Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 461 - Chapter 470

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 461 - Chapter 470

528 Chapters

Butet Suka Sandy

Aku tak tahu harus bilang apa, memang kasihan juga Sandy, akan tetapi aku jadi merasa ibu ini membebankan sakit' anaknya pada kami. Seakan-akan kami yang bertanggungjawab akan keadaannya."Beda kasus, Bu," kataku akhirnya."Iya, Bu, memang beda kasus, tapi perlakuan Bang Parlin menghadapi kasus yang satu dengan yang lain pilih kasih, anakku hanya butuh teman, temannya itu Butet, Bang Parlin tidak membiarkan Butet berteman dengan anakku. Padahal rugi kalian apa? Bahkan untung lagi, anakku bisa bantu , sudah terbukti sering," kata ibu tersebut."Iya, Bu,""Haa, ini yang kalian bantu ini penjahat, ngancam lagi, entahlah, Bu,dunia ini memang tidak adil," kata ibu tersebut.Butet datang juga akhirnya begitu dia datang langsung salim dan minta dibuatkan minum. "Tet, Shandy sudah gak pernah keluar, aku khawatir dia membusuk di situ," kata Ibu itu."Oh,""Panggil dulu kenapa, Tet?" kata ibu itu lagi."Bang Sandy!" Butet berteriak.Ajaib, Sandy langsung keluar kamar dan turun ke bawah."Hei,
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

Butet Bicara Jodoh

Mobil yang kami tumpangi terus berjalan dengan kecepatan sedang, masih setengah perjalanan, mungkin bisa menjelang sore baru' sampai di ibukota kabupaten."Butet, mari kita bicara sesama perempuan ya, anggap saja mamak temanmu," kataku pada Butet."Mau bicara apa, Mak?""Apa kau ingin berteman dengan Sandy?""Iya, Mak,""Kenapa?""Dia pintar, enak diajak diskusi, terus ibunya tukang rumah makan,""Begini saja, Tet, mamak dukung kau berteman dengan Sandy, tapi hanya teman tidak yang lain-lain," kataku lagi."Ahhh, mamak?!"Kenapa, Tet, mamak serius ini,""Kata mamak bicara sebagai teman, tapi masih main perintah," kata Butet.Akhirnya kami tiba juga di rumah sakit umum daerah. Saat kami sampai Bang Parlin sudah menunggu di depan pintu."Dek, sana dulu urus administrasi, mau operasi harus ada jaminan," kata Bang Parlin. Aku segera ke tempat yang ditunjuk Bang Parlin. Jaman sekarang masih saja ada rumah sakit' yang minta jaminan untuk operasi. Kuberikan saja kartuku. Uang sepuluh juta p
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

Janji atau Motivasi

Ternyata Sandy belum sampai ke rumah dari tadi siang. Entah dia kesasar atau bagaimana, akhirnya kusuruh Butet untuk menelepon pemuda tersebut."Bang Sandy di mana?" terdengar Butet bicara, akan tetapi tak kudengar apa yang dikatakan Sandy."Apa katanya, Tet?" tanyaku tidak sabar."Oh, iya, Bang," Butet terlihat manggut-manggut."Tet, apa katanya?" aku jadi makin tak sabar.Butet lalu mematikan sambungan telepon. "Mak, kata Bang Sandy, ini saatnya dia belajar mandiri," kata Butet."Belajar mandiri bagaimana, Tet?""Dia mau tinggal terpisah dengan ibunya, tinggal di kos," kata Butet."Suruh dia bilang sama ibunya, dong, biar kita tidak jadi tertuduh," kataku kemudian."Iya, Mak," jawab Butet seraya mengetik sesuatu di HP -nya.Beberapa saat kemudian ...."Katanya dia sudah bilang, tapi ibunya tidak memperbolehkan," kata Butet lagi."Oh, kalau begitu ibunya yang terlalu mengekang, udah, biar saja itu urusan mereka." kataku kemudian.Malam itu kami diskusi panjang lebar, mulai dari masa
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

Hikmah di Balik Bencana

Pertemuan itu justru jadi pertengkaran mantan bupati dan istri barunya. Si istri mengaku bahagia, ternyata harta mereka satu persatu terjual untuk membahagiakan istri barunya itu. Jadilah mereka bertengkar hebat, kami hanya mendengar. "Pokoknya besok aku berangkat ke Jakarta, aku harus urus anakku," kata mantan bupati tersebut."Ya, udah, silakan pergi, tapi jangan salahkan aku, Pa, jika papa pulang aku sudah tak ada," kata istrinya."Sebaiknya jika mau bertengkar di rumah saja, Pak," kataku kemudian. Gerah juga mendengar mereka bertengkar.Suami istri beda jauh usia itu akhirnya pergi juga. Aku jadi sedikit lega. Dari tadi aku sudah merasa tak enak hati, pertengkaran mereka didengar oleh dua anakku. Menjelang tengah malam, Bang Parlin pamit mau ke rumah sakit, katanya tidak ada orang yang menjaga Rusdy dan istrinya.Pagi hari Minggu, aku dan tiga anakku berencana pulang ke desa, Bang Parlin masih tetap di kota. Kata Bang Parlin, dia tidak sampai hati meninggalkan Rusdi dan istrinya
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

Ustadz Rizal Melecehkan?

PoV ButetAku sungguh tidak menyangka, Bang Sandy bisa serius begitu. Perkataanku itu benar-benar mengubah cara hidupnya. Luar biasanya kini dia mau mandiri, urus diri sendiri, cari uang sendiri."Apa yang membuat Abang bisa berubah begini?" tanyaku lewat pesan wa di suatu malam, saat itu hari sudah jam sepuluh lewat tiga puluh menit."Satu perkataanmu yang membuat aku merasa dilecut. butet," balas Bang Sandy."Apa itu?""Aku tunggu lima tahun lagi, aku memang laki-laki yang harusnya jadi pelindung wanita, terus ... eh, sebenarnya perkataanmu semua serasa menamparku."Oh, semoga kamu benar-benar bisa jadi laki-laki yang bisa diandalkan," pesanku kemudian.Keesokan harinya saat aku pulang dari sekolah, aku ke warung Ibunya Sandy. Ibunya Sandy jauh' berubah, tak lagi ramah seperti biasa. Tak bertanya lagi aku mau makan apa."Bu, numpang duduk ya, nunggu Bang Ucok," kataku kemudian."Iya," hanya itu jawaban dari ibu tersebut. Wajahnya sungguh tidak ramah."Bagaimana kabar Sandy, Bu?" aku
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Ustadz Jadi Tersangka

"Tenang dulu, Bu, tenang dulu, Ika," kata Ayah saat ibu dan anak itu terus mendesak Ayah. "Bagaimana kami bisa tenang, Pak Parlin, anakku dilecehkan, ustadz yang seharusnya jadi panutan, justru melecehkan," kata ibunya Ika. "Aku gak percaya, lihat wajah cewek saja ustadz itu gak berani," kataku kemudian. "Kau tau apa, Tet, ustadz juga manusia, lihat berita banyak ustadz pelaku pencabulan," kata Kak Ika. Aku tak menyangka ustadz yang menatap wajahku saja tidak berani jika bicara bisa begitu. Apalagi sampai melecehkan orang. Akan tetapi kenapa Ustadz itu minta mengundurkan diri? Atau jangan-jangan betul, dia tak sanggup menahan godaan dari cewek. "Maaf, Ika, pertama saya mau bertanya, kenapa kamu datang ke ruangan guru?" tanya Ayah. "Kan sudah kubilang, Pak, aku mau minta dirukiyah," jawab Kak Ika. "Tahu kah kamu fungsi pesantren, bukan tempat rukiyah, tapi tempat belajar," kata Ayah lagi. "Kok gitu Bang Parlin,masa gak bela warga sendiri," kata ibunya Ika. "Begini, Bu, tadi Ust
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Ustadz VS Sesepuh Desa

Ustadz itu terdiam, dia menundukkan wajah, agak lama juga dia tak bicara, entah apa yang dia pikirkan aku tidak tahu. "Aku ikut saran dari Ucok saja, mengundurkan diri," katanya kemudian."Pikirkan dulu," kata Ayah."Berat sekali cobaan untukku, Pak," kata Ustadz Rizal."Abang ustadz memang lemah, tidak kuat iman, riak saja sudah menyerah, bagaimana mau menghadapi gelombang?" kataku sedikit kesal."Benar sekali, kamu terlalu mudah menyerah, kamu tahu gak, mundur berarti mengaku salah, itu anggapan orang," kata mamak.Ustadz itu menunduk, dia seperti tak berani mengangkat wajahnya."Ya, sudah, jika memang keputusanmu mundur, kami tidak mungkin memaksa bertahan, tapi kami minta bersihkan dulu namamu, jangan sampai citra pesantren buruk, bukan cuma pesantren kita yang kena, tapi seluruh pesantren di Indonesia ini akan tercoreng, mari kita perbaiki citra pesantren yang sudah banyak tercoreng," kata ayah akhirnya."Baik, Pak, aku bersedia dipertemukan dengan kakak itu," kata ustadz itu ak
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

Demontrasi

PoV Nia"Didemon bagaimana?" tanyaku kemudian."Tidak tahu, Bu, tiba-tiba orang ramai-ramai datang, mereka berteriak-teriak, aku kebetulan lagi di luar," kata santri tersebut.HP Bang Parlin berbunyi, suamiku itu memberikan HP tersebut padaku, lalu ...."Halo!""Assalamualaikum, Bu, pesantren didatangi orang ramai, kami khawatir terjadi gesekan dengan warga desa, Bu," katanya dari seberang."Oh, kami akan ke sana," kataku kemudian.Akhirnya kami semua kembali lagi ke pesantren tersebut. Ketika kami sampai, memang sudah ramai orang, aku melihat Pak Ruslan di antara orang yang banyak itu."Ada apa ini?" tanya Bang Parlin."Kami menuntut ustadz cabul," teriak seorang warga."Ustadz cabul apaan?""Ustadz cabul sudah melecehkan saudara kami," kata seorang pria yang lain."Tenang, tenang, tak ada ustadz cabul di sini," katar Bang Parlin."Ustadz Rizal telah melecehkan saudara kami, kami tuntut dia keluar," teriak seorang warga. Yang disambut teriakan warga yang lain.Aku dan seluruh keluarg
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Sidang Ala Desa

Aku, Ucok dan Butet yang menggendong Cantik serta Bang Parlin pergi ke balai desa. Balai desa ini tempat kami membicarakan masalah penting. Banyak sudah keputusan penting diselesaikan di balai desa ini.Rombongan ustaz Rizal juga datang, bersama sekitar enam ustadz muda yang lain juga ikut. Puluhan santri mengantarkan mereka ke balai desa. Akan tetapi Ika tidak datang juga, para pendemo yang tadi galak di pesantren belum ada yang kelihatan batang hidungnya. "Bagaimana ini?" tanya Bang Parlin."Bentar, Bang," kataku seraya mengambil hp, terus menghubungi sesepuh desa tersebut."Bagaimana, Pak, kami menunggu," kataku kemudian."Iya, Bu Kades, kami akan datang sebentar lagi, si Ika tiba-tiba sakit ini, sebentar ya," jawabnya dari seberang telepon."Pasti takut dia, Mak," kata Butet."Iya, Tet, itu pasti, tapi ini harus dibicarakan, harus disidang, demi nama baik pesantren kita," kataku kemudian.Akhirnya rombongan Ika dan keluarganya datang juga. Mereka datang beramai-ramai. Ika didampi
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

Ustadz PHP

Butet memang selalu bisa jadi pemecah kebuntuan. Ide-idenya sering di luar nalar, akan tetapi tetap logika. Ternyata Ika takut isi HP -nya ketahuan. Dia bilang tidak bawa hp, tapi lupa mematikan.Seorang wanita lalu mengambil HP dari tas Ika, kemudian menyerahkan padaku."Saya minta izin buka ya," kataku kemudian.Ternyata begitu hp itu dibuka, layarnya saja sudah gambar ustadz Rizal. "Lihat ini bapak-bapak ibu-ibu, layarnya saja sudah gambar ustadz Rizal, yang sepertinya diambil secara sembunyi-sembunyi. Sudah jelas sekarang, Ika ini adalah penggemar ustadz Rizal, tak perlulah kita permalukan lagi Ika dengan melihat isi HP - ya lebih jauh." kataku kemudian."Tidak bisa, harus jelas semua, masa foto begitu sudah jadi bukti?" kata seorang pria.Kulihat Ika, dia menggelengkan kepala sambil, menatapku dengan tatapan sedih, aku mengerti maksudnya , akan tetapi memang harus dibuka biar semuanya jelas."Biar adil, HP Ustadz kita lihat juga," kataku kemudian.Ustadz Rizal memberikan HP -nya
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
53
DMCA.com Protection Status