"Oh, gitu." Wila mengangguk paham, "Berarti yang dikatakan pak Raja juga benar kalau dia calonnya Cahaya. Hmm, gagal deh, godain idola baru di perusahaan." Wila terkikik karena ucapannya. Alya menggeleng dengan tersenyum, "Kalau a Raja mengatakan itu, berarti benar. Aku hanya nggak mau bilang sesuatu yang aku tidak ingin katakan," tutur Alya."Ya udah, aku cuma mau nanyain itu doang.""Beneran? Kamu jauh-jauh dari kantor cuma buat nanyain itu doang," kata Alya tak percaya. "Iya, penasaran. Pengennya dari pagi ke sini, tapi sibuk banget. Baru sempat sekarang. Dah, ah, sebentar lagi istirahat." Wila berjalan menjauh setelah pamit. Sedang Alya hanya menggeleng, menatap Wila yang semakin menjauh."Aku belum cek hp, siapa tahu Aya ada menghubungi." Alya langsung mencari ponselnya dari dalam tas, dan benar saja ada pesan dari Cahaya yang dikirim tadi pagi. CAHAYA [Al, aku izin hari ini, Ambu kecelakaan kemarin sore, maaf baru ngabarin. Batre hp aku semalam abis. Semangat ya!] 'Ah, ter
Read more