Home / Romansa / Bukan Aku Tak Setia / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bukan Aku Tak Setia : Chapter 31 - Chapter 40

215 Chapters

Kebahagiaan Di Pagi Hari

Binar yang melihat Raja kegirangan setelah Cahaya pergi ke kamarnya, membuka sumbatan earphone di Kedua telinganya. Dia tersenyum turut merasakan kebahagiaan Raja, yang walau dia belum tahu cerita sebenarnya. "A!" panggil Binar mengalihkan perhatian Raja. Raja menoleh pada calon adik iparnya, menyebrangi meja memeluk Binar."Dia mau, Nar! Cahaya mau menerima lamaranku!" ucap Raja penuh rasa kebahagiaan. Mendengar itu, Binar menepuk punggung Raja dengan bangga. "Wah, selamat, A!""Iya, Nar! Terima kasih." pelukan mereka pun terurai. "Emang kapan Aa mau lamar Teh Aya?" Binar kembali duduk setelah Raja juga menghempaskan tubuhnya di sofa. "Minggu ini, Nar. Tapi aku belum bilang sama bapak kamu, nanti ingetin Cahaya untuk bilang sama beliau, ya?""Tapi ... ambu kan masih sakit, A!" euforia kebahagiaan Raja terhenti, dia lupa keberadaannya di rumah Cahaya saat ini adalah karena Rosita yang mengalami musibah, tapi mengapa dia bisa lupa? "Ah, iya, Nar. Kenapa aku bisa lupa?" keluh Raja
Read more

Berpisah Sementara

"Aya ... Sayang!" Raja menggeram pelan, "Kamu malah menyiksaku dengan kata itu. Kalau kamu mau, hari ini pun aku sanggup melakukannya, tapi tentunya aku tidak bisa begitu saja. Kamu terlalu berharga untukku, aku ingin memberikan pernikahan yang menjadi impianmu, seperti keinginanmu."Cahaya tersenyum, dia sama tidak sabarnya dengan Raja sekarang. Membayangkan Raja menjadi suaminya kelak, membuat hatinya berdesir hangat. "Aku tidak menginginkan apa yang mungkin Aa bayangkan tentang pernikahan impian itu, cukup bagiku kata akad nanti kamu ucapkan dengan lantang.""Kamu tahu?" Raja melangkah perlahan, sedang Cahaya mundur menghindar. "Mendengar kamu berkata seperti itu, jiwa liarku terpanggil, Sayang!" Cahaya menahan tawa dan juga takut yang bersamaan, dia terus mundur dengan sesekali melihat kebelakang mencari celah untuk lepas dari ancaman tatapan lapar Raja, hingga begitu sampai di depan kamar dia berbalik dan langsung menutup pintu sambil berteriak. Brak!"Tunggu di sana! Aku ambi
Read more

Obrolan Di Rumah Khadijah

Memasuki rumah Khadijah dengan semangat, kedatangan Raja disambut Syena yang menangis kencang di depan kamarnya. Gadis kecil itu terbangun, dan mencari keberadaan ibunya yang tidak terlihat begitu dia membuka mata. Raja menderap langkah memburu Syena, segera menggendong Syena yang langsung memeluknya erat, Raja mengusap punggung keponakannya itu sayang. "Kenapa, Sayang?" tanya Raja menenangkan, dia mencoba membujuk Syena agar sedikit tenang. "Bunda nggak ada, Papa!" jawab Syena di antara sedu sedannya."Nggak ada?" Raja menoleh mencari keberadaan adiknya, sejak dia masuk tadi, memang belum menemukan keberadaan Khadijah. "Lagi di belakang mungkin, Syena udah cari?" Syena menggeleng dalam pelukan Raja. "Ya sudah, kita cari bunda sama Papa."Raja melangkah menuju bagian belakang rumah Khadijah, begitu sampai dapur dia melihat Bi Sari--Assisten rumah tangga Khadijah--sedang menuangkan nasi goreng ke dalam mangkuk besar untuk majikannya sarapan. Wanita berumur empat puluhan itu, melih
Read more

Berita Yang Menghebohkan

Raja melangkah cepat karena dia terlambat lima menit dari waktu masuk kerja. Sungguh bukan sikap yang patut dibanggakan di hari kedua dia masuk kerja, untunglah tidak ada yang menyadari keterlambatannya selain kedua orang yang berjaga di lobi tadi. Raja menghampiri Indra yang selama ini menjabat sebagai manajer pemasaran sementara, selama manajer baru belum ada. "Pagi, Pak. Maaf saya terlambat tadi," sesal Raja pada Indra yang tersenyum menanggapi. "Iya, Pak Raja. Tidak apa. Oh, ini nanti tolong diperiksa ya, Pak? Barang reject banyak sekali, Mr. Park sampe geleng kepala ini." Indra menunjukkan kertas di tangannya. "Ini barangnya sudah balik lagi, Pak?" tanya Raja memeriksa kertas pemberian dari Indra. "Siang ini sepertinya. Dan wacana mengirimkan karyawan ke Korea, sepertinya tidak bisa dihindari," terang Indra mengalihkan perhatian Raja dari kertas yang dipegangnya. "Pengiriman karyawan ke Korea?""Iya, untuk mempelajari apa penyebab barang yang kita produksi meledak saat dipa
Read more

Mereka Yang Tak Percaya

Alya kecewa saat tahu Cahaya tidak masuk kerja, apalagi dengan banyaknya komplain barang rusak yang terpaksa harus dikembalikan. Alya dibuat sibuk sendiri mencari list urgent hari ini. Semalam Andri sudah menjelaskan semua yang diketahuinya pada Alya, menimbulkan perasaan bersalah pada diri Alya karena sudah menuduh yang tidak-tidak pada Raja, bahkan mungkin menyakiti hati lelaki itu dengan kata-katanya. Ya, Alya akan meminta maaf pada Raja nanti saat mereka bertemu nanti. Dengan gerakan pelan mengimbangi perutnya yang semakin besar, Alya memeriksa satu persatu mesin yang sedang beroperasi yang biasanya dilakukan oleh Cahaya, hingga satu panggilan dari belakangnya mengalihkan perhatian Alya. Indra melangkah mendekat, Alya yang mengira Indra datang untuk menanyakan list urgent, mendesah pasrah. Karena barang yang dibutuhkan memang belum lulus QC. "Urgent ya, Pak? Tidak lulus. Lagi dicek ulang manual," kata Alya begitu Indra mendekat. "Bukan. Soal itu sudah bukan kerjaan aku lagi."
Read more

Semakin Penasaran

"Oh, gitu." Wila mengangguk paham, "Berarti yang dikatakan pak Raja juga benar kalau dia calonnya Cahaya. Hmm, gagal deh, godain idola baru di perusahaan." Wila terkikik karena ucapannya. Alya menggeleng dengan tersenyum, "Kalau a Raja mengatakan itu, berarti benar. Aku hanya nggak mau bilang sesuatu yang aku tidak ingin katakan," tutur Alya."Ya udah, aku cuma mau nanyain itu doang.""Beneran? Kamu jauh-jauh dari kantor cuma buat nanyain itu doang," kata Alya tak percaya. "Iya, penasaran. Pengennya dari pagi ke sini, tapi sibuk banget. Baru sempat sekarang. Dah, ah, sebentar lagi istirahat." Wila berjalan menjauh setelah pamit. Sedang Alya hanya menggeleng, menatap Wila yang semakin menjauh."Aku belum cek hp, siapa tahu Aya ada menghubungi." Alya langsung mencari ponselnya dari dalam tas, dan benar saja ada pesan dari Cahaya yang dikirim tadi pagi. CAHAYA [Al, aku izin hari ini, Ambu kecelakaan kemarin sore, maaf baru ngabarin. Batre hp aku semalam abis. Semangat ya!] 'Ah, ter
Read more

Firasat

"Cahaya! Woii! Lah dia malah diem. Pasti lagi ngelamunin sang pujaan ini!"Kembali Cahaya meringis saat lengkingan suara Alya memenuhi gendang telinganya, "Berisik, Al! Penuh ini kuping aku!" geram Cahaya sambil menoleh pada Rosita yang tadi tidur, dan Cahaya kaget mendapati ibunya itu sudah bangun, dan sedang tersenyum mendengarkan percakapan teleponnya dengan Alya. "Ambu? Em, Al ... aku hubungi kamu nanti, sekarang harus ngurus ambu dulu. Bye!" tanpa menunggu persetujuan Alya, Cahaya memutus panggilan begitu saja, tak peduli sahabatnya itu pasti sedang uring-uringan kini. "Aya berisik ya, Mbu? Jadi Ambu terbangun, maaf ya?" Cahaya membenarkan selimut yang menutupi tubuh ibunya, mengusap sayang lengannya hati-hati. Rosita menggeleng mendengar pertanyaan Cahaya yang sarat penyesalan, padahal dia memang terbangun dengan sendirinya, bukan karena Cahaya berbicara di telepon. "Tidak, Teh. Ambu emang sudah nggak ngantuk. Siapa tadi? Alya?" "Iya, Mbu, Alya yang nelepon. Nanyain kenapa
Read more

Sang Mantan

'Astagfirullah, kenapa aku terlalu berpikir jauh dengan ucapan istriku?' Batin Hadi membantah kecurigaannya sendiri. "Emang Ambu mau pergi kemana harus nunggu Aya sama Raja resmi lamaran dulu? Kan masih banyak waktu. Tenang aja, mereka pasti datang untuk melamar anak kita." Hadi mencoba menenangkan diri, membujuk Rosita agar mengikuti pemikirannya. "Ya pengen cepet aja, Pak. Kan kalau sudah terjadi, Ambu tidak gelisah lagi memikirkan siapa yang akan menjadi jodoh Aya. Ya? Sesuai rencana anak-anak saja? Minggu ini mereka tunangan, tapi jangan lama-lama, kalau bisa langsung nikah. Ambu udah nggak sabar pengen gendong cucu." Perkataan Rosita membuat Hadi semakin gelisah sendiri. Berbeda dengan Cahaya yang terlihat bahagia mendengar semua perkataan ibunya, dia hanya menganggap itu bentuk ketidaksabaran Rosita melihatnya bersanding dengan Raja. Bukan yang lainnya. "Tapi hari minggu sebentar lagi loh, Mbu? Setidaknya kita harus menyiapkan jamuan untuk kedatangan keluarga Raja, siapa ya
Read more

Hati Sang Pecinta

"Pulang tadi malam, A." Cahaya menjawab dengan senyuman tipis di bibirnya, membuat Yusuf yang masih mendamba cintanya, laksana musafir di padang tandus ditawari setetes air pelepas dahaga, menuntaskan rindu walau hanya sekejap mata bersua. "Tadi malam? Dijemput Binar?" kembali Yusuf membuka percakapan, dia tidak ingin kehilangan kesempatan saat bisa berbicara dengan Cahaya. "Tidak, pulang sendiri." Cahaya menjawab seperlunya, dia belum ingin berbangga hati dengan mengakui kalau dia telah memiliki pujaan hati. Takut dengan kemungkinan, apapun di dunia ini pasti akan berubah tanpa bisa kita hindari. "Sendirian? Naik ojeg? Waduh, bahaya itu. Seharusnya jangan, Ya." Yusuf tersentak kaget, membayangkan Cahaya pulang dengan menggunakan jasa ojeg malam-malam, membuatnya khawatir tanpa bisa dijelaskan. "Cahaya diantar temannya, A Yusuf. Dan alhamdulillah selamat sampe rumah, dan sekarang baik-baik saja bersama kita." Hadi bantu menjelaskan pada Yusuf, dia tahu Cahaya masih enggan mengatak
Read more

Cerita

Senyum Raja terus tersungging di bibir, letupan rasa bahagia begitu semarak dalam dada. Ingin rasanya dia memekik, dan melompat meluapkan kemenangannya kini. Selangkah demi selangkah tujuannya mulai tercapai, dia akan segera memiliki sang pujaan. Ternyata dia tidak salah jalan, menutup hati karena memang tidak bisa melupakan Cahaya, akhirnya akan bermuara bahagia, mereka akan bersatu untuk selamanya, Raja berharap semoga kali ini tidak ada lagi drama yang akan menguras air mata. Raja menoleh sekeliling, beberapa rekan kerja barunya terlihat saling berbisik, dengan sesekali melihat ke arahnya. Raja tahu dia tengah menjadi pusat perhatian, juga perbincangan di kantor, atau mungkin satu perusahaan sekarang. Bagaimana tidak? Dia yang baru saja dua hari kerja, dan menjadi idola karena ketampanan rupa, ternyata calon suami dari seorang senior di perusahaan itu, calon suami dari Cahaya Kamila. Raja meninggalkan kantor menuju mushola yang terletak di dekat departemen Cahaya dan Alya, sepanj
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status