Beranda / Romansa / Menantu Termiskin / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Menantu Termiskin: Bab 51 - Bab 60

107 Bab

Surat Kepolisian

Arnita tersenyum melihat Arman yang begitu gigih melatih kakinya untuk berjalan. Setiap pagi laki-laki itu selalu berjalan-jalan santai di halaman rumah untuk melatih kakinya agar tidak terlalu kaku. Semakin hari keadaan kaki Arman semakin membaik. Laki-laki itu juga mulai membiasakan untuk tidak memakai kruk nya. "Nit bisa tolong buatkan minum." "Mas mau minum apa? Jus, susu, teh?" "Apa aja." Arnita membuatkan secangkir jus jeruk untuk Arman dan secangkir susu coklat untuk dirinya. Ia ikut bergabung duduk di sebelah Arman. Mereka menikmati minuman mereka sambil berjemur di bawah sinar matahari. "Mas kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" Arnita menjadi salah tingkah saat ia memergoki Arman tengah menatap ke arahnya."Kamu cantik." ujar Arman dengan senyum tulus."Wajah kamu merah Nit, kayaknya kamu udah kepanasan." ujar Arman menggoda Arnita. Padahal laki-laki itu tahu alasan wajah Arnita memerah adalah karena dirinya. Tin tinArnita tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Al
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Hasil Investigasi

Arnita masih tetap berdiri di sisi Arman sambil menunggu Arman membuka surat itu. Ia merasa deg deg-an melihat isi di dalam surat itu. Arman terlihat membaca isi laporan kepolisian itu dengan kening mengernyit. "Sebenarnya itu surat apa mas?" tanya Arnita."Surat investigasi tentang kecelakaan kemarin." balas Arman. "Apa hasilnya? Apa kata polisi?" mata Arnita berkedip beberapa kali menunggu jawaban dari Arman yang tak kunjung bersuara."Polisi mengatakan kalau ini bukan kecelakaan, tetapi disengaja. Rem mobilnya sengaja dipotong oleh orang." jelas Arman dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan.Mata Arnita terbelalak mendengarnya. Kenapa ada orang yang begitu jahat ingin menyakiti suaminya? Arnita menolehkan wajahnya untuk melihat reaksi Arman. Laki-laki itu tidak terlihat marah atau kesal sedikitpun. Arnita merasa masih ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Arman. "Apa pelakunya sudah diketahui mas?" pertanyaan Arnita membuat Arman diam seribu bahasa.Arman diam, tatapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Kebenaran

Arman memasuki restoran, matanya menjelajah ke sekitar restoran. Ia tidak menemukan keberadaan mamanya di dalam restoran, itu berarti mamanya belum datang. Arman memilih duduk di bangku paling ujung yang dirasa tidak terlalu bising. "Mau pesan apa mas?" seorang pelayan restoran mendekat ke meja Arman."Saya pesan es americano satu, saya akan pesan lagi nanti." ujar Arman.Arman menatap keluar restoran, sebuah mobil yang tidak asing baru saja memasuki area parkir restoran. Itu adalah mobil yang biasa mamanya pakai sehari-hari. Satu menit kemudian Arman melihat mamanya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam restoran."Kamu sudah dari tadi Ar? Maaf ya mama agak telat soalnya tadi mama mampir dulu ke toko kue." Cintya mendudukan dirinya di hadapan Arman."Nggak lama kok ma, Arman juga baru aja datang." "Mama pesan makanan dulu aja dulu." lanjut Arman. Arman memberikan buku menu ke mamanya. "Kamu kelihatan agak kurusan Ar, istri kamu tuh bisa nggak sih menjaga kamu!" ujar Cintya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Cemburunya Arnita

"Mas tadi dari mana?" Arnita menghadang Arman yang ingin masuk ke dalam kamar. Tadi pagi Arman ijin pada Arnita jika ingin keluar sebentar. Tetapi Arman keluar begitu lama hampir tiga jam. Bahkan laki-laki itu tidak menghubunginya sama sekali dan saat Arnita menghubungi panggilan teleponnya tidak diangkat. Arnita khawatir setengah mati menunggu kabar dari Arman. Ia takut terjadi apa-apa pada suaminya itu. Ditambah keadaan kaki Arman yang masih sakit."Ketemu temen." balas Arman.Arnita menyipitkan matanya, ia tidak akan mudah percaya begitu saja dengan alasan Arman. "Mas habis ketemu sama perempuan lain kan?" tuduh Arnita. Jarinya menunjuk ke arah Arman dengan wajah kesal.Bukannya marah Arman malah dibuat ketawa dengan tingkah Arnita. Tidak biasanya Arnita bersikap se ekspresif ini jika mengingat mereka lebih sering diam. Arnita juga selalu bersikap sopan dan jarang menunjukkan emosinya. Dan kali ini Arman dibuat tertegun sekaligus tertawa oleh tingkah Arnita. Arnita bertingkah seo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Perpecahan

"Mas hari ini belum latihan kan?" tanya Arnita mengingatkan.Terakhir merek mengontrolkan kaki Arman, dokter mengatakan keretakan kaki Arman sudah delapan puluh lima persen membaik. Tetapi dokter menyarankan agar Arman tetap menerapi kakinya dengan melakukan jalan ringan setiap hari agar tidak kaku. "Sudah." balas Arman sekenanya."Kapan? Aku belum lihat." ujar Arnita dengan dahi mengernyit."Tadi jalan dari kamar kesini." ujar Arman enteng yang langsung mendapat pelototan dari Arnita."Jalan dari kamar kesini kan nggak nyampe satu menit mas Arman." ujar Arnita dengan gemas."Dokter kan udah bilang dibuat jalannya selama sepuluh menit. Sekarang berdiri, ayo mas pakai kakinya buat jalan." Arnita menarik lengan Arman, tetapi laki-laki itu tak kunjung juga bangkit dari duduknya."Mager Nit." rengek Arman yang masih nyaman menonton acara tv kesukaannya."Nanti bisa dilanjut lagi nonton tv nya mas." "Keburu habis acaranya." balas Arman tak mau kalah."Yaudah terserah mas aja!" Arnita mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

Gengsi Tapi Beda Generasi

"Wa, setelah makan temui mama di kamar, ada yang mau mama bicarakan." ujar Cintya sebelum beranjak pergi dari meja makan."Ada apa ya mas? Aku ngerasa sikap mama beberapa hari ini dingin banget sama kita." ujar Mawar dengan perasaan tidak enak."Kamu antar Kenzie ke sekolah, mas mau bicara dulu sama mama." Dewa menyelesaikan makanannya. Ia meneguk minumannya sebelum pergi menemui mamanya.Tok tokDewa mengetuk kamar mamanya yang sedikit terbuka. Tidak biasanya mamanya mengajaknya berbicara hanya empat mata, kecuali ada hal yang sangat penting untuk dikatakan oleh mamanya. Hal penting apa yang ingin mamanya katakan padanya? Perasaan Dewa merasa resah, apalagi ditambah bagaimana sikap mamanya yang tidak biasa padanya."Masuk." Dewa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mamanya. Disana mamanya sedang duduk di sofa single yang dulu biasanya dipakai oleh papanya bersantai karena menghadap ke arah balkon teras kamar. "Mama ingin bicara sama Dewa?" "Hmm, duduk." Cintya menyerongkan ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Dua Hati

"Mas, mama tadi pagi bicara apa sama mas?" tanya Mawar sambil melihat Dewa dari pantulan kaca meja riasnya. Tangannya terus bergerak menghapus make up di wajahnya."Cuman bicara tentang perusahaan." balas Dewa singkat."Mas, aku minta dua ratus juta dong, aku mau beli tas Smes keluaran terbaru." ujar Mawar. Seketika Dewa berdecak malas. Tangannya memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri. Mawar selalu saja menghambur-hamburkan uang banyak hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Meski sudah memiliki banyak koleksi tas branded, tetapi perempuan itu sama sekali tidak pernah merasa puas dan selalu ingin membeli lagi dan lagi."Aku cuman bisa transfer lima puluh juta." ujar Dewa.Mawar membanting pelan kapas yang ada di tangannya. Ia memutar tubuhnya menghadap ke arah Dewa. Terlihat raut wajahnya tidak terima jika suaminya hanya memberikan lima puluh juta untuknya."Mas, harga tasnya dua ratus juta loh masa kamu cuman kasih lima puluh juta." rengek Mawar.Dewa menghela nafasnya pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Ke Gep Arman

Arnita memasukkan satu persatu pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Tidak semua pakaian ia cuci dengan mesin cuci. Untuk kemeja dan jas kerja Arman, Arnita sengaja mencucinya secara manual agar tidak cepat rusak. Itu karena ia tahu seberapa mahal jas-jas yang Arman punya. Sambil menunggu cucian kering, Arnita menyibukkan dirinya membuat kue matcha. Jujur saja setelah ia hidup bersama Arman kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat. Jika dulu ia harus menabung lebih dulu sebelum bisa melakukan hobinya yang suka mencoba-coba membuat kue. Dan sekarang ia tidak perlu menabung lebih dulu untuk menyalurkan hobinya, di rumah ini Arman sudah menyediakan kebutuhan dapur dengan sangat lengkap. Setiap harinya Arnita mengasah kemampuan memasaknya. Bukan hanya membuat kue atau masakan indonesia. Tetapi sekali-kali ia juga mencoba membuat masakan luar negeri. Dan yang membuatnya senang adalah Arman selalu mendukung hobinya itu. Dia bahkan menawarkan dirinya untuk mencicipi semua makanan ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Salah Paham

"Nit masuk." ujar Arman dengan wajah dinginnya. Tatapannya tak lepas dari Alif yang sedari tadi berdiri di samping Arnita.Arnita menundukkan kepalanya, ia berjalan masuk ke dalam rumah yang juga diikuti oleh Arman. Arnita merasa jika punggungnya seperti di laser oleh tatapan tajam Arman. Arnita masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya yang basah. Setelah mengganti pakaiannya, Arnita menghampiri Arman yang sedang duduk di ruang tengah sambil menonton acara tv kesukaannya. Arnita sedikit takut jika Arman akan marah padanya. Apalagi mengingat bagaimana wajah laki-laki itu ketika melihatnya keluar dari dalam rumah Alif."Mas mau aku ambilkan makan?" tanya Arnita dengan nada suara ramah. Arman hanya menggelengkan kepalanya tanpa mau menatap ke arahnya. "Mas, mas marah sama aku?" cicit Arnita. Kepalanya menunduk takut."Mas salah paham, kejadiannya sama sekali nggak seperti yang mas bayangin." Arnita mengambil tempat duduk di samping Arman dengan memberikan sedikit jarak diantara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-23
Baca selengkapnya

Ketukan Di Tengah Malam

"Mbak Mawar ada apa kesini malam-malam?" tanya Arnita.Bukannya malah menjawab Mawar malah melengos kan kepalanya menatap ke arah lain. Arnita bergantian menatap ke arah Arman dengan pandangan bertanya. "Enak ya kalian bisa tidur dengan nyaman sedangkan mas Dewa yang selama ini selalu mementingkan perusahaan pada akhirnya dilengserkan oleh adiknya sendiri." sindir Mawar dengan wajah sinis."Puaskan kamu Arman karena kamu bisa balik ke posisi kamu lagi di kantor?" lanjut Mawar."Mbak nggak nyangka kamu bisa melakukan hal serendah ini kepada kakak kamu sendiri. Mbak pikir dulu kamu ini baik, dan nggak neko-neko. Ah atau jangan-jangan ini semua karena pengaruh buruk yang istri kamu bawa itu sehingga kamu sekarang nggak menghormati kakakmu lagi." cerca Mawar dengan ucapan yang menusuk."Mbak, mending mbak Mawar sekarang pulang karena ini sudah malam. Nggak enak juga sama tetangga jam segini ribut." saran Arman.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status