Sampai aku selesai mengganti pakaian, Tuan Edbert tetap tidak melirik padaku. Mungkin dia terlampau kesal, ada perasaan takut yang tiba-tiba menjalan dalam jiwa."Duduk di sisiku!" perintahnya."Ada apa, Ed?" tanyaku lembut."Seharusnya aku yang bertanya padamu, ada apa?" Tuan Edbert menatapku tajam."Maksudnya? Apa aku melakukan kesalahan?""Ya, seorang pelayan yang kusuruh memata-matai pergerakanmu memberitahu sesuatu. Dia melihatmu meminta racun dan air di dapur, kemudian membawanya ke kamar. Baru saja dia ingin mencegah, tetapi Louis dan Maria melakukannya lebih dulu. Ada apa, Tyas?"Aku berdehem karena takut. Tuan Edbert ternyata begitu menjagaku. Kini, tangan dan kaki mulai dingin, tetapi dengan usaha besar aku mencoba menepisnya."Itu, maafkan aku.""Apa karena kamu tidak mencintaiku, Tyas? Katakan, kamu ada hubungan dengan lelaki lain?""Tidak, Ed. Bukan itu alasannya!" sanggahku cepat."Lalu apa?"Aku menghela napas panjang, lalu membuat cerita bohong dengan mengatakan itu su
Read more