Home / Romansa / TERPAKSA MENIKAHI KEKASIH PUTRAKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TERPAKSA MENIKAHI KEKASIH PUTRAKU: Chapter 21 - Chapter 30

99 Chapters

BAB 21. NYERI DALAM DADA

BAB 21 NYERI DALAM DADAMasalah keluarga tak kunjung berakhir. Sekuat apapun mencoba bertahan, dinding hati yang rapuh tak mampu bertahan.Bolamata mulai memanas. Sekuat tenaga dia menahan supaya tak ada air yang menggenang. Malu rasanya harus menangis di depan sang istri. Sekuat apapun menahan, bola mata yang memanas digenangi oleh cairan hangat yang tak mampu berkompromi hingga perlahan menetes dan mengalir di pipi pria berkulit putih itu.Perlahan menepikan mobil lalu keluar dan bersandar pada mobil. Ia mengusap airmata di pipi dengan kasar. Namun berkali-kali diusap tak juga mengering. Airmata itu terus mengalir di kedua sisi pipinya. Bahunya berguncang menahan tangis. Saat akan menghapus airmata kembali, lengan kokohnya di pegang oleh tangan mungil yang begitu dikenalnya. Rania berdiri di hadapan suaminya dan menatapnya sayu. Rania tak tega melihat sosok pria yang begitu kuat tiba-tiba menjadi rapuh. Tinggi tubuhnya yang hanya sebatas dada sang suami harus berjinjit untuk menghap
Read more

BAB 22

BAB 22Rania menghela nafas, lalu bersandar pada mobil disamping Rangga. Ia tak mengira kisah hidup sang suami sangat berliku. “Bagimana mungkin orang hidup tak mengenal Tuhannya.” Rania bergumam, lalu berjalan kearah lapangan dimana anak-anak kampung sedang bermain bola.“Tapi begitulah kenyataannya.” Rangga mengekor dibelakang Rania.Rania lalu berbalik dan berjalan mundur dan tetap di ikuti oleh suaminya. “Apa kau tidak pernah merayakan hari besar keagamaan?”“Tidak pernah, karena aku dulu seorang pelayan.” Rangga terus mengikuti sang istri yang masih berjalan mundur.“Kau punya ktp?”“Punya?”“Apa yang tertera disana? Dan kau juga punya istri, dengan cara apa kau mengikat janji suci?”“Cara yang sama seperti saat aku menikahimu.”“Itu artinya, Tuan punya agama dan juga Tuhan. Hanya saja tidak menjalankan perintahNYA.”“Iya, kau benar. Tolong, ajarkan aku untuk lebih mengenalNYA.”Rania tersandung batu dan hampir terjatuh. Disaat yang tepat, rangga berhasil menyangga punggungnya hi
Read more

BAB 23

BAB 23Ada rasa khawatir terselip dalam dada. Walau masih ada amarah dalam dada, tetap saja seorang ayah akan mengkhawatirkan keadaan putranya yang tanpa kabar. Dia juga sudah menghubungi anak buahnya untuk mencari keberaan putranya, tapi tetap saja nihil. Putranya bak hilang ditelan bumi.Terakhir keberaannya terlacak di area sekolah. Pemuda itu mematikan ponsel atau bahkan membuangnya. Entahlah, mungkin saja dia takut untuk pulang dan berhadapan dengan sang papah, ataukah karena kebencian kepada pria yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. Rangga sangat menyayangi Marchel. Dia menganggap seperti putra kandungnya sendiri. Sejauh ini sang putra belum tahu rahasia besar ini. Rangga menyembunyikan rapat darinya.“Tuan, ayo katanya mau belajar sholat.” Rania memakai mukena yang menutupi kepalanya.“Kamu duluan saja ya. Aku sedang menunggu Marchel.”“Saya udah selesai. Ayo, kalo gak mulai sekarang, mau kapan lagi?”“Entahlah. Aku lagi pusing, kenapa masalah tidak pernah selesai?”“Masa
Read more

BAB 24. BERTEPUK SEBELAH TANGAN

“Kamu kenapa?”Rangga menyentuh pipi Rania lembut. Namun gadis itu menepisnya pelan. Ada perih dalam dada, saat tahu pelabuhan hati tak menginginkan sentuhannya lagi.“Kamu masih marah dengan pertanyaanku tadi? Wajar aku bertanya padamu, karena kau istriku.”Rania tetap mematung dan semakin menundukkan kepala lebih dalam. Matanya mulai berkabut. Isak tangispun perlahan mulai terdengar. “Tuan telah beristri. Aku tak ingin menjadi duri dalam hubungan Tuan dan Nyonya Diana.”“Kau tahu’kan, aku tak bahagia bersamanya. Bersamamu, aku ingin menjemput impianku untuk bahagia.”“Tidak tuan, istri Tuan tidak akan tinggal diam dengan semua ini. Dia pasti akan membuat hidupku seperti dalam neraka.”“Aku berjanji akan selalu menjagamu.”“Maaf Tuan, aku masih belum bisa melupakan Marchel.”Rangga menggenggam jemari lembut sang istri lalu membawa ke dadanya. “Aku tidak akan memaksamu. Aku ingin bertanya kepadamu, apa kau melihat masa depanmu ada bersama Marchel? Apa kau yakin bisa bahagia bersamanya?
Read more

BAB 25

Rangga menangkup wajahnya. Menghela nafas panjang, lalu membuangnya kasar. Dadanya terasa berat bagai di timpa ratusan kilo barang. Tak ada lagi senyum menghias wajahnya. Pias dan tak bernyawa. Relung hatinya kosong tak bermuara.Rangga menatap ke arah Rania. “Baiklah, aku mengerti. Mulai sekarang, aku akan berhenti mengejarmu. Hingga aku merasa tak membutuhkanmu lagi. Dan ingat, saat kau mengalami kesulitan, pria pertama yang kau ingat kecuali keluargamu, itulah laki-laki yang kau cintai. Suatu saat kau menemukan itu, katakanlah padaku. Dan aku pastikan, akan membantumu bersatu dengannya.” Rangga bangkit dan berjalan menuju arah balkon, tempat favorit saat menghadapi masalah.Namun Rania memegang lengan suaminya dan menghentikan langkahnya. “Bagaimana kalau suatu saat rasa untukmu hadir?” Dengan suara yang bergetar, Rania bertanya tanpa menatap kearah suaminya.“Mungkin saat itu rasaku telah mati.” Rangga melepas lengannya perlahan dan mencoba tak peduli dengan pertanyaan sang istri
Read more

BAB 26

Rangga tak merespon. Dia sangat mengenal lengan mungil yang mulai di gilainya. Hembusan nafas hangat yang terasa hingga menusuk punggungnya. Bukan hangat yang dirasa, tapi sakit yang tak berujung. Hanya dengan memejamkan mata ingin meresapi kehangatan dalam pedihnya luka.Sesaat, kehangatan itu merasuk ke dalam tubuh yang menggigil karena patah hati. Patahan itu menimbulkan luka dan meradang hingga membuat hati membeku. Tak ingin larut dalam asa yang kosong. Rangga melepas lengan sang istri. “Jangan memberi harapan, kalau kau tak dapat mewujudkan impian.” Rangga mencoba tak peduli dengan lengan sang istri yang masih menggantung.Rania bergeming, tak menyangka akan mendapat penolakan. Bahkan dia tak menyadari tangannya masih menggantung. Belum ada lima menit, kalimat indah tentang cinta terucap dari bibirnya. Terasa masih membekas indah semua perlakuan manisnya. Janji indahpun masih terngiang di telinga. Kenapa dalam sekejap semua berubah. Kenapa rasanya sesakit ini. Salahkah rasa yang
Read more

BAB 27

BAB 27Rangga meletakkan ponsel di atas nakas, lalu melangkah ke arah sang istri. Pria angkuh itu berbicara persis di depan wajah sang istri yang terlihat begitu ketakutan.“Aku ingin kau membayarnya dengan berpura-pura menjadi istriku yang sesungguhnya.”“Maksud Tuan?”“Ikuti semua perintahku, dan jangan menolak saat aku melakukan apapun terhadapmu, termasuk menyentuhmu.”‘T-tapi ....”“Gak usah baper! Aku hanya ingin membalas perbuatan istriku! Setelah rencanaku berjalan dengan baik, lakukanlah apapun yang kau suka, termasuk kembali bersama Marchel. Saat itu aku tak membutuhkanmu lagi.”Rangga balik badan dan berjalan menuju ranjang, menarik selimut lalu tidur.Rania terus menatap sang pujaan hati. Walau kalimatnya begitu menusuk dan menorehkan lara di hati. Namun Rania berjanji akan membantu semampunya. Pria itu sangat baik dan berhak untuk bahagia. Rania tersenyum, lalu keluar dari kamar.Rangga membuka mata. Dia melepas selimut lalu duduk di tepI ranjang dengan kedua kaki menjuta
Read more

BAB 28

BAB 28“Tapi Tuan, kami belum menemukannya hingga saat ini. Mereka benar-benar tak meninggalkan jejak. Tuan tahu’kan Alex selalu melakukan sesuatu dengan sempurna, tanpa meninggalkan jejak.”“Jangan mengajariku! Kalian memang lebih bodoh dari Alex! Terus cari keberadaannya, dan bawa istri Alex kesini dalam keadaan tidak sadar! Aku akan membalas Alex dengan caraku! Ingat, jangan sakiti dia dan jangan sentuh anak-anaknya! Mereka tidak bersalah! Cepat kerjakan tugas kalian dan aku tidak mau mendengar kegagalan!”Klik, Rangga menutup sambungan telponnya, lalu membuang ponsel ke atas ranjang. Tiba-tiba, pria itu meringis kesakitan sembari memegangi dadanya. Terasa begitu sakit dan susah untuk bernafas. Rangga meremas dadanya. Tubuhnya terasa lemas dan mengeluarkan keringat dingin. Emosi yang memuncak di barengi dengan hantaman minuman beralkohol dan juga kepulan asap rokok membuat dadanya sakit seperti di tindih benda berat. “Aaarghh ....” Rangga berteriak dengan keras. Hingga mengagetkan
Read more

BAB 29

BAB 29“Saya hanya menyarankan saja. Nanti saya beri resep. Kalau sudah minum obat dan masih belum membaik, tetap saya sarankan untuk di bawa ke rumah sakit. Ingat kontrol emosi dan jangan banyak pikiran.” Dokter memberikan resep kepada Rania dan segera berpamitan.Rania lega melihat keadaan sang suami sudah membaik. Obat yang tadi di berikan oleh dokter bekerja dengan baik. Rangga tak lagi memegangi dadanya. Hanya kepalanya yang masih sedikit pusing.“Mau saya pijit, Tuan?”“Pergilah! Aku tidak apa-apa! Aku sehat! Pergi kalian semua!” Rangga berteriak. Pria angkuh itu paling tidak suka dikasihani. Semua asistennya beranjak keluar, kecuali Rania. Gadis itu tak peduli dengan perintah sang tuan. Rania ingin fokus menjaga sang suami. Kesehatannya masih belum pulih, hingga Rania harus lebih ketat menjaganya.Rangga menatap kearah sang istri yang masih bergeming. “Kamu tidak dengar perintahku? Aku ulangi, pergi dari hadapanku sekarang juga atau ....!”“Aku tidak akan pergi dari sini! Aku t
Read more

BAB 3O

BAB 3OPria bertato itu segera menarik lengan Rania dan membawanya keluar. Walau agak kesulitan karena gadis itu terus berontak dan tak boleh menyakitinya, tapi pria itu berhasil mengeluarkan Rania dari kamar.Rania terus menggedor pintu dari luar. Dia sangat mengkhawatirkan wanita yang ada di dalam sana. Ada kesedihan disana. Terasa perih, kesal, panas dalam dada dan entah rasa apalagi yang bergejolak dalam dadanya. Rania terus menggedor pintu hingga tubuhnya lemas, lalu merosot ke lantai. “Tuan jahat, tuan jahat ....”Tak berapa lama, pintu terbuka dan keluarlah dua pria tadi bersama wanita yang masih tak sadarkan diri. Rania segera masuk dengan penuh kekesalan. Dia memukuli suaminya yang bertelanjang dada. “Tuan jahat ....” Rangga lalu menangkap lengan sang istri lalu menguncinya. “Kau kenapa? Cemburu?” Rangga melengkungkan satu sudut bibirnya.“Tuan benar-benar tidak beradab, dan tuan juga ....”“Sstt ....” Rangga meletakkan telunjuk pada bibir istrinya. “Apa penawaran dirimu masi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status