"Bukan." Aku mengukir senyum walaupun sebenarnya masih ada rasa cinta kepadanya. Namun, aku tidak mau memberi secercah harapan kepadanya. Lagi pula sudah lama kami bercerai, dia malah tidak ada sama sekali berubah. Itu alasanku tidak mau menerimanya kembali."Apa aku tidak salah dengar, Nesya?!" jawab Bu Aisyah kaget. Harapannya tidak sesuai dengan kenyataan."Tidak, Bu!" tegasku tidak bertele-tele. Tiba-tiba, Bu Aisyah sesak napas. "Aku tidak merasa kasihan atau apapun itu. Paling cuma akting doang," sindirku sambil bersandar di dinding. Aku sudah lelah dan capek rebahan terus. "Dasar menantu kurang aja!" bentak Bu Aisyah tidak terima kalau aku mengetahui kedoknya. Aku mengukir senyum."Aku heran dengan ibu. Kenapa masih saja berusaha untuk menyatukan kaca yang retak. Ibu tahu sendiri 'kan, pasti tidak bisa bersatu walaupun sudah dilem atau diusahakan dengan berbagai cara." Aku menatap retina Rusly. Dia langsung menunduk dan tidak berani menatap bola mataku. "Lagi pula, susuk apa
Read more