Beberapa jam sebelum kejadian.Darren yang masih lemah, didudukkan di sofa empuk dengan kedua tangan di ikat di belakang. Kesadarannya berangsur pulih.Rosalin menjerit. "Ayah, ayah sudah sadar? tolong aku!""Tuan besar, tolong kami!" teriak perawat pribadi Darren."Tolong kami!""Tolong kami, tuan!"Teriak orang-orang yang dikenal Darren. Tidak, mereka bukan hanya sekedar kenalan tapi juga selingkuhan Darren. Apa yang terjadi?"Darren, sayang. Kamu sudah bangun?" tanya Agni yang masuk ke dalam ruangan dengan memakai gaun pengantin lama dan memegang buket berisi tulip merah, tulip kuning dan bunga higanbana.Semua orang yang sudah duduk di kursi masing-masing, menjerit ketakutan. Kursi itu ditempel melekat ke tanah secepat mungkin dan para tawanan diikat erat di kursi, letak kursi di samping kiri dan kanan, memberikan jalan untuk Agni lewati dengan kursi mahal yang ditempati Darren."Agni," desis Darren. "Dasar pembunuh!"Agni yang cantik mulai berhalusinasi, melihat wajah Darren yang
Baca selengkapnya