Semua Bab Digerebek Saat Lagi Mendesah: Bab 91 - Bab 100

120 Bab

Flash Back Pertemuan Nathan dan Amelia. 11

Bab 11Flash Back pertemuan Nathan dan Amelia"Sudah kuduga, kalau itu kamu Amelia," ucap Nathan, saat mereka saling dekat. Bola mata mereka saling beradu pandang.Amelia memandang dengan sorot penuh kebencian. Dadanya naik turun tidak beraturan. Nathan tetap dengan gaya santainya.Selain masih kesal dengan Nando, Amelia juga terkejut melihat kedatangan teman lamanya itu."Tuan Nathan yang terhormat. Anda masih hidup ternyata," balas Amelia dengan nada suara yang penuh dengan sindiran. Tapi, bagi Nathan itu sudah biasa. Karena terkahir mereka ketemu, memang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Bahkan hati saling membenci dan berkemelut hebat."Terkejut kalau aku masih hidup?" tanya balik Nathan. Amelia menyeringai kecut ditanya seperti itu. Perempuan berparas menor itu, membenahi rambutnya yang sedikit tertiup angin. "Hemm ... ternyata anakmu meniru karakter kakeknya. Bedanya kalau kakeknya suka ngejar perempuan, tapi berhubung anakmu perempuan, dia suka mengejar laki-laki. Apala
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-20
Baca selengkapnya

Keceplosan. 12

Bab 12Keceplosan"Ayah dari mana?" tanya Nabilla. Dia baru saja melihat ayahnya pulang. Nathan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Meluruskan badan yang terasa kaku dan pegal."Habis ketemu sama rekan kerja," jawab Nathan bohong. Ya, dia berbohong karena menurutnya, Nabilla belum waktunya tahu. Dia tak mau mental anaknya kena. Sangat memikirkan itu."Ayah mau aku ambilkan air putih?" tanya Nabilla. Karena dia perhatikan, ayahnya terlihat lelah. Bibirnya pun terlihat kering. "Boleh, kalau nggak keberatan," balas Nathan. Nabilla menggelengkan kepalanya."Jelas nggak dong, Yah! Kan Nabilla yang nawarin. Yaudah kalau gitu, Nabilla ambilkan dulu, ya!" balas Nabilla. Nathan menganggukkan kepalanya pelan. "Iya, Sayang!"Akhirnya Nabilla segera beranjak, segera melangkah menuju ke dapur. Untuk mengambilkan segelas air putih untuk ayah tercinta. "Maafkan Ayah, Nak! Ayah belum bisa berkata jujur sama kamu, tentang masalah ini! Terlalu sakit jika, Ayah nggak tega," ucap Nathan dalam h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-21
Baca selengkapnya

Pencarian Foto itu. 13

Bab 13Pencarian Foto itu"Kok foto itu nggak ada, ya?" ucap Nabilla dengan mata fokus ke layar pipih milik Nando. Ya, sekarang Nabilla sedang di kamar. Jempolnya masih asyik utak-atik gawai itu. Mencari foto yang pernah ia lihat mirip dengan perempuan yang sampai detik ini, masih ada di hati ayahnya. Nabilla. Nabilla mencari satu persatu setiap file yang ada di hape itu. Semua file dokumen ia buka. Galeri penyimpanan Foto telah ia buka. Tapi, tetap tak ia jumpai foto itu. Cukup membuatnya untuk terus mengingat-ingat."Hape ini bukan, ya, pas aku lihat foto dulu itu? Pakai acara ragu lagi," tanya Nabilla ngomong sendiri. Jempolnya masih terus berselancar. Matanya juga masih fokus ke layar pipih itu. Nabilla menarik napasnya sejenak, kemudian mengembuskannya pelan. Karena tak berhasil menemukan foto itu, Nabilla meletakan hape milik Nando itu. Ia masih terus mengingat. Tapi, ingatannya tak sampai. Justru membuatnya kesal sendiri. Kesal nggak jelas. "Sudah pedes mata, tapi tetap ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-22
Baca selengkapnya

Perubahan Nando. 14

Bab 14Perubahan Nando"Nando hari ini kok banyak diemnya, ya? Tumben?" tanya Nabilla dalam hati. Penasaran saja dengan cueknya Nando pada dirinya. Cuek? Ya, Nando Hari ini, memang sangat terlihat cuek di mata Nabilla. Itu cukup membuat Nabilla menjadi tak enak hati. Lebih tepatnya kepikiran. Biasanya Nando selalu menggodanya. Tapi, hari ini dia diam. Tak menggoda Nabilla. Jangankan menggoda, menyapa saja tidak. Nando yang terbiasa melempar senyum untuk Nabilla, tapi tidak untuk hari ini. Terlihat cuek dan jutek. Cukup membuat tanda tanya. Cukup membuat penasaran juga. Seperti itulah yang dirasakan oleh Nabilla saat ini. "Dia kenapa, ya? Apa dia lagi ada masalah?" tanya Nabilla dalam hati lagi. Semakin penasaran. Rasanya ada yang berbeda. Biasanya Nando selalu menghampiri dia, hari ini tidak. Itu rasanya nggak enak banget. Itulah yang dirasakan oleh Nabilla."Haduh ... Nabilla ... kamu ini kenapa? Harusnya kamu senang, tidak disapa-sapa sama dia. Ingat! Mamanya dia itu nggak suka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Baca selengkapnya

Semakin Mendekati. 15

Bab 15Semakin Mendekati"Gimana caranya mau ambil hape itu, ya? Hape itu kan di kamar Mama. Gengsi banget mau ngomong sama Mama!" ucap Nando ngomong sendiri. Dia bingung, masih terus mencari cara untuk mengambil itu dari kamar mamanya. Nando sudah sampai rumah. Sudah selesai makan juga. Dia terbiasa makan siang sendiri. Karena memang bisa dibilang tak pernah makan siang bareng dengan mamanya. Karena jam makan siang, mamanya belum pulang. Nando ada di kamarnya sekarang. Dia masih terus mencari ide, bagaimana ingin mengambil gawai mamanya. Itu semua demi Nabilla. Seharian dia memang cuek dengan Nabilla. Bukan karena dia membenci, tapi dia sedang berkemelut dengan hatinya. Masih berkemelut dengan keadaannya yang memang tidak baik-baik saja. Pertengkaran dengan mamanya, sebenarnya cukup membuatnya tak nyaman. Sama sekali tak nyaman. Tapi, jika dituruti keinginan mamanya, itu membuatnya semakin tak nyaman. Ya, sejujurnya Nando sendiri juga penasaran, foto mana yang dicari oleh Nabill
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-24
Baca selengkapnya

Pertemuan. 16

Bab 16Pertemuan"Ayah?" sapa Nabilla. Nathan segera menoleh ke arah anaknya. Mereka beradu pandang sejenak."Iya?" balas Nathan. Nabilla mendekat ke arah ayahnya. "Ada apa?" tanya Nathan setelah Nabilla dekat. Nabilla tak langsung menjawab. Dia masih menata napasnya terlebih dahulu. "Emm, Nabilla kok kangen ya sama Pakde William. Udah lama nggak ke sana," ucap Nabilla, menyampaikan uneg-uneg yang ganjal di hatinya. Nathan menarik napasnya sejenak. Kemudian menganggukkan kepalanya pelan. Karena dia sendiri memang belum ada ke sana lagi. Karena masih disibukan dengan urusan kerjaan dan hal lainnya di luar dugaan. "Kamu mau ke sana?" tanya Nathan untuk lebih memastikan keinginan anaknya. Nabilla menggigit bibir bawahnya terlebih dahulu. Kemudian menganggukkan kepalanya pelan. "Pengen. Kalau Ayah mau anterin," jawab Nabilla. Nathan mengulas senyum tipis. Mengusap kepala anaknya dengan penuh rasa sayang. "Tentu saja Ayah nggak keberatan," balas Nathan. Nabilla seketika melebarkan sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-25
Baca selengkapnya

Saling Bicara. 17

Bab 17Saling Bicara"Gimana kabarnya, Mas?" tanya Nathan setelah dia ketemu dengan kakak kandungnya. William mengulas senyum mendengarnya. "Seperti yang kamu lihat," jawab William dengan nada pelan. Nathan membalas senyum kakak kandungnya itu. "Pakde," sapa Nabilla. Kemudian dia mencium punggung tangan pakdenya itu. "Makin cantik saja kamu," puji William. Nabilla mengulas senyum. Memerah dan malu-malu mendengar itu. "Pakde bisa saja!" balas Nabilla. William mengusap kepala keponakannya itu, dengan penuh kasih sayang. Nabilla pun merasakan itu. "Jika aku tak masuk sini, mungkin aku sudah menikah dan sudah mempunyai anak!" ucap William dalam hati. Penyesalan itu memang ada. Dia memang datang di akhir cerita. "Owh iya Pakde, ini untuk pakde," ucap Nabilla seraya menyerahkan buah yang ia bawa. William dengan cepat menerimanya. Ekspresi sumringah dia berikan. Senang mendapatkan buah dari keponakannya itu. "Kalian mau jenguk saja, pakde sudah senang. Repot-repot!" balas William. Nab
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-26
Baca selengkapnya

Mendapatkan jalan keluar. 18

Bab 18Mendapatkan Jalan Keluar"Bi, boleh minta tolong?" tanya Nando kepada pembantunya. Tentu saja perempuan yang bekerja di rumah ini mengerutkan keningnya tipis. "Minta tolong apa, Mas?" tanya balik asisten rumah tangga mamanya itu. Nando mengusap wajahnya sejenak. Dia memang sedang mengatur rencana, berharap rencananya itu berhasil dengan sukses."Buku Nando ada yang ketinggalan di kamar Mama, katanya sih, Mama masih lama pulangnya. Gimana ya, Bi, caranya biar bisa masuk ke kamar Mama? Bibi ada ide nggak?" jawab dan tanya balik Nando. Walau dia tahu, pembantunya itu pasti juga akan bingung. Yang ditanya mengerutkan keningnya. Memahami dan mencerna terlebih dahulu. Tiba-tiba hatinya menciut begitu saja. "Duh, gimana ya, Mas? Kamar Ibu kan memang selalu dikunci," balas pembantu itu. Nando memainkan ekspresinya. Cukup membuat pembantunya itu merasa iba. "Mana besok harus di kumpulin lagi. Mama pulangnya masih lama, mana PR nya banyak lagi," ucap Nando dengan nada gerutu, untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-27
Baca selengkapnya

Akta Lahir. 19

Bab 19Akta LahirNando duduk di tepian ranjang mamanya. Matanya masih memandang lekat ke arah akta lahir yang masih dia pegang. Masih terus menerka-nerka semampunya.Dadanya naik turun, begitu juga dengan napasnya. Napasnya itu memburu dengan pikiran yang penuh tanda tanya. Berkemelut hebat luar biasa. Rasa ingin tahu menjadi semakin besar. Itu yang dirasakan oleh Nando saat ini. "Mama pernah keceplosan, kalau aku semakin membuktikan kalau aku memang bukan darah dagingnya. Apa itu artinya, aku memang bukan anak kandung Mama dan Papa?" tanya Nando ngomong sendiri. Bertanya pada diri sendiri. Walau dia tahu, yang bisa menjawab ini semua adalah mamanya. Mau bertanya sama papanya, jelas tak mungkin. Karena papanya telah tiada. Nando menarik napasnya kuat. Kemudian dia menghembuskan pelan. Dia berusaha menenangkan hati dan pikirannya, yang memang masih berkemelut hebat. Rasa penasaran itu semakin menjadi. Melihat nama yang tertera di akta lahir itu, cukup membuat area mata Nando memana
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-28
Baca selengkapnya

Flashback Farhan jenguk William. 20

Bab 20Flash Back Farhan Jenguk William"Waktunya lima belas menit!" ucap sipir itu. William menganggukkan kepalanya terlebih dahulu."Terimakasih!" balas William. Sipir itu menganggukan kepalanya. William segera melangkahkan kakinya, untuk masuk ke ruang jenguk. Kali ini perasaannya ia rasakan sedikit berbeda."Hai ...." sapa orang yang menjenguknya. William tak langsung menjawab. Matanya menyipit dengan kening melipat, untuk memastikan siapa yang menjenguknya. "Kamu?" ucap William lirih. Seolah masih tak percaya, matanya melihat siapa."Iya, aku!" balas orang yang menjenguk William dengan bibir mengulas senyum. Bibir William sedikit menganga. Bola mata mereka saling beradu pandang. "Silahkan duduk!" pinta seorang lelaki yang menjenguknya. Lelaki di masa lalu. Farhan. William menarik napasnya sejenak, kemudian dia menganggukkan kepalanya. Kemudian duduk berhadapan dengan Farhan. "Bagaimana kabarmu?" tanya Farhan setelah William duduk. Yang ditanya sedikit melempar senyum."Sepe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status