Home / Romansa / Menantu Termiskin / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Menantu Termiskin: Chapter 71 - Chapter 80

107 Chapters

Kehamilan Mawar

Arman menuruni anak tangga dengan penampilan yang sudah rapi dengan pakaian kantornya. Langkahnya terhenti tepat di depan meja makan. Matanya menangkap sosok Arnita yang berada di dapur sedang membuat sarapan untuk mereka berdua. Yang membuat sudut bibirnya terangkat adalah Arnita yang sedang memakai kemejanya. Kemejanya itu mampu menutupi tubuh Arnita hanya sampai sebatas setengah paha. Kaki jenjang istrinya itu terekspos tanpa tertutupi sehelai kain. Ingin rasanya Arman kembali membawa Arnita ke kamar mereka. Tapi niatnya harus ia urungkan karena ia harus bekerja hari ini. Rasanya semalam saja tidak cukup. Tubuh Arnita sudah seperti candu baginya. Bahkan ia tidak bisa melupakan setiap lekuk tubuh istrinya itu. "Mas." ucapan Arnita tercekat. Terlihat jika ia terkejut saat membalikkan badannya dan menemukan Arman yang berdiri beberapa langkah darinya.Arnita meringis mengingat jika ia hanya mengenakan kemeja Arman dan hanya mengenakan
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Teken Kontrak

Arman membaca surat kontrak milik Jenny. Mamanya itu bergerak cepat mengurus kerjasama antara perusahan dengan Jenny. Padahal Arman belum memberikan persetujuannya."Nggak perlu banyak berpikir Ar. Kamu kan juga sudah kenal lama sama Jenny, apalagi kalian juga sudah pernah pacaran bahkan hampir me_." ucapan Cintya berhenti ketika mendapati tatapan Arman kepadanya."Bukan begitu ma, tapi masalahnya perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dari budget sebelumnya." jelas Arman."Jadi kamu nggak mau bantu Jenny? Meski kalian nggak jadi menikah, tapi Jenny sudah sangat baik sama keluarga kita dulu." Cintya masih terus ngotot agar Arman setuju dengan kontrak kerja sama dengan Jenny. Apalagi perempuan itu sudah menjanjikan Jenny kalau akan menggaetnya menjadi brand ambasador produk perusahaan.Arman memijat keningnya. Ia sudah angkat tangan jika mamanya sudah sangat keras kepala seperti ini. Arman juga kurang nyaman j
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Anniversary

"Mas hari ini pulang jam berapa?" tanya Arnita sambil mensejajarkan langkahnya dengan langkah Arman. Ia sedang mengantar Arman sampai ke depan pintu rumah karena ingin pergi bekerja."Belum tau, mungkin hari ini saya juga akan lembur karena akhir-akhir ini banyak pekerjaan yang menumpuk." jelas Arman."Kalau aku minta mas pulang jam enam, bisa?" Arnita tidak tahu jam berapa Arman akan pulang saat lembur. Apalagi laki-laki itu juga tidak dapat memberitahu jam berapa dia akan pulang.Disisi lain Arman terlihat termenung sebentar. Ia mencoba mengingat semua jadwalnya sebelum memutuskan mengiyakan pertanyaan Arnita."Hmm, akan saya coba usahakan." balas Arman. Arnita terlihat senang Arman mau mengusahakannya. "Mas tau ini hari apa?" tanya Arnita lagi."Jumat?" balas Arman dengan ragu.Arnita menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Mas tau hari ini hari memperingati apa?"
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Kecewa

Arnita menunggu dengan lelah. Matanya terus melirik ke arah jam dinding. Ia sudah hampir dua jam menunggu Arman datang. Namun sudah hampir dua jam Arman tidak kunjung menampakan batang hidungnya. Arnita sudah memasak makanan kesukaan Arman. Dan ia juga sudah menghias meja makan dengan lilin.Kruk krukkArnita memegang perutnya yang sudah berbunyi meminta untuk segera diisi. Ia sudah terlalu banyak mengeluarkan tenaganya untuk menyiapkan semua makan malam ini. Arnita bertanya-tanya, apa jangan-jangan Arman lupa dengan janjinya? Daripada menunggu dengan tidak pasti, Arnita memilih untuk langsung menghubungi Arman. Arnita menunggu dengan tenang panggilan teleponnya sampai panggilannya berhenti dengan sendirinya. Arnita tidak menyerah, ia kembali menelepon Arman. Dan untuk panggilan keempatnya Arman tetap tidak menjawabnya. Akhirnya Arnita menyerah. Dengan terpaksa ia makan terlebih dahulu. Ia sudah benar-benar lapar sekarang.Selesai makan malam Arnita membereskan semua makanan yang sud
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Jenny Jatuh Sakit

Malam harinya Arnita masih menghindari Arman. Arman menonton bola sendirian di ruang tengah, sedangkan Arnita berada di kamar entah sedang apa Arman juga tidak tahu. Tring tring"Halo." tanpa menunggu lama Arman langsung mengangkat panggilan dari Jenny."Ar, aku bisa minta tolong sama kamu." ujar Jenny dari seberang telepon. Suaranya terdengar serak dan lemah."Minta tolong apa Jen?" "Kamu bisa antar aku ke rumah sakit? Aku lagi sakit. Aku juga nggak kuat buat jalan, kepala aku pusing banget Ar. Aku nggak tau harus minta tolong sama siapa lagi selain kamu." Arman terdiam sebentar. Apa tidak apa jika ia pergi malam-malam begini dan meninggalkan Arnita di rumah sendirian? Disisi lain ia juga tidak tega membiarkan Jenny sakit sendirian di apartemennya. Apalagi ia tahu kalau sejak pulang dari Paris Jenny tidak memiliki teman atau siapapun disini. Keluarga perempuan itu juga berada di LA dan di kota lain."Gimana kalau saya minta tolong mama buat antar kamu ke rumah sakit?" "Jangan Ar,
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Tertangkap Basah

Arman terbangun dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan. Pandangannya menatap ke sekitar dengan wajah ling lung. Ia kembali memejamkan matanya begitu ingat jika semalam ia tertidur di rumah sakit. Bergegas Arman bangun dan mengambil jaket yang tersampir di sofa."Ar?" Jenny membuka matanya. Matanya mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya di ruangan itu."Kamu mau kemana?" tanya Jenny dengan suara serak khas bangun tidur."Aku mau pulang." balas Arman.Jenny terlihat kecewa karena Arman akan meninggalkannya. Tapi Jenny sadar jika ia tidak akan bisa menahan Arman terlalu lama disini. "Hmm. Hati-hati Ar." ***Arman memasuki rumah dengan tergesa-gesa. Saat membuka pintu, pintu rumah sudah tidak terkunci. Tentu saja ini sudah jam enam dan pastinya Arnita sudah bangun. Arman masuk kedalam rumah dengan langkah hati-hati. Ia naik ke lantai atas menuju kamarnya. Saat tangan Arman menyentuh handle pintu untuk membuka pintu kamar, pintu itu tiba-tiba terbuka lebih dahulu sebelum Arman berhasi
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

Berubah

Sudah tiga hari ini Arnita dilanda curiga oleh sikap Arman yang kembali seperti dulu. laki-laki itu jarang berbicara padanya karena terlalu sibuk. Arnita tidak tahu pekerjaan apa yang membuat Arman sampai sangat sibuk. Beberapa hari Arman selalu pulang larut malam.Arman akan berangkat pukul tujuh kemudian akan pulang kerumah pukul dua belas malam. Selama tiga hari selalu seperti itu. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk mengobrol karena Arman yang baru pulang kerja merasa sangat lelah dan akhirnya langsung tertidur. Keesokannya Arman bangun dan pergi bekerja. Akhirnya tidak ada waktu untuk bicara.Satu hal lagi yang aneh dari Arman. Setiap pulang dari kantor, Arnita selalu mencium bau khas rumah sakit dari tubuh Arman. Arnita tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Arman tidak memberitahukan apapun padanya. Arnita merasa ada yang sedang disembunyikan oleh Arman darinya.CeklekPintu kamar terbuka, tanpa melihatnya
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

Siapa Perempuan Itu?

"Maaf ya Ar aku jadi ngerepotin kamu." Arman membantu Jenny duduk di sofa. Hari ini Jenny sudah diperbolehkan dokter untuk pulang setelah tiga hari dirawat inap di rumah sakit. Arman harus meng-cancel rapatnya hari ini karena ia harus membantu Jenny berkemas."Kamu nggak mau pakai pembantu?" tanya Arman. Mata Arman mengedar melihat setiap titik di sudut apartemen milik Jenny."Aku baru mau cari Ar, kamu ada kenalan yang bisa dipercaya mengurus rumah?" "Nggak ada Jen, nanti biar saya suruh Dani coba cari bantu." "Nggak perlu Ar, aku nggak enak jadi ngerepotin kamu lagi." Jenny mengibaskan selimut tipis untuk menutupi kakinya. Meski dokter sudah memperbolehkannya untuk pulang, tapi dokter masih mewanti-wanti dirinya untuk istirahat di rumah selama dua hari."Kalau gitu saya pergi sekarang." Arman kembali setelah membawa beberapa tas milik Jenny ke kamar."Hmm, makas
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

Penjelasan dan Penghianatan

Air mata Arnita semakin banyak keluar. Sontak saja hal itu membuat Arman menjadi kelabakan sendiri. Arman menarik lengan Arnita untuk duduk. Tetapi Arnita lagi-lagi menepis tangan Arman."Kamu duduk dulu, saya bakalan jelasin semuanya." ujar Arman yang akhirnya membuat Arnita mau duduk.Arman mengambil tempat di samping Arnita. Badannya sedikit menyerong menghadap ke arah Arnita. Arman berdehem sebelum mulai menjelaskan kejadiannya. "Jadi perempuan yang ada di rumah sakit itu adalah teman saya, namanya Jenny." jelas Arman. Matanya terus menatap ke arah Arnita."Saya waktu itu memang sedang menjenguk Jenny di rumah sakit beberapa kali karena Jenny tidak punya keluarga disini. Dan lagi dia baru saja kembali dari Paris seminggu yang lalu.""Lalu kenapa dia hanya menghubungi mas Arman? Apa dia tidak punya teman?" tanya Arnita. Akhirnya Arnita mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya."Iya, Jenny
last updateLast Updated : 2023-03-13
Read more

Hasutan

Arnita yang tengah merapikan tempat tidur melirik sebentar ke arah suaminya yang sedang bersiap akan pergi ke kantor. Arnita tersenyum kecil melihat Arman yang kesulitan memasang dasinya. Arnita meninggalkan pekerjaannya dan beralih membantu Arman bersiap. Dengan cekatan tangannya mengambil alih dasi Arman."Saya sudah menemukan pembantu yang cocok untuk rumah ini. Saya sudah mengecek semua tentang latar belakangnya." ujar Arman."Mas nggak perlu sampai mengecek mengenai keluarganya juga." balas Arnita sambil tertawa geli dengan sikap Arman yang menurutnya berlebihan."Itu pentin Nita, bagaimana kalau keluarganya orang jahat? Bagaimana kalau pembantu baru itu mempunyai niat jahat? Mengetahui latar belakangnya itu penting." ujar Arman dengan sangat yakin.Arnita hanya menganggukkan kepalanya dengan malas."Saya juga sudah memikirkan tentang permintaan kamu." Arnita mengangkat satu alisnya. "Perm
last updateLast Updated : 2023-03-14
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status