RIDAEntah setan apa yang merasuki pikiran mas Adnan. Rumah tangga yang aman sentosa dia akhiri demi napsu semata. Setidakberharga itu, kah tujuh tahun kebersamaan kami. Lalu, apa arti bakti dan ketaatanku selama ini?Katanya dulu ia cinta mati. Akan bersama hingga raga menua. Nyatanya, silang kata itu pemanis bibir saja. Aku kini, tak lebih dari sepah yang dibuang setelah manisnya hilang.Jika ada penobatan lelaki tertega, itu pantas disematkan padanya.Kalaulah aku seorang pendosa. Durhaka dan tak tahu diri wajarlah ia berpaling . Ini’kan tidak. Hubungan kami pun baik-baik saja. Jangankan bertengkar, bahkan bersuara tinggi padanya pun aku tak pernahAh, sudahlah! Takdir tak dapat diubah. Jodohku dan jodohnya hanya di rentang tujuh tahun saja. Meski belum dapat kulihat hikmah di balik tragedi ini, aku percaya pasti ada kebaikan di depan sana.*“Papa, kok belum pulang, Ma?” tanya Azka, putra sulungku setelah hari ketiga pap
Baca selengkapnya