"Ya itu salah kamu sendiri lah!"Dengan mudahnya Mbak Utami menjawab demikian. Dia berani berbuat, tetapi takut bertanggung jawab. Selama ini terlalu angkuh, kini seperti ketakutan."Utami, ya?" Tuan Edbert mengerutkan kening. "Ah ya, aku sampai lupa kamu datang ke rumahku bersama seorang teman demi Tyas, kan? Ada kebohongan saat itu.""Apa? Aku tidak pernah ke rumah Anda, Tuan.""Dengan Sarah kalau tidak salah ingat. Kamu menjelaskan siapa yang minta bukti kalau Tyas memang bekerja sebagai pelayan, makanya melakukan video call. Hari itu Tyas bilang Bu Septi sementara kamu menyebut Sarah." Tuan Edbert menoleh pada Mas Zaki lantas bertanya, "hari itu siapa yang meminta bukti?""Bu Septi." Mas Zaki menjawab singkat, aku senang dia membela. Akan tetapi, senyum tipis di bibirku kembali sirna kala dia melanjutkan, "tetapi keduanya berbohong.""Maksud kamu apa, Mas?" tanyaku ragu."Ya, hari itu kamu bilang bekerja sebagai pelayan nyatanya istri simpanan. Hebat sekali sandiwara kalian dan ya
Read more