Suara tabuh mulai didendangkan. Kemenyang mulai dibakar. Aromanya yang khas tercium kemana-mana, menyebar terbawa angin malam. Nenek tua itu mengangkat kedua tangannya tinggi ke langit. Dia mulai membacakan syair-syair pembuka acara ritual di malam itu dengan begitu khusyuk.“Ooooo ninek kamai nga kramak... Dnga lah anok cucuh kayo nyerau. Kinai dahoh batino lah tekapak daleuh dule... Kayo nga kramak, ninek kamai.. Klualah kayo, bule lah tinggai, lum nyo ilaa, trimo lah nga kamai bagih inih. Suburkanlah penanau kamai, lbek-lbeklah penanau kamai...”Orang-orang terlihat begitu khusyuk melantumkan mantra-mantra sakti di dalam bahasa mereka yang aneh tersebut. Suara mereka semua terdengar begitu kompak dan juga seirama. Di sisi lain, Tanjo mengepalkan tinjunya di belakang tali pengikat. Ia berusaha keras untuk melepaskan tali ikatan tersebut dari tangannya.Satu, dua, tiga. Ia berhasil melepaskan ikatan tali yang mengikat tangannya di belakang. Tanpa menunggu lama, Tanjo segera berlari m
Read more