hannan.Ada perasaan tak nyaman pagi ini ketika aku bangun di pagi hari, tubuhku terasa lemas dan rasanya malas untuk beraktivitas. Tapi demi menyiapkan semua keperluan Ray, aku pun memaksakan bangun dan menuju ke dapur dan membuat sarapan dibantu Bi Ina.Aku hanya menatap dan menemani Pak David, Ray dan Zayn saat sarapan, tanpa berminat menyentuh makanan yang baru saja kusajikan. Ray beberapa kali menanyakan kenapa aku tak ikut sarapan, tapi aku hanya beralasan masih kenyang dan belum berselera.“Beberapa hari ini kamu enggak pernah ikut sarapan, Bun. Apa Bunda baik-baik saja?” Ray bertanya dengan tatapan sedikit khawatir.“Iya, Mas. Aku baik-baik saja, hanya beberapa hari ini memang kurang berselera makan.”Pak David yang berada di samping Zayn dan sesekali menggoda Zayn menengadahkan wajahnya menatapku sesaat sebelum kemudian kembali menikmati sarapan serealnya.“Aku pergi dulu, ya, Bun.” Ray mencium keningku berpamitan. Ia tadi memang mengatakan bahwa hari ini ia harus berangk

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 117

    Benar saja, pria tampan itu berada di sana. Sendirian memandangi air mancur mini dan bunga-bunga lily sambil duduk di satu-satunya kursi taman yang ada di sana. Kurasa Ray memang sangat menyukai taman ini. Ia tak menyadari kehadiranku hingga aku dengan iseng menutup matanya dari arah belakang dengan kedua tanganku. Aku merasa heran ketika Ray bergeming, tak bereaksi apa pun dan hanya tetap duduk diam. Apa ia mengira aku adalah orang lain? Dengan sedikit rasa kesal aku pun melepas tanganku yang menutupi kedua matanya. Namun, tangan Ray dengan lembut menarik tanganku kemudian mengecup punggung tanganku.“Kalau aku orang lain gimana, Mas! Apa kamu juga akan mengecup tangannya seperti ini?” protesku. Ia bahkan belum menengok ke belakang tapi sudah berani mencium punggung tanganku.“Nggak akan ada orang lain yang berani seperti ini padaku, Sayang.”“Bagaimana kalau yang tadi bukan aku tapi Nadine!” sengitku.“Aku hapal aroma tanganmu, aroma tubuhmu. Feelingku tak mungkin salah alamat. Ada

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 118

    PoV RandyMelakukan hal intim dengan Dewi tak lagi seindah dulu. Jika dulu ia akan selalu liar di atas ranjang kami, maka saat ini Dewi hanya bisa pasrah dan tak bergerak sama sekali karena ia memang sedang mengalami kelumpuhan. Maka meski aku telah tersalurkan, namun terasa sangat berbeda. Aku harus bergerak sendiri tanpa perlawanan Dewi seperti biasanya hingga harus membersihkan tubuhnya setelah itu. Sungguh ini adalah hubungan yang tak pernah kubayangkan selama ini.Sebenarnya aku tau arti tatapan mata Dewi padaku, istriku yang sedang lumpuh itu kelihatannya juga sangat tersiksa oleh keadaan ini. Kurasa ia sangat ingin menikmati kegiatan panas kami namun kondisi tubuhnya yang lumpuh membuatnya tak berdaya. Sungguh, ia menjadi sangat berbeda sekarang. Tak ada lagi gerakan-gerakan liarnya yang memabukkan. Gerakan yang bahkan pernah kusaksikan saat ia bergoyang di atas tubuh asistenku.Karena kelelahan setelah bermain sendiri, aku pun terkapar di samping tubuh Dewi yang kubiarkan teta

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 119

    “Berhenti membohongiku! Aku tau semalam kamu menyelinap masuk ke kamar Sherin. Siapa dia sebenarnya, Mas? Bukankah dia pekerja di rumah ini? Apa kamu sedang meniduri pembantu!”Suara Dewi terdengar sengit. Aku menoleh padanya, kutunda niatku untuk masuk ke dalam kamar mandi.“Apa maksudmu, Sayang. Aku benar-benar tertidur di sofa, maafkan aku meninggalkanmu semalam. Mengenai Sherin, bukankah sudah kubilang bahwa dia adalah istri Mang Kardi?”“Aku boleh saja kehilangan ingatanku, Mas. Aku juga boleh saja lumpuh. Tapi aku bukan perempuan bodoh! Jadi stop membohongiku. Sherin dan Mang Kardi tak saling mengenal, jangan memaksakan aku menerima alasanmu yang sama sekali tak masuk akal. Aku yakin wanita itu punya hubungan denganmu, kamarnya bahkan berada di samping kamar kita.”“Dewi ....” Aku berusaha menghampirinya.“Jangan menyentuhku! Katakan sejujurnya siapa dia. Apa dia wanita lainmu? Tega sekali kamu membawa wanitamu ke dalam rumahku! Wanita murahan itu bahkan sedang hamil dan aku yak

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 120

    PoV Sherin.Pagi ini aku kembali berangkat pagi-pagi ke ZaZa Bakery dengan diantar Mang Kardi. Beberapa hari ini aku memang sengaja berangkat pagi untuk menghindari bertemu dengan Pak Randy ataupun Bu Dewi. Sejak Pak Randy berusaha mencumbuku di kamar hotel waktu itu, aku mulai menghindarinya. Begitupun dengan Bu Dewi, sejak ia menanyakan perihal hubunganku dengan Mang Kardi aku juga berusaha menghindarinya. Tak lagi kulakukan apa yang biasanya rutin kulakukan tiap pagi, yaitu membantu membersihkan tubuhnya.Sesaat setelah menutup pintu kamar, aku terpaku. Sepintas lalu, aku bisa mendengar suara teriakan dan raungan dari kamar Bu Dewi. Namun aku memilih mengindahkannya. Mungkin pasangan suami istri itu sedang memperdebatkan sesuatu, hanya saja dari hatiku yang paling dalam aku berharap mereka bukan berdebat tentangku.Semalam, disaat aku masih belum tidur karena memijat-mijat kakiku yang mulai terasa membengkak, Pak Randy mengirimiku pesan bahkan sebelumnya mengetuk pintu kamarku. Rup

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 121

    Mang Kardi menghentikan mobilnya tepat di depan pintu rumah setelah menjemputku dari ZaZa. Kembali kuhela napasku dalam-dalam ketika netraku menangkap sosok wanita yang sedang duduk di atas kursi roda. Firasatku mengatakan jika Bu Dewi memang sedang menungguku, mengingat beberapa hari belakangan aku menghindari bertemu dengannya.“Enggak turun, Non?” Suara Mang Kardi.Kulihat Bu Dewi tersenyum sinis mendengarnya. Mang Kardi memang tak tahu menahu bahwa namanya dilibatkan Pak Randy saat pria itu mengaku pada istrinya bahwa aku adalah istri Mang Kardi. Ada keraguan dalam hatiku, namun aku kembali teringat kata-kata Mbak Hannan tadi pagi. Aku berhak bahagia! Aku yang jadi korban di sini, tak seharusnya aku yang selalu merasa bersalah dan menghindar. Aku tak mau mentalku kembali terganggu hanya karena tatapan sinis Bu Dewi. Aku harus menjaga diriku sendiri dan juga kandunganku.“Wah ... wah ... pasangan suami istri ini sudah pulang, ya. Enak sekali ya pasangan pembantu bisa bebas memakai

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 122

    PoV Randy.Aku terpaksa memilih meninggalkan Dewi yang masih saja histeris dan memaki-maki Sherin. Bagaimana pun aku tak bisa membiarkan Sherin pergi begitu saja dari rumah ini. Lagi pula kemana wanita hamil itu akan pergi? Sepertinya kata-kata Dewi telah membuat Sherin tersinggung dan memilih pergi. Aku tak mau lagi menyalahkan siapa-siapa, aku sudah begitu lelah dengan kekacauan ini. Mungkin ini semua adalah salahku. Aku gagal menjadikan Dewi istri yang baik. Kurasa Dewi pun wajar marah dan memaki Sherin, istri mana yang tak sakit hati mendengar suaminya memiliki wanita lain. Sekarang baru kupahami betapa sakitnya Hannan dulu saat aku meninggalkannya, hanya saja Hannan wanita yang bisa mengendalikan dirinya.Mungkin saat itu hatinya pun hancur sama seperti yang dialami Dewi saat ini, namun Hannan tetap berusaha tersenyum di hadapan kedua putra kami. Sedangkan Dewi, tak ada yang perlu disembunyikannya, maka wajar jika ia menampakkan dan menumpahkan semua kemarahannya saat ini. Sher

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 123

    Dewi terpekur dan menangis di atas pusara bertuliskan nama ayahnya di area taman makam pahlawan Jayapura. Aku memang akhirnya membawanya pulang ke Jayapura, dengan harapan agar ia bisa merasa sedikit lebih tenang di sini karena ia memang sangat mencintai kota kelahirannya ini. Kuusap lembut bahunya, dan menyeka sudut-sudut matanya dengan tisu. Sesungguhnya aku sangat iba melihatnya seperti ini. Dewi yang malang, ia memiliki segalanya tapi ia harus kehilangan sebagian dunianya karena kelumpuhan.Aku pun turut terpekur di depan pusara Pak Nugi, mantan atasanku. Jika saja dulu Pak Nugi tak memintaku menikahi putrinya, mungkin semua tak akan seperti ini. Namun semua telah terjadi, aku tak mungkin kembali ke masa lalu, lebih baik aku berusaha memperbaiki semuanya. Mungkin benar apa yang dikatakan Sherin, aku harus bersikap lembut pada Dewi agar ia mau mendengarkanku.“Apa Mas Randy akan meninggalkanku di sini dan kembali ke Jakarta hidup bersamanya?” tanya Dewi saat kami sudah kembali ke r

Bab terbaru

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 149

    Sherin terkejut mendapati sebuah kotak kecil terselip pada buket bunga yang diberikan oleh Randy tadi. Ia baru memperhatikannya setelah randy berpamitan pulang dan ia masuk ke dalam rumahnya. Perlahan wanita itu membuka kotak kecil itu, mulutnya ternganga lebar melihat isi kotak. Sebuah cincin berlian bermata putih yang berkilau memanjakan mata. Benda kecil yang Sherin mungkin tak akan bisa menebak harganya, cincin keluaran brand perhiasan kelas internasional. Sungguh benda yang sangat mahal untuk wanita biasa sepertinya.“Cincin ini menandakan perasaan tulusku padamu, Sherin. Seprestisius benda ini, sedalam ini pula perasaanku padamu.”Begitu isi tulisan di kartu yang terselip di sana. Sherin menghela napas panjang, lalu teringat kotak pemberian Tian padanya. Buru-buru Sherin membuka tas nya dan mengeluarkan benda yang diambil Tian dari laci dashboard mobilnya tadi, yang tadi membuatnya merasa merinding dan memejamkan mata karena mengira Tian hendak menciumnya.Jantung Sherin berdeta

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 148

    “Pak Randy?!” pekik Sherin saat mendapati mantan suaminya duduk di kursi teras depan rumahnya dengan mata terpejam.Pria yang pernah menikahi Sherin itu terkejut membuka matanya.“Ah, aku tertidur,” gumamnya.“Pak Randy ngapain?” Sherin mulai merasa tak nyaman melihat buket bunga yang diletakkan pria itu di atas meja.“Selamat ulang tahun, Sherin!” Randy menyodorkan buket bunga padanya. Pria itu tersenyum dengan lebar.“Dari mana tadi?” tanyanya.Sherin tak menjawab.“Tadi aku ke kantormu tapi kata karyawanmu, kamu lagi keluar dengan seseorang.”Sherin mematung.“Tadi pergi dengan siapa?” Lagi-lagi Randy bertanya, tapi Sherin tak menjawabnya.“Terima kasih bunganya, Pak. Terima kasih juga ucapannya. Kalau nggak ada yang mau diomongkan lagi Bapak boleh pulang sekarang, aku lelah,” pintanya.Namun pria di depannya tertawa sumbang.“Aku boleh masuk, Sher?”“Nggak, Pak! Aku wanita single, apa kata orang nanti kalau melihat aku menerima tamu lelaki.”“Tapi aku sua ... aku mantan suamimu,

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 147

    Sherin diam mendengarkan.“Hingga akhirnya aku bertemu Dinda, dia kakak dari salah satu muridku. Dia sangat perhatian pada Syifa, dari Syifa umur setahun dia sudah dekat dengan gadis itu.”Sekali lagi ada nyeri yang menyusup di hati Sherin. Setelah tadi bercerita tentang istrinya, kini pria yang dicintainya itu bercerita tentang gadis lain.“Semua yang melihat kebersamaan kami mengira aku dan Dinda punya hubungan khusus. Mungkin juga termasuk kamu, Sherin.” Tian menatap.“Kenapa kamu tak memilih bersamanya, bukankah dia sudah dekat dengan Syifa?” tanya Sherin ragu-ragu.“Sejak kepergian Lia, prioritasku hidupku adalah Syifa. Dan melihat kedekatan Syifa dengan Dinda, terus terang saja aku pernah berpikir untuk menawarkan hubungan yang lebih serius padanya.”Hati Sherin kembali tergores mendengarnya.“Lalu kenapa tak kamu lakukan? Sepertinya Dinda juga menyukaimu.” Akhirnya Sherin menyebut nama gadis itu.Tian menggeleng.“Keyakinan kami berbeda, Sherin. Dinda penganut agama lain. Dia s

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 146

    Sepanjang perjalanan Sherin terus menyimpan banyak pertanyaan di dalam benaknya. Salah satunya adalah kendaraan roda empat yang tadi dipakai Tian untuk menjemputnya. Mungkin mobil Tian tak semahal mobil milik dr. Rayyan, suami atasannya, dah tak sekeren mobil milik Randy, mantan suami sirinya. Namun, memiliki kendaraan pribadi seperti ini bagi Sherin adalah prestasi mantan kekasihnya itu. Karena dulu, sewaktu dirinya dan Tian masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, hidup mereka sangat sederhana. Dulu, hanya kendaraan roda dua milik Tian yang setia menemani mereka berdua menjalani hari-hari memadu kasih.Impian mereka saat itu pun sangat sederhana, hanya ingin menikah dan hidup bersama saling memberi semangat dalam karir. Sherin tau, Tian hanyalah seorang guru biasa yang bahkan baru beberapa bulan sebelum hubungan mereka berakhir pria itu diangkat secara resmi sebagai guru tetap. Maka, jika Tian bisa memiliki kendaraan roda empat seperti saat ini, tentu lah pria yang sedang b

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 145

    Seminggu setelah bertemu Tian di lokasi outbond, tak ada komunikasi apa pun lagi di antara sepasang manusia yang pernah begitu dekat itu. Sherin yang awalnya menaruh harap, kini memilih membuang jauh-jauh harapan itu. Dia menertawakan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berharap sedang Tian hanya menegur dan menanyakan kabarnya. Bukan kah itu hal yang wajar dilakukan oleh seseorang setelah bertahun-tahun tak berjumpa? Bahkan Tian sama sekali tak menanyakan nomor ponselnya saat itu.Wanita yang sehari-harinya kini mengenakan jilbab itu beberapa kali menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri, menepis sisa-sisa tatapan Tian yang masih lekat di kepalanya. Tatapan mata yang menyembunyikan luka, mungkin luka karena ditinggal oleh istrinya. Betapa bodohnya pikirannya waktu itu yang dengan cepat menyimpulkan jika komunikasi keduanya akan terus berlanjut setelah pertemuan di area outbond. Pun betapa malunya ia pada Hannan ketika atasannya itu dengan mudah membaca pikirannya jika Sherin masih berh

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 144

    Kegiatan family day karyawan ZaZa berjalan lancar, meski Sherin sendiri tak begitu menikmatinya. Kehadiran sosok dari masa lalunya yang juga tengah berada di area outbond bersama rombongannya mengalihkan konsentrasi Sherin. Terlebih lagi, ada sesosok wanita yang selalu terlihat berada di dekat mantan kekasihnya itu. Wanita yang terlihat sangat dekat dengan bocah kecil bermata sendu seperti ayahnya.Kegelisahan Sherin tak luput dari perhatian Hannan. Hannan memang selalu menjadi wanita yang penuh perhatian. Meski disibukkan dengan mengurus ketiga buah hatinya, namun wanita tegar itu juga tak begitu saja mengabaikan karyawannya. Hannan tau apa yang menyebabkan Sherin gelisah, karena dia pun tadi sempat berpapasan dengan Tian yang diketahuinya adalah mantan kekasih Sherin. Maka wanita elegan itu mendatangi Sherin, karyawan sekaligus sahabatnya, sambil menggendong Zara.“Sher, kalau masih ada yang ingin dibicarakan atau ditanyakan sebaiknya temui dia. Tak baik menyimpan semuanya sendirian

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 143

    “Tadi anak ini kehilangan balonnya, Mbak. Terbang ke atas pohon tadi.” Sherin menjelaskan tanpa diminta.“Oh, iya. Terima kasih, ya, Mbak.”Si wanita cantik berkulit putih dengan rambut sebahu itu tersenyum pada Sherin, lalu kemudian meraih bocah kecil tadi dan menggendongnya.“Yuk, balik. Ayah nyariin Syifa loh. Eh ... itu ayah nyusul.” Wanita itu terus berucap sambil menggendong sang bocah.Sherin ikut menoleh saat mendengar suara seseorang dari arah belakangnya.“Syifa ... kok mainnya sampai jauh gini, Nak?”Sherin terkejut, bukan hanya kerena merasa tak asing dengan suara itu tapi tatapan mata pria yang baru saja datang itu mengunci pergerakannya. Sherin terpaku, tak dapat bergerak, apalagi berkata-kata. Pria yang baru datang itu pun sama terkejutnya dengan Sherin. Keduanya saling menatap beberapa saat seolah waktu sedang berhenti berputar bagi keduanya.“Sherin!”Kini Sherin tau kenapa tadi seolah mengenal tatapan mata di bocah yang menangis kehilangan balonnya.“Hai, Tian. Dia .

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 142

    Lima Tahun Kemudian.Hari ini seluruh karyawan ZaZa dia ajak oleh Hannan untuk rekreasi. ZaZa kini tak lagi hanya sekedar toko bakery, Hannan membeli beberapa unit ruko di deretan ZaZa bakery dan melebarkan usahanya dengan membuka swalayan dan butik yang semuanya diberi nama ZaZa. Hannan sendiri tak pernah turun tangan langsung tapi hanya memantau usaha yang dipercayakannya pada Sherin.Sherin pun kini menjelma menjadi wanita karir yang membawahi ratusan karyawan ZaZa. Wanita mandiri itu pun sudah mampu membeli rumah sendiri dan tak lagi tinggal di rumah yang diberikan Randy padanya. Sherin mengembalikan semuanya karena tak ingin terhubung lagi dengan mantan atasannya itu.Bagi Hannan, Sherin adalah tangan kanannya dalam bekerja memperluas usahanya sementara Hannan adalah otak utamanya. Perpaduan dua wanita pekerja keras membuahkan hasil yang gemilang di bawah nama ZaZa. Sherin bukan digaji tetap oleh Hannan, tapi digaji berdasarkan omzet yang dicapai oleh bisnis ZaZa. Maka, Sherin me

  • IZINKAN AKU MENDUA   Bab 141

    “Sher, please. Cuma kamu yang bisa menolongku. Tolong menikah lah dengan suamiku.” Dewi sengaja menyela sebelum Sherin menjawab.Sherin menghela napas. Dia masih ingat betapa berangnya wanita di hadapannya ini dulu ketika mengetahui Sherin mengandung anak suaminya. Betapa teganya wanita yang tak berdaya di hadapannya ini waktu itu memaksanya untuk menggugurkan kandungannya. Betapa berkuasanya seorang Dewi saat melemparkan segepok rupiah di hadapannya dan ibunya waktu itu. Betapa keangkuhan yang dulu nampak jelas pada wanita itu kini berubah menjadi kelemahan.“Sher, meski kamu tak mencintai Mas Randy, tapi setidaknya kalian pernah menikah dan kamu pernah mengandung bayinya. Aku ... aku tak bisa membayangkan jika dia harus bersama wanita lain lagi selain kamu, Sher.”Ternyata wanita di hadapan Sherin itu masih Dewi yang dulu. Dewi yang egois, yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dia meminta Sherin kembali pada suaminya hanya agar suaminya tak melirik wanita lain lagi. Sungguh pemik

DMCA.com Protection Status