Jarum jam seakan diam, waktu seolah tak bergerak. Aku duduk di lobi rumah sakit. Sesekali kutatap orang berlalu lalang, masuk dan pergi silih berganti. Menunggu, sesuatu yang sangat kubenci. Namun justru kulakukan setiap waktu. Ya, menunggu bertemu dengan Yasmin. Hanya itu menunggu yang tak membuat lelah. Tapi membuat rasa sakit kian menusuk sanubari. "Sudah lama, Rel?" Arman keluar lalu berdiri tepat di samping kiriku. Kedatangannya menghapus bayangan Yasmin yang sempat hadir. Sebegitu menyiksa kata rindu itu. "Lumayan bikin pinggang mau patah, Ar."Lelaki itu tertawa lalu membantuku berdiri. Rasa nyeri akibat tinju dan pukulan semakin terasa. Hingga melangkahkan kaki begitu sulit. "Pelan-pelan, Bro," ucapnya. Aku hanya mengangguk lalu naik ke mobil dengan hati-hati. "Makan dulu atau langsung pulang?" tanyanya sambil melajukan mobil meninggalkan halaman rumah sakit. "Aku gak laper, Ar. Ingin segera merebahkan tubuh. Cepek.""Oke."Jalanan begitu ramai kendaraan berlalu lalang
Baca selengkapnya