"Assalamu'alaikum, Bu?!" salam Raja mengangguk sopan, senyum mengembang membuat wajahnya semakin terlihat menawan. "Wa'alaikumussalam, Aa. Panggil Uwa saja. Uwa Epon. Ini anak Uwa, Lina," jawab Epon dengan ramah, mengusap lengan Raja saat lelaki itu menyalaminya. "Iya, Wa. Saya Raja.""Mani bagus namanya, seperti orangnya, kasep!" Cahaya menatap jengah, namun tidak bisa berbuat apa. "Raja, Teh." Raja mengulurkan tangan pada sepupu Cahaya. "Lina, A." Lina menerima tangan Raja dengan sopan. "Ayo, silakan masuk!" tambahnya. Mereka pun beriringan masuk ke dalam rumah Cahaya. Epon dan Lina langsung pamit, begitu Raja sudah duduk nyaman di sofa ruang tamu rumah Cahaya, mereka percaya Cahaya dan Raja tidak akan melakukan hal yang dilarang agama, ditambah adanya Binar di sana. "Tidur dulu, A. Nanti kesiangan," ingat Cahaya saat melihat Raja malah menonton pertandingan bola bersama Binar. Raja menoleh sekilas, lalu kembali serius menatap layar kaca. "Sebentar, Sayang, ini tinggal seben
Read more