Home / Romansa / Ya, Sayang? / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ya, Sayang?: Chapter 21 - Chapter 30

114 Chapters

Dua Perempuan

Hal pertama yang Nismara lihat adalah langit-langit berwarna putih dan lampu neon berukuran besar yang masih belum menyala. Tubuh bagian atas Nismara terasa hangat, juga hidungnya mencium sesuatu yang wangi. Nismara tahu dan kenal dengan aroma wangi ini. Ini adalah wangi parfum yang selalu digunakan oleh Arjuna."Sudah bangun?" Suara yang dalam dan agak serak itu menyadarkan Nismara. Dengan kesadaran yang belum terkumpul semua, Nismara mengangkat tubuhnya yang terbaring di sofa."Saya ketiduran ya, Pak?" tanya Nismara sambil menguap. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali dan menatap ke sekeliling."Sekarang jam setengah lima sore.""Apa?!!" Nismara hampir terlonjak dari duduknya. "Setengah lima sore?! Kenapa Bapak gak bangunin saya?""Kamu sudah pikun, ya? Kan waktu saya tinggal pergi kamu masih melek. Pas saya datang tadi jam setengah empat sore saya kira kamu sudah pulang."Nismara menyimpan jas milik Arjuna yang tadi digunakan
Read more

Mundur Alon-alon

Andin menguap lebar, padahal hari masih pukul setengah tujuh malam, tetapi Andin sudah merasakan kantuk yang luar biasa. Ini semua akibat dirinya begadang semalaman demi menonton drama Taiwan yang tayang sekitar awal tahun dua ribuan. Sengaja Andin mencari drama Taiwan jaman dahulu karena stok drama yang tayang tahun ini sudah ia tonton semua, sekaligus Andin ingin bernostalgia saat dirinya masih kecil."An, tolong ambilkan Mbak air hangat.""Iya, Mbak." Andin mengambil air minum dari dispenser. Setelah itu ia lalu memberikannya pada Sulis, kakak iparnya yang baru kemarin malam melahirkan anak pertamanya."Mbak mau makan buah, gak? Biar Andin beliin, sekalian Andin mau beli roti di bawah.""Boleh deh, An. Mbak mau apel hijau.""Ya sudah, Andin ke bawah dulu ya, Mbak. Bentar lagi Mas Danang datang." Andin mengambil tas selempang kecilnya yang tergeletak di atas nakas. Ia segera pergi ke luar. Dan kebetulan sekali kedua otang tuanya Sulis baru saja datang dari kantin rumah sakit, jadi S
Read more

Belanja Super Diskon

Kali ini Nismara dibantu memasak oleh Arjuna. Mereka memasak cukup banyak karena Bude Marni katanya akan datang bersama seseorang. Dilihat dari raut wajah Arjuna, sepertinya ia sedikit agak senang. Bisa dilihat dari matanya yang berbinar."Tamunya Bu Marni siapa, Pak?" tanya Nismara basa-basi."Nanti juga kamu bakal tahu." Mode dinginnya Arjuna sepertinya tidak pernah mencari.Setelah sayur capcay matang, Nismara meletakan wadah tersebut di atas meja makan. Sekarang ia kembali menumis bumbu untuk memasak makanan yang lain. Ayam goreng yang tadi sudah digoreng oleh Arjuna juga diletakan di atas meja. Kini Arjuna sedang memasak tahu dan tempe goreng yang sudah direndam di bumbu kuning.Lima belas menit kemudian, semua masakan sudah tersaji rapi. Nismara memindahkan nasi ke dalam sangku lalu meletakkannya di tengah-tengah. Semua gelas juga sudah terisi air putih."Kamu juga ikut makan," ucap Arjuna. Ia menyusun piring, sendok dan juga garpu. Total semua ada enam piring. Berarti tamu Bude
Read more

Kejelasan

Arjuna benar-benar tercengang melihat banyak kantong belanjaan di dalam bagasi. Di dalam keterpanaannya, Arjuna ikut membantu membawa tiga kantong plastik belanjaan tersebut."Kamu gila, ya?""Bukan gila lagi, Pak. Tapi Mbak Nismara sudah edan keleyengan." Dayyan yang menjawab.Mereka bertiga masuk ke dalam lalu meletakan belanjaan di atas meja makan."Bu Marni dan tamunya sudah pulang, Pak?""Sudah, dari lima belas menit yang lalu."Nismara menyuruh Dayyan untuk membawa kantong plastik berisi sayur-sayuran, buah dan daging. Nismara ingin menyimpannya ke dalam kulkas. Dayyan ikut membantu menyusun sayuran tersebut, sementara Arjuna yang mencucinya terlebih dahulu."Kulkas sultan beda banget sama yang di rumah kita ya, Mbak. Kulkas ada dua yang ini yang paling gede." Dayyan berdecak kagum. "Kalau kulkas yang besar ini aku bawa pulang terus di simpan di kamar, aku gak bakal keluar-keluar kayaknya.""Hus!" Nismara
Read more

Jaga Jarak

"Pak, hari ini saya mau ijin gak masak untuk makan malam, ya? Soalnya saya mau bantu-bantu untuk acara tujuh hari bayi di rumah kakaknya Andin."Arjuna yang sedang menatap ponsel mengalihkan perhatiannya. Ia kemudian mengangguk pelan, memberi ijin pada Nismara."Apa hari ini saya sekalian masak untuk makan malam? Biar nanti tinggal dihangatkan.""Tidak usah. Hari ini sudah siang, tidak cukup waktu. Bisa-bisa kamu terlambat."Nismara mengecek jam tangannya. "Kalau begitu saya pergi dulu ya, Pak? Soalnya saya sudah ditunggu oleh Bu Tari, hari ini jadwal piket saya."Belum sempat Arjuna berbicara lagi, Nismara sudah pergi, tetapi ternyata ia lupa mengambil tas selempangnya yang ia simpan di atas kursi.***Nismara berdecak kesal. Ia menghela napas panjang lalu menelungkupkan wajahnya ke atas meja kerjanya. Hatinya benar-benar berkecamuk, entah karena apa Nismara sekarang merasa kesal dan bawaannya emosi terus."NII
Read more

Parfum

Arjuna menatap wastafel dengan lurus. Setelah beberapa saat, ia kemudian mencuci peralatan makan yang kotor itu. Dalam benaknya, Arjuna bertanya-tanya, kenapa beberapa hari ini Nismara selalu terlihat menghindari dirinya? Kemarin saja, Nismara langsung pergi setelah masak sarapan, biasanya Nismara selalu menunggu sampai Arjuna dan Nanda selesai makan. Hari ini juga Nismara langsung pergi ke sekolah, bahkan Arjuna tidak tahu kapan Nismara perginya.Setelah selesai mencuci piring, karena hari ini hari Sabtu jadi kantor libur. Arjuna memutuskan untuk mengecek berkas-berkas penting kantornya, tidak lupa juga ia mengerjakan tugas yang belum selesai.Berjam-jam sudah Arjuna berkutat di depan laptop. Arjuna meregangkan otot-otot tubuhnya kemudian ia melirik ke arah jam dinding. Ternyata sudah pukul sepuluh, berarti sebentar lagi Nanda pulang. Arjuna bersiap-siap untuk menjemput Nanda di sekolah. Tapi, baru saja Arjuna membuka pintu rumah, ternyata ada tamu tak diundang ya
Read more

Pesona Arjuna

"Kamu mau ke mana?"Tubuh Nismara menegang seketika. Kepalanya menoleh pelan-pelan ke belakang. Begitu melihat Arjuna di belakangnya yang tengah menatap dengan ekspresi datar andalannya, Nismara hanya bisa tersenyum canggung. Kentara sekali kalau Nismara sedang kaget dan menyembunyikan sesuatu."Eh, Pak Arjuna. Saya kira siapa."Arjuna mengerutkan kening. Ia sama sekali tidak mengerti dengan maksud Nismara. Jelas-jelas ini rumah Arjuna, tetapi kenapa Nismara malah kaget dan menyangka kalau Arjuna adalah orang lain?"Kamu mau ke mana? Kenapa belum ganti baju? Ayo cepat kamu ikut saya berolahraga pagi."Nismara menggerakkan jari-jari kakinya. "Aduh, Pak. Maaf, hari ini saya gak bisa. Saya harus setrika baju yang minggu lalu. Bapak olahraga sendiri saja, ya?""Minggu kemarin, kan, kamu gak ikut. Dan kamu sudah janji mau olahraga bareng sama saya minggu depan, yang artinya sekarang. Kamu jangan ingkar, ya.""Tapi, Pak," Nism
Read more

Ada Apa Dengan Nismara Part 1

Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Nismara dan Arjuna berteduh di halte dekat dengan kantor Arjuna. Padahal ini siang hari, dan satu jam yang lalu cuaca masih cerah, malah begitu panas dan terik, tetapi sekarang malah hujan deras disertai angin kencang.Nismara melipat kedua tangannya untuk menghilangkan rasa dingin, tetapi karena dirinya tersimbah air hujan dan bajunya basah, tidak ada kehangatan sama sekali. Nismara mencoba menggosok-gosok kedua tangannya sambil meniupnya."Dingin, ya?" tanya Arjuna. Ia berbicara cukup kencang mengalahkan suara hujan yang tak kalah kencangnya.Kepala Nismara mengangguk pelan sebagai jawaban.Tanpa diduga, Arjuna menyampirkan jas kantornya pada punggung Nismara."Tidak usah, Pak. Bapak saja yang pakai jasnya. Saya gak apa-apa, kok, Pak." Nismara menolaknya dengan halus karena ia tahu Arjuna juga kedinginan.Arjuna merapatkan tubuhnya pada Nismara. Tangan kirinya merangkul bahu Nismara dengan er
Read more

Ada Apa Dengan Nismara Part 2

Hari Selasa ini Nismara tidak sesuram seperti hari kemarin. Wajahnya lumayan cerah dan senyumannya sudah kembali terukir di bibirnya yang agak tipis. Rutinitas yang sempat ditinggalkannya kini mulai kembali dilakukan, yaitu menyirami tanaman di halaman depan sekolah dan di taman. Melihat bunga-bunga yang akan mulai bermekaran dan lebat itu entah kenapa membuat hati Nismara menjadi senang. Apa karena Nismara yang menanam semua bunga tersebut makanya ia bangga dengan hasilnya?Tukang kebun sekolah, Pak Mono memilih untuk menyapu area sekolah, padahal tadinya ia mau menyiram tanaman tapi sudah didahului oleh Nismara."Bu Nis, mau minum kopi?" tawar ibu kantin, Bu Sarni."Tidak usah, Bu. Terima kasih. Nanti saja saya pesan di kantinnya," jawab Nismara. "Hari ini di kantin ada jajanan apa saja, Bu?""Ada uli, Bu.""Sisakan buat saya enam ya, Bu Sar.""Baik, Bu." Bu Sarni masuk ke dalam ruang guru untuk memberikan pesanan kopi para guru-guru.Arjuna yang baru sampai di sekolah merasa heran
Read more

Ada Apa Dengan Nismara Part 3

Arjuna menatap langit-langit ruang kerjanya, punggungnya ia sandarkan pada sandaran kursi sambil diputar ke kiri dan kanan. Kepalanya terus memikirkan tentang kejadian tadi pagi saat dirinya menjemput Nanda di sekolah. Arjuna tidak sengaja melihat Nismara yang lari terbirit-birit seperti tengah dikejar oleh seseorang. Dan yang membuat Arjuna heran, tumben sekali Nismara pindah tempat parkir. Kira-kira kenapa, ya? Ah, dan juga, Arjuna masih penasaran dengan jawaban Nismara ketika Arjuna menanyakan kenapa Nismara menghindari dirinya.Apa benar Nismara menghindari Arjuna? Tapi kenapa? Apa alasannya? Seingat Arjuna ia tidak membuat kesalahan apa pun. Masa iya Nismara masih dendam dengan kejadian di kebun binatang. Padahal, kan, itu sudah lama, kenapa Nismara kesalnya sekarang? Atau karena hal lain?Arjuna benar-benar tidak mengerti tentang masalah perempuan, dan Arjuna bingung untuk menyelesaikan permasalahannya."Mona, bisa ke ruangan saya?" tanya Arjuna dari
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status