Beranda / Romansa / Menantu Termiskin / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Menantu Termiskin: Bab 81 - Bab 90

107 Bab

Ketakutan

Arnita memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas. Ia membeli beberapa bahan makanan untuk dua minggu kedepan. Arnita menata bahan masakan dengan tatapan kosong. Meski sikapnya terlihat tenang seperti biasanya, tetapi pikirannya tidak bisa tenang sedari tadi. Ia masih memikirkan banyak kemungkinan setelah pulang dari supermarket. BrukkArnita mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Ia sampai tidak sadar telah menjatuhkan sebungkus tepung hingga mengenai kakinya. "Apa yang aku pikirkan?" gumam Arnita. Ia menghela nafas panjang karena berpikir buruk tentang Arman."Mas Arman bukan orang yang seperti itu, nggak mungkin mas Arman selingkuh." gumamnya. Arnita terus memotivasi dirinya dengan pikiran positif.***Cintya menatap anak dan menantunya yang sedari tadi tidak banyak bicara. Hari ini anak dan menantunya itu bersikap tidak biasa. Mawar yang biasanya selalu mengambilkan makan untuk Dewa, tetapi hari ini Dewa terlihat mengurus dirinya sendiri. Mereka juga t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

Marahnya Arman

Arman mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil di tangannya. Selesai mengeringkan rambutnya, Arman membuka lemari pakaiannya untuk mengambil baju santai. PlukPandangan Arman langsung turun ke bawah. Sebuah bungkus obat terjatuh mengenai kakinya. Saat ia menarik pakaiannya yang terletak di paling bawah, tiba-tiba sebuah benda keluar dari dalam tumpukan lipatan pakaiannya. "Obat apa ini?" Arman membolak-balik bungkus obat itu dan membacanya. "Pencegah kehamilan?" gumamnya. Matanya terbelalak melihat obat yang ada di tangannya. Arman segera memakai pakaiannya dengan tergesa-gesa. Tangannya kembali menutup pintu lemari dengan dorongan yang kuat sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.Arman melangkahkan kakinya dengan cepat menuruni tangga. Seakan sudah hafal berapa jumlah anak tangga yang ada di rumahnya, Arman menuruni anak tangga tanpa melihat dan tanpa membuat kesalahan. Langkah lebarnya membawanya ke dapur. Matanya menjelajah ke seluruh penjuru dengan tatapan ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

Tidak Peduli 

Arnita kembali mematut dirinya di depan cermin. Celana kain berwarna putih panjang diatas mata kaki, dan kemeja lengan panjang berwarna tosca membalut tubuhnya. Ini pertama kalinya Arnita berpakaian seperti karyawan kantor. Biasanya ia hanya memakai dress dan rok di bawah lutut. Tidak lupa rambut panjangnya ia kuncir kuda agar tidak menghalangi wajahnya. Ini hari pertama Arnita bekerja di kantor. Ia harus berpenampilan rapi dan menarik di hari pertamanya bekerja. Kedua sudut bibir Arnita terangkat bersamaan. Arnita tidak sabar bertemu dengan Arman. Ia sangat merindukan suaminya itu. Setelah dirasa tidak ada yang kurang, Arnita melangkahkan kakinya keluar kamar. Ia masuk ke dalam mobil yang Arman belikan untuknya. Beberapa kali matanya mengawasi kaca spion belakang. Pagi ini jalanan cukup padat. Arnita menyetir sambil melihat pemandangan yang ia lewati. Ada rasa kebahagiaan tersendiri saat melihat jalanan yang padat di pagi hari. Sesampainya di kantor, Arnita pergi ke tempat layanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

Sikap Dingin Arman

Arnita masih dengan setia menunggu di balik mejanya. Saat ini sudah memasuki jam dua siang dan jam istirahat juga sudah selesai. Arnita tidak pergi ke kantin, ia makan di mejanya. Dan untungnya Arnita menyiapkan bekal makan siang dari rumah. Ia memang sengaja tidak beranjak dari tempatnya agar jika Arman mencarinya, ia akan dengan langsung menghadap laki-laki itu.Tapi sayangnya sepertinya Arman belum juga mencarinya. Bukankah Arman tahu jika hari ini ia mulai bekerja di perusahaan? Wajah Arnita berubah menjadi lesu. Semangatnya tadi pagi seakan sirna begitu saja. "Mau kemana pak Dani?" tanya Arnita pada Dani."Mau menyerahkan dokumen ke pak Arman bu."Aha!Sebuah ide terlintas di kepala Arnita. Jika Arman memang tidak ingin mencarinya, kenapa tidak Arnita saja yang akan menemuinya. "Biar saya saja pak." Arnita menawarkan dirinya untuk menggantikan tugas Dani untuk mengantar dokumen ke ruangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Terabaikan

Arnita masih diam di meja kerjanya setelah dua orang tadi melewatinya begitu saja. Arman bahkan tidak menyapa atau mengajaknya untuk pulang bersama. Padahal sebelumnya Arman pernah bilang jika selama Arnita bekerja di kantor, maka ia harus berangkat dan pulang kerja bersama Arman. Tapi nyatanya laki-laki itu sendiri yang tidak memegang ucapannya."Bu Arnita belum pulang?" tanya seorang OG.Arnita tersenyum kecil, "Ini baru mau pulang mbak." Arnita merapikan mejanya.Ia melangkahkan kakinya dengan malas menuju lift. Arnita mengendarai mobilnya menuju rumah. Matanya menatap lurus ke arah jalanan yang tidak begitu ramai setelah diguyur hujan. Arnita menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya. Ia juga menggigit bibir dalamnya. Pikirannya tidak bisa tenang setelah mengetahui jika Arman sedang bersama perempuan lain saat ini. Ckiitt!Arnita menginjak pedal rem dengan tiba-tiba. Kepalanya terantuk setir di depan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Pesan dari Mama

"Aku pikir mas bakalan nginep di apartemen perempuan itu." berbanding terbalik, Arnita mengatakannya dengan suara lantang tetapi raut wajahnya tidak bisa berbohong jika itu sangat menyakitinya. Arman masih berdiri diam di tempatnya. Dia masih memunggungi Arnita. "Kita perlu bicara." Arnita kembali menyuarakan suaranya setelah tidak mendapat balasan apapun dari Arman."Aku tahu aku salah karena tidak memberitahukan itu kepada mas Arman. Aku minta maaf." semakin lama suara Arnita semakin serak. Baguslah Arman tidak melihat ke arahnya. Ia berusaha menahan tangisnya. Arnita kembali tidak mendapat balasan apapun dari Arman. Ia melihat Arman yang kembali melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Arnita mengusap matanya dengan kasar. Sebegitukah bencinya Arman padanya sekarang? Arnita merindukan Arman yang dulu, yang selalu lembut padanya. Arnita berjalan tegas ke arah Arman. Saat ia terus dihantui rasa bersalah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Rumah Mama

Arnita menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengenakan dress dengan belahan dada yang sedikit rendah. Sebenarnya ia tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Tapi semua ini ia lakukan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Ia memoleskan lipstik warna merah menyala yang senada dengan dress nya. Arnita meringis, ia terlihat seperti seorang gadis nakal jika berpakaian seperti ini. Arnita melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Tepat di pijakan terakhir anak tangga, ia melihat Arman yang juga sudah siap dengan kemeja berwarna hitam. Arnita terkesima dengan penampilan Arman. Ia sangat beruntung memiliki suami seperti Arman. "Mas Arman." panggil Arnita.Arman membalikkan tubuhnya. Arnita bisa melihat raut terkejut dari wajah Arman. Arman menatapnya dari atas sampai bawah. Wajah Arman tiba-tiba berubah menjadi kesal. "Ayo mas, kasihan mama nunggu lama nanti." Arnita mengalungkan tangannya ke lengan Arm
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

Rumah Ibu

Arnita menatap keakraban tiga orang di hadapannya. Siapa lagi kalau bukan Mawar, Cintya, dan Jenny. Arnita yang sedari tadi duduk disini bahkan diabaikan. Sepertinya keputusan Arnita untuk ikut datang kesini adalah sebuah kesalahan. Ia sama saja sedang mempermalukan dirinya sendiri. Di rumah ini tidak ada yang mengajaknya berbicara.Arnita perlahan-lahan keluar dari kerumunan itu. Ia melangkahkan kakinya entah kemana. Ia hanya mengikuti langkah kakinya. Ia yakin jika ia tidak ada di pesta itu juga tidak akan ada orang yang menyadari kepergiannya. Jadi untuk apa juga Arnita berlama-lama disana. Keluarganya sendiri memperlakukannya seperti orang asing. Arnita menghentikan taksi yang lewat. "Tolong antarkan saya ke alamat ini." "Baik bu." Arnita memandangi pemandangan di luar jendela kaca mobil yang terlihat sangat indah saat malam. Saat mobil melewati jembatan layang, Arnita bisa melihat air danau yang tenang. Meski ia tahu jika danau itu didekati airnya tidak akan tenang saat diliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Perhatian Dalam Diam

Setelah mengantarkan Jenny ke apartemennya, Arman kembali menancapkan gas mobilnya ke rumah orang tua Arnita. Arman harus berputar lumayan jauh dari apartemen Jenny yang tidak searah dengan rumah orang tua Arnita.Sesampainya di depan rumah orang tua Arnita, Arman memarkirkan mobilnya. Memang kurang baik untuk bertamu ke rumah orang di tengah malam meski itu rumah keluarga kita sendiri. Arman mengetuk pintu rumah kayu tersebut. Arman harus mengulanginya sampai tiga kali untuk membuat pintu di depannya itu terbuka."Nak Arman." ibu Arnita terlihat terkejut."Malam bu, maaf mengganggu malam-malam seperti ini." Arman menyalami tangan Sintia kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ayo masuk nak Arman." ujar Sintia mempersilahkan Arman untuk masuk ke dalam rumah.Arman menatap ke dalam rumah yang sudah sepi. Setelah mengecek jam di tangannya yang menunjukkan pukul dua belas malam, sepertinya semua orang di rumah itu sudah tertidur. Dan sepertinya kedatangan Arman membangunkan Sint
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Mulai Baikan

"Kalian sering-sering ya main kesini. Ibu senang kalau kalian sering main kesini." ujar Sintia."Iya bu, ibu sama bapak jaga kesehatan ya." Arnita memeluk ibunya dengan erat. "Kami pamit bu, pak." Arman menyalami ibu dan bapak Arnita."Kalian jangan nakal-nakal!" peringat Arnita kepada kedua adik-adiknya itu. Amanda dan Lea menganggukkan kepalanya. Lalu Amanda memeluk Arnita. Amanda memang anak yang paling manja dibanding dengan Arnita dan Lea. Mungkin karena dia anak yang paling kecil.Arnita melambaikan tangannya begitu mobil sudah berjalan meninggalkan pekarangan rumah Arnita. Arnita membenarkan posisi duduknya setelah mobil sudah berjalan menjauh. Arnita melirik ke arah Arman yang fokus mengemudi. Padahal Arnita masih ingin berada di rumah orang tuanya. Tapi Arman sangat terburu-buru ingin pulang."Kita mampir ke supermarket sebentar." ujar Arnita sambil menunjuk supermarket di depan jalan. Arnita melongo saat mobil terus berjalan dan tidak berhenti di supermarket. Arnita menata
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status