BAB 18Saat sedang membutuhkan pertolongannya, pria angkuh itu tak menampakkan batang hidungnya. Rania tak akan percaya lagi kepada pria pembohong itu. Jangankan melindungi, menolong saja dia tidak melakukannya.“Dengar cupu! Marchel dan gue sudah jadian. Dan nanti malam, kami akan mengadakan party di puncak untuk merayakan kemenangan Marchel dan hari jadi kami!” Audy merangkul bahu Marchel dan mengecup pipinya.Hal itu membuat Rania muak dan membuang ludah. “Ciih ... menjijikkan!”“Hei, apa maksud Lo!” Audy mendekat kearah Rania dan mencengkeram dagu Rania kuat, hingga Rania meringis kesakitan. “Dasar cewek murahan ...” Audy mengangkat tangan hendak menampar Rania. Namun tangan kekar menahan dengan memegang pergelangan tangan Audy. “Jangan berani menyentuh istriku, atau aku patahkan tanganmu cantik!” suara merdu tapi penuh ancaman.“Aw,” Audy memegangi tangannya. Dia mengaduh kesakitan. “Lepasin, sakit Om.” Audy meringis kesakitan. Cengkeraman tangan kekar itu membuat lengannya seper
Baca selengkapnya