Kupanggil istri Karman yang menjadi tetanggaku sejak belasan tahun, kuminta padanya untuk menunggui kedua anakku sementara aku pergi melihat kondisi suamiku di tempat Maura."Tolong ya, Mbak, tolong dijagain," ucapku memohon."Iya, Mbak Aisyah, jangan khawatir," jawab Rini tetanggaku."Saya tak akan lama," ujarku."Iya, Mbak, saya akan jaga anak anak," jawab wanita itu sambil meyakinkanku.Kutemui anakku di kamarnya untuk memberi tahu padanya bahwa aku harus menemui Mas Hamdan di ruko yang dia jadikan kantor usahanya."Raihan Bunda lihat ayah dulu ya," ucapku pada anakku di kamarnya."Lho, ayah kenapa?" putraku tersentak dan langsung bangun dari tidurnya."Ayah sedikit sakit," jawabku."Sakit? Sakit kayak kemarin, Bunda?" tanyanya dengan wajah terkejut."Hmm, enggak juga, Bunda mau lihat dulu, ya, jangan khawatir.""Oke, Bun, hati hati."Segera dengan cepat keluarkan mobil dari garasi memutar kemudiku menuju ke arah kecamatan yang berjarak dua puluh menit dari rumah.Sepanjang perja
Read more