Bab 22Berbohong Itu Tidak MenyenangkanSegera aku menelepon Mbak Desi. Namun, dia sama sekali tidak menjawab panggilanku. Ya Allah, apa yang akan dia lakukan? Jika Mas Saleh tahu tentang ini, dia pasti akan marah padaku.Sebagai alternatif lain, aku menghubungi Mas Saleh. Memintanya agar tidak percaya dengan ucapan Mbak Desi. Kalau bisa, aku buat dia agar tidak bertemu dengan wanita itu. “Assalamu’alaikum, Mas. Kamu ada di mana?”“Wa’alaikumsalam. Ada apa, Dek? Kok, kedengerannya kayak lagi buru-buru banget, sih?” “Kamu masih berjaga, ‘kan, Mas?” Aku mengabaikan pertanyaannya. Sepertinya Mas Saleh sedang senggang, jadi bisa menerima panggilan dengan cepat. “Iya, masih berjaga di komplek. Kenapa, Dek?” Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan ini benar atau tidak, tetapi yang jelas aku tidak ingin Mas Saleh bertemu dengan Mbak Desi. Kakak iparku itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Mungkin saat ini juga dia sedang menuju ke tempat kerja suamiku. Ragu-ragu, aku berkata, “K
Read more