Home / Pernikahan / BEKERJA SEBAGAI ISTRI SIMPANAN / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of BEKERJA SEBAGAI ISTRI SIMPANAN: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

Bab 101

POV Bayu Pukul satu dini hari aku masih belum terlelap juga apalagi tenggelam dalam dunia mimpi. Pikiran yang menerawang jauh menyebabkan aku sulit memejamkan mata. Sejak bekerja di sini, ada banyak yang membuatku tidak betah. Selain pisah kamar dengan Utami juga harus melakukan banyak pekerjaan. Termasuk pekerjaan paling berat dan enggan aku tekuni adalah menjadi suruhan Nyonya Aluma. Ya, dia selalu mengajakku kerja sama selama satu tahun ini. Berulang kali aku harus melakukan percobaan pembunuhan. "Bayu, kamu mau membantu aku, kan?" tanya Nyonya Aluma saat itu ketika aku baru selesai memangkas tanaman menggantikan tugas Ramli karena dia tengah sakit. "Membantu apa, Nyonya?" "Mencelakai Tyas. Nanti aku membayarmu seribu USD untuk satu tugas. Bagaimana?" Aku berpikir keras karena sedang butuh uang banyak. Satu tugas sama dengan 14,938,000 IDR, maka berarti aku bisa menabung dan bebas dari sini dalam waktu singkat. Tuan Edbert butuh ganti rugi, jadi jika sudah memiliki tabungan
Read more

Bab 102

"Bu, apa benar Tyas bermalam di rumah Tuan Edbert selama aku di Jerman? Jika ya, apa alasannya, Bu?" cecar Mas Zaki.Aku yang sedang menemani Lia bermain boneka memasang telinga baik-baik agar bisa mendengar pembicaraan mereka. Jarak kami juga lumayan, sekitar dua meteran."E ... itu ...." Ibu mertua menatap padaku seolah meminta jawaban. Akan tetapi, aku hanya diam takut Mas Zaki mendapati kami dan semakin mengurangi kepercayaannya. "Benar.""Alasannya?""Tuan Edbert selalu datang ke sini, dia mengancam akan memisahkan Tyas dari Lia kalau tidak menuruti perintahnya," jawab ibu terdengar ragu.Aku mengembus napas lega begitu mendengar jawaban ibu karena tidak berbanding jauh dengan alasan yang aku beri. Mas Zaki mengangguk berharap benar-benar percaya."Jika sudah ibu yang bilang, maka aku percaya," tukas Mas Zaki."Benarkah, Mas? Jadi selama ini kamu gak percaya sama aku saka sekali? Apa lupa kalau ibu pernah bohongin kamu demi maksa aku kerja di rumah Tuan Edbert? Bukan aku berusaha
Read more

Bab 103

Bu Yola pergi setelah puas bermain dengan Lia. Dia terus mengatakan bahwa hanya dia lah cucu satu-satunya. Namun, kalimat itu mengingatkanku pada Abel.Tadi malam saja aku bermimpi sedang menyusui dan menimangnya penuh cinta. Anak itu menangis dalam dekapanku, tetapi tidak lama kemudian kami berpisah."Dek, malam tadi kamu meneriakkan nama Abel lagi saat tidur. Siapa dia?" tanya Mas Zaki seolah tahu apa yang sedang mengusik pikiran."Entahlah, Mas. Aku juga bingung siapa Abel itu," bohongku."Memangnya seperti apa mimpimu?""Tidak jelas, Mas. Aku gak bisa menceritakannya karena hanya berupa bayangan." Lagi dan lagi aku berbohong.Mas Zaki mengangguk, lalu izin duduk di depan rumah karena katanya bosan dalam kamar terus. Tentu saja aku setuju karena membenarkan kalimatnya.Siapa pun akan bosan jika hanya duduk dalam rumah. Tidak ada suasana baru atau burung berkicauan. Bagai dipenjara padahal bisa ke mana saja.Ponsel Mas Zaki yang tergeletak di tempat tidur mengusik perhatian. Aku lan
Read more

Bab 104

POV AUTHORSatu purnama telah Zaki lalui, dia berencana untuk mendaftar kembali di perusahaaan tempatnya bekerja minggu depan. Ketika dia duduk di depan rumah karena lelah mengurus usaha yang akan dirintis istrinya, tiba-tiba Nyonya Aluma datang."Zaki, kamu harus ikut aku!" tegasnya."Kenapa aku harus ikut kamu?""Bawa dia!" perintah Nyonya membuat Zaki celingak-celinguk.Tanpa dia duga, dua laki-laki bertubuh kekar ke luar dari tempat persembunyian tepat di belakang mobil Zaki yang diparkir sepuluh menit lalu. Dia dicekal, lalu diseret ke mobil.Lelaki malang itu sudah berteriak meminta tolong, tetapi takdir berkata lain. Di belakang pintu rumah memang ada Tyas, posisinya sedang menggendong Lia. Jadi, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa."Ke mana? Kamu mau membawaku ke mana?!" Zaki geram, apalagi sekarang hanya berdua dengan perempuan licik itu."Ke tempat yang seharusnya!" jawab Nyonya Aluma terkikik geli. Dia menambah kecepatan ketika memasuki tol.Zaki pusing ketika mobi
Read more

Bab 105

POV TYASTerlampau macet, akhirnya aku turun di jalan karena jarak rumah sakit sudah sangat dekat, tinggal beberapa meter saja. Kendaraan semua aku terobos apalagi kalau hanya ribuan manusia yang berdiri di tepi jalan.Aku tidak peduli makian dan sumpah serapah mereka karena tujuan utama kali ini adalah bertemu Mas Zaki. Di pikiranku hanya diselimuti rasa khawatir dan cara cepat untuk sampai.Gedung bertingkat tiga sudah ada di depan mata. Aku memindai sekitar berusaha menemukan petunjuk apalagi baru kali ini ke rumah sakit. Aku paling anti dengan gedung ini sejak dulu karena suka teringat pada sosok perempuan paruh baya yang menganggapku anak.Dia hidup mewah tanpa keturunan, saat itu dia yang kecopetan berteriak meminta tolong. Aku membantunya dengan melempar high heels ke kepala pencuri tersebut. Sejak saat itulah kami dekat hingga dia meregang nyawa di ruang ICU."Sus, ada pasien atas nama Muhammad Zaki Abdullah? Dia korban kecelakaan." Aku bertanya pada perempuan yang memakai pak
Read more

Bab 106

"Sepertinya kamu begitu terkejut, Tyas!" Meyra tiba-tiba berdiri di sisi kananku. Mata itu menyalak tajam sekalipun dalam pantulan cermin."Terkejut? Tidak, kamu salah." Aku menjawab setelah mengumpulkan kekuatan. Mendung di wajah harus bisa diusir atau akan dianggap kalah dan cemburu."Suami kita sepertinya perlu dimanja. Andai saja tahu kalau dia sakit begitu, Fatah akan aku bawa tadi. Anakku itu sangat mirip ayahnya.""Suami kita?" Aku membeo ucapan Meyra.Hati terus berbisik untuk melawan karena masalah fisik, sepertinya aku lebih menang. Begitu kaki berusaha mengikis jarak, Meyra mundur dua langkah. Aku senang melihat orang ketakutan seperti itu."Benar, Mas Zaki perlu dimanja. Hanya saja setelah kamu meregang nyawa." Aku melirik apda high hels yang dikenakan, kemudian menatap penuh kebencian padanya."Suami kita." Aku tersenyum miring, tangan kananku mencengkram kera bajunya. "Sekali lagi kamu mengulang kalimat itu, maka enyahlah dari dunia ini.""Wow! Kelihatannya kamu semakin
Read more

Bab 107

Sepulang dari rumah sakit, Bu Yola datang menjenguk padahal sudah lima hari berlalu bahkan Mas Zaki semakin membaik dari sebelumnya. Tidak ada alasan khusus yang diutarakan pada kami.Sebenarnya tidak mengapa, hanya saja yang membuatku merasa dongkol itu karena dia membawa Tuan Edbert sekalian. Ingin kuusir mereka karena lelaki dingin itu menggendong Abel putra kami."Silakan masuk!" Aku menyilakan mereka tanpa senyum.Bu Yola yang sejak tadi berwajah ceria berubah murung. Mungkin karena melihat perubahan yang ada di wajahku pula begitu mengetahui dia datang bertiga. Ah, rasa malas sungguh menguasai jiwa."Zaki mana?""Istirahat di kamar, Bu," jawabku sekenanya tanpa mau mencoba memanggil Mas Zaki.Jam sudah menunjuk angkat sebelas siang dan semoga Mas Zaki benar-benar terlelap seperti hari sebelumnya. Aku tidak habis pikir dengan keributan yang akan terjadi jika sampai mengetahui Abel adalah anak yang lahir dari rahimku."Panggil, Tyas. Ada yang ingin aku bicarakan pada Zaki!" perint
Read more

Bab 108

"Ada apa denganmu, Sayang? Bukannya tadi malam kamu memaksaku datang untuk jujur pada Zaki?" Tuan Edbert ingin menggigit jari telunjukku kalau saja tidak cepat aku tarik kembali."Kebohongan apa lagi ini?" sindirku sinis.Tuan Edbert malah tertawa keras. Dia menjauh dari kami kemudian duduk di tempat semula."Sehari ketika kamu pergi ke Jerman, Tyas datang ke rumahku. Kami kembali tidur bersama dan melakukan hubungan suami istri. Bagaimana pun juga, setiap orang pasti menginginkan hal itu sementara kamu jauh dari jangkauannya." Tuan Edbert menjeda kalimat sejenak ketika tersenyum manis padaku. Mata nakalnya malah berkedip pelan."Setahun kepergianmu tentu membuat Tyas kesepian, maka aku mencoba untuk menolongnya menuntaskan hasrat. Hari-hari yang dilalui biasanya nampak murung, tetapi setelah bercinta denganku dia kembali ceria. Senyumnya semringah, bahkan setiap hari menyapa ramah para pelayan.""Tyas itu selalu memberi pelayanan terbaik padaku, Zaki. Dia tidak pernah menolak ketika
Read more

Bab 109

Tidak usah pura-pura benci padaku di hadapan Zaki, Sayang!" cebik Tuan Edbert, lalu menunjuk Abel. "Lihat buah cinta kita. Bukankah kamu menikmati malam-malam itu?""Pergi dari sini!" usirku frustrasi.Tuan Edbert terkeleh pelan dengan tatapan mengejek. Dia mencondongkan tubuhnya padaku. "Apa kamu lupa siapa yang membeli rumah ini?""Aku tahu Anda yang membelinya. Kalau begitu Anda dan Bu Yola tetap tinggal sementara aku sekeluarga akan pergi dari sini.""Tunggu!" pinta Tuan Edbert begitu aku hendak memutar badan. "Lalu apa kamu lupa siapa yang berperan penting agar Zaki bisa berdiri?""Tentu saja Anda, Tuan. Tetapi apa Tuan Edbert lupa siapa yang telah menabrak suamiku sampai dia lumpuh?"Bu Yola langsung menarik tangan Tuan Edbert. Dia pasti menanggung malu melihat putranya bertingkah seperti anak kecil. Aku tidak peduli melainkan langsung meminta Mas Zaki kembali ke kamar bersamaan dengan azan dzuhur.***Sampai tiga minggu berlalu, Tuan Edbert tidak pernah kembali memunculkan bata
Read more

Bab 110

Maksud Bu Armi masa lalu apa?""Kamu pikir kami gak tahu kalau kamu pernah jadi istri simpanan orang kaya? Hanya demi uang aja kamu rela jual diri, mana suami lagi lumpuh!" cibir Bu Armi.Aku sama sekali tidak menyangka dia bisa bersikap demikian karena selama ini ketika bertemu dengannya secara sengaja atau tidak, dia selalu tersenyum ramah.Ya, selama ini aku mengenalnya sebagai sosok tetangga paling ogah mengurusi hidup orang lain apalagi sampai menyebar berita bohong. Rumah kami memang tidak lagi sedekat dulu, tetapi tetap saja aku tidak pernah mendapatinya kumpul bersama pakar gosip sedunia."Bahkan melahirkan anak untuknya," tambah Maya."Kalian tidak usah mengungkit masa lalu. Kedatangan kalian ke sini untuk memastikan aku gibahin Megi apa enggak, kan? Wallahi, aku sama sekali gak pernah bahas Megi. Tadi aja Maya sengaja mancing, tapi gak aku gubris!" jelasku dengan napas tersengal masih berusaha meredam amarah.Dua ibu-ibu itu saling pandang kemudian menertawakan diri ini, sem
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status