Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 441 - Chapter 450

528 Chapters

Kasih Sayang, Kasih Uang dan Kasih Goyang

"Bagaimana, Fikar?" tanya Bang Parlin di suatu hari. Saat itu Fikar pamit hendak pergi kembali bekerja. "Beginilah, Bang," jawab Fikar. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Bang Parlin. "Entahlah, Bang, menurut Abang aku ini bagaimana?" Fikar justru balik bertanya. "Kamu gagal, suami gagal, orang tua gagal," kata Bang Parlin. "Tapi, Bang, istriku yang selingkuh, kok aku yang gagal?" "Kamu gak bisa didik istrimu," "Oh, gitu ya, Bang," "Ya, jelas, kau tinggal sebulan, pulang-pulang hanya kasih uang, kau pikir itu cukup, selain kasih uang, istri itu juga butuh kasih sayang, kasih senang, kasih goyang," kata Bang Parlin. "Iya, Bang, ini pelajaran berharga bagiku, " kata Fikar. "Iya, jangan ditinggal istri lama-lama," kata Bang Parlin lagi. "Iya, Bang," "Fikar pun pergi kerja, katanya dia juga sudah malu tinggal di desa, dia akan tinggal di kota kabupaten saja. Coba cari jodoh lagi di kota. Setelah Fikar pergi, aku mencubit paha Bang Parlin. Saat itu pagi menjelang siang. Ucok dan Bu
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

Spesialis Kesurupan

"Bu Kades, tolong jangan beritahu orang-orang ya, malu aku punya anak begnyi, suka sama ustadz malah pura-pura kesurupan," kata ibu gadis itu."Iya, Bu Kades, tolong ya, jangan ada yang tahu selain kita bertiga, aku malu, Bu," kata gadis itu.Gadis itu juga bercerita, sudah tiga orang ustadz dari pesantren kami datang mengobatinya, akan tetapi tak ada ustadz Rizal, sementara dia hanya mau sembuh jika diobati ustadz Rizal."Baiklah," kataku kemudian."Janji, ya, Bu,""Janji," Pintu pun dibuka, orang kembali ramai, gadis itu sudah baikan. Tak lagi kesurupan. Aku mendekat ke Bang Parlin, suamiku ini menatapku aneh."Apa, Bang, kok ngeri kali nengoknya?" tanyaku."Benaran obatnya itu, Dek?" tanya Bang Parlin.Aku hanya jawab dengan tawa. "Kok malah tertawa?""Udah, ayo kita pulang," kataku seraya meraih Cantik dari gendongan Bang Parlin."Tak disangka kamu berbakat juga jadi dukun," kata Bang Parlin saat kami dalam perjalanan pulang."Hahahaha,""Aku jadi dapat ide ini, Dek, bagaimana k
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Asisten Spesialis Kesurupan

Bang Parlin menatapku lagi, pandangannya akhir-akhir ini penuh selidik saja kelihatan. "Dek, kamu jangan bercanda ya, ini bukan waktunya bercanda," kata Bang Parlin."Nggak, Bang, aku serius," "Hmmm, bagaimana pula caramu mengatasi ini, ini masalah serius lo, Dek, taruhannya pesantren kita dipindahkan, mau pindah ke mana coba, biaya pemindahannya tidak sedikit," kata Bang Parlin lagi."Udah, Bang, tenang saja, pokoknya aku yang bereskan," kataku kemudian sambil berdiri."Ngapain lagi, dek,""Aku mau menikmati jadi pahlawan dulu," kataku seraya mengambil nafas panjang."Hahahaha, Mamak ini, pun, belum beraksi sudah jadi pahlawan," kata Butet.Aku lalu mengajak Bang Parlin ke rumah Roy ini. Ucok dan Butet justru minta ikut, jadilah kami semua pergi."Bang, lebih penting mana memegang janji atau pesantren tercoreng nama baiknya?" tanyaku ke Bang Parlin saat kami dalam perjalanan."Gak ada yang pilihan di situ, Dek, ada pilihan lain, tetap teguh memegang janji dan pesantren terselamatka
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

Gara-gara Ustadz Tampan

Akhirnya disepakati, ritual pengusiran makhluk halus akan dilakukan di pesantren. Semua sudah disiapkan, rencana pura-pura yang membuat aku geli juga. Akan tetapi Ucok protes."Ayah, aku gak setuju kita ikut-ikutan berpura-pura," kata Ucok, padahal persiapan sudah hampir selesai. Dari tadinya Ucok memang tidak banyak bicara."Tapi ini jalan terbaik, Cok," jawab Bang Parlin."Kita harus berpikir ke depan, Yah, selamanya orang akan menganggap pesantren kita ada penunggunya, kita ikut berbohong, Hanya karena seorang gadis yang cari perhatian ke ustadz," kata Ucok."Jadi bagaimana, Cok?" tanyaku.Di keluarga kami memang sudah terbiasa diskusi, sudah sering pendapat anak-anak yang kamu ikuti. "Kita suruh saja gadisnya itu ngaku," kata Ucok."Malu dia, Cok,""Lebih malu lagi kita, Mak, kita harus ikut pura-pura, si Butet pun ikut-ikutan pura-pura pakai sesajen ayam bakar, ini tidak benar, bertentangan dengan nilai-nilai agama itu sendiri, jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga,"
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Gosip

"Maaf, Nak Resti, tidak boleh begitu, masih jauh lima tahun lagi, siapa tahu besok lusa ketemu yang lebih baik dari ustadz itu, lagi pula Ustaz Rizal bilangnya, Mungkin, kata Mungkin ini bisa berarti tidak jadi, lagian jodoh di tangan Tuhan, kalau sudah jodoh, Asam di gunung, garam di laut bertemu juga dalam kuali," kata Bang Parlin."Benar sekali, Resti, seperti kami contohnya, aku garam asin yang ada di pantai, Om Parlin asam yang ada di bukit merah, bertemu juga di KUA, bukan kuali ya," sambungku."Hahahaha," Roy malah tertawa ngakak.Mereka pun permisi pulang, setelah mereka pulang, aku langsung ke dapur, Ucok dan Butet sedang makan dengan lahapnya."Enak kali ayam bakar mereka, Mak," kata Butet."Iyalah, enak-enak kau bilang tapi udah habis," kataku."Butet makan dua potong, Mak," lapor Ucok."Udah, udah, kalian makanlah, besok Mamak pesan ayam mereka," kataku kemudian.Aku kembali ruang tamu, Bang Parlin masih duduk di sofa."Gak jadi pergi ke kebun, Bang?" tanyaku."Adek bilang
last updateLast Updated : 2023-04-11
Read more

Butet Jatuh Cinta

Salsabila, gadis itu memang sudah memberi warna pada keluarga kami. Entah kenapa masalah hidupnya selalu datang ke kami. Mulai dari dia korban penculikan, Ibunya yang bunuh diri, Ibu tirinya yang melarikan uang ayahnya. Kimi dia dia digosipkan terlibat prostitusi online artis. Setahuku artis memang banyak yang nyambi seperti itu. Akan tetapi Salsabila masih enam belas tahun?Ucok-anakku pun seperti merasa bersalah, padahal Salsabila punya dua saudara, juga masih punya ayah. Ucok yang jadi mereka bersalah. "Cok, berhentilah merasa bersalah, Cok," mataku pada Ucok, saat itu dia duduk termenung di teras."Iya, Mak, lihat ini berita online, bukan cuma inisialnya lagi, tapi sudah namanya," kata Ucok seraya menunjukkan berita online di HP-nya."Udah, Cok, gak usah cari tahu tentang Salsabila lagi, dia yang memang ingin jadi artis, artis ya, resikonya begitu," kataku lagi."Setelah tamat SMA aku kuliah di Jakarta ya, Mak?" Katar Ucok."Mau ngapain di Jakarta, mau urus Salsabila ya, mamak ga
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Idola Baru Butet

PoV ButetUntuk pertama kali aku kagum melihat lelaki, selama ini ayahku lah pria terhebat yang kutahu, akan tetapi melihat Ustaz Rizal, aku sungguh terpesona. Dia sangat sopan, memandangku saja dia tak berani. Saat ada pembicaraan di pesantren, berkali-kali aku mencuri pandang pada Ustadz tersebut, akan tetapi dia menundukkan pandangannya jika mata kami beradu.Siang itu sepulang sekolah aku sengaja mampir ke pesantren. Bang Ucok lama pulang karena ada extra kulikuler, aku pulang sendiri hari itu. Akan tetapi di pintu gerbang aku ditahan Ustadz Rizal. "Assalamu'alaikum, Ning,""Waalaikum salam, jangan panggil Ning lah,""Oh, maaf, Ibu memasuki wilayah wajib jilbab," katanya. Aku baru sadar tak memakai jilbab. Akan tetapi timbul niatku ingin menguji Ustadz ini."Aku Putri pemilik pesantren ini, ya," kataku."Benar, Bu, saya tahu," "Kok manggil Bu sih, emang aku setua itu?""Maaf, biarpun Anda Putri pemilik pesantren , peraturan tetap peraturan," katanya kemudian.Wah, tegas sekali.
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

Baju Putih Yang Masuk Gorong-gorong

PoV ButetAku justru bersemangat dengan kejadian ini, senang sekolah diliburkan. Akan tetapi Umar bilang Sandy justru terduga utama, aku tidak percaya tentu saja."Permisi ya, kami lagi melakukan olah TKP," kata Umar kemudian."Boleh ikut?" pintaku kemudian."Maaf, Tet, tidak boleh, nanti kita bicarakan ini ya," kata Umar seraya pergi.Aku dan Bang Ucok lalu keluar dari sekolah. Saat Bang Ucok mengajak pulang, aku tidak mau. "Mau nyalurkan hobby dulu, Bang," kataku beralasan."Aneh kali hobby-mu, nanti kubilang Mamak ya, kau pacaran sama polisi," kata Bang Ucok."Fitnah, Bang," "Ish, kamu memang menyebelkan,""Udah, pulang aja, aku mau melakukan tugas negara," kataku lagi.Bang Ucok malah memukul kepalaku pelan. "Udah, aku ikut," kata Bang Ucok akhirnya.Kami berdua lalu pergi ke tempat Bang Sandy, Akan tetapi rumah makan itu masih tutup. Coba kuambil HP dan menghubungi Bang Sandy."Bang Sandy di mana?" tanyaku begitu telepon tersambung."Ngantar ibu belanja, udah tau kau, Tet, sek
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Butet Menikung Teman?

PoV ButetKejahatan itu memang biasanya ada motif, jika untuk mencuri, rasanya mustahil Sandy seperti itu, dia YouTubers dengan penghasilan ratusan dollar. Tidak mungkin dia merusak dirinya demi hal receh begitu.Saat kami asyiknya diskusi, datang Bang Umar."Sandy, cepat atau lambat, kami pasti dapat bukti," kata Umar."Syukurlah," jawab Sandy."Ngaku ajalah, dari pada kamu nanti susah," kata Bang Umar lagi."Cari dulu buktinya?" kata Sandy "Kami akan dapat segera," kata Bang Umar."Kok gitu, Bang Umar, langsung main tuduh," kataku kemudian."Feeling, Tet,""Oh, polisi sekarang bekerja berdasarkan feeling ya," kata Bang Sandy."Aku permisi dulu," kata Bang Umar setelah ada temannya memanggil.Setelah Bang Umar pergi, Bang Ucok juga mengajakku pulang. Padahal kasus ini sangat menarik bagiku. Saya kami sampai di rumah, sedang ada tamu, Resti datang berkunjung, aku langsung menuju dapur, dugaanku mamak pesan ayam bakar dan dia bawa datang antar ayam bakar, ternyata tidak ada."Butet,
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

Berudu di Gorong-gorong

PoV NiaAda ungkapan begini "Punya anak bayi selalu membuat cemas, akan tetapi punya anak remaja membuat ketar-ketir." Aku baru percaya ungkapan itu sekarang. Setelah mengalami keduanya. Punya anak bayi sekaligus punya dua anak remaja.Aku terkejut karena Butet ternyata sudah pandai cari perhatian cowok. Dia sampai mengirim makanan segala. Makin terkejut karena Ucok ternyata masih menyimpan rasa untuk Salsabila. Jika kata orang punya anak gadis itu membuat selalu cemas, aku justru lebih cemas punya anak laki-laki. Aku lebih khawatir pada Ucok dari pada Butet.Seperti siang itu, Ucok dan Butet pulang lebih cepat, aku langsung khawatir mendengar dari Butet tentang Salsabila. Aku sangat khawatir dengan anakku ini. Aku merasa dia mau menghabiskan tenaga dan pikiran untuk orang, seperti ayahnya. Jika dinasehati, Ucok selalu bilang iya, iya saja, akan tetapi dia tetap berusaha membantu Salsabila. Mungkin sudah ditakdirkan keluarga kami jadi tempat menyelesaikan masalah, seperti siang itu
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
53
DMCA.com Protection Status