Semua Bab WAJAH ASLI ISTRI BARUKU : Bab 1 - Bab 10

135 Bab

CERAI

ADNANSetelah sekian minggu menjalani sidang perceraian, palu perpisahan diketuk oleh hakim pengadilan agama. Resmi sudah aku dan Rida berpisah. Bahtera rumah tangga yang kukemudikan pun kandas sebelum menggapai pelabuhan harapan.Terkhianati sudah janji yang pernah kuikrarkan di depan penghulu tujuh tahun silam. Aku telah mengurai ikatan suci yang dulu pernah mati-matian diperjuangkan. Bukan setitik curahan pengorbanan baik aku maupun Rida. Namun, terlalu sulit dikalkulasikan berapa jumlahnya.Kini, kuurai apa yang pernah diperjuangkan dengan menghalau segala rintangan. Kini, kuhancurkan bangunan pernikahan yang telah berdiri kokoh bukan dalam hitungan bulan.Vonis ini terjadi tepat di tahun ke tujuh pernikahan kami. Hari yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi Rida, nyatanya justru kepiluan yang kuberikan padanya.Di hatinya pasti tertoreh sayatan-sayatan luka. Pasti pedih dan menyakiti hingga ke dasarnya. Sungguh, aku sejahat-jahatnya lelaki.
Baca selengkapnya

PERGI

RIDAEntah setan apa yang merasuki pikiran mas Adnan. Rumah tangga yang aman sentosa dia akhiri demi napsu semata. Setidakberharga itu, kah tujuh tahun kebersamaan kami. Lalu, apa arti bakti dan ketaatanku selama ini?Katanya dulu ia cinta mati. Akan bersama hingga raga menua. Nyatanya, silang kata itu pemanis bibir saja. Aku kini, tak lebih dari sepah yang dibuang setelah manisnya hilang.Jika ada penobatan lelaki tertega, itu pantas disematkan padanya.Kalaulah aku seorang pendosa. Durhaka dan tak tahu diri wajarlah ia berpaling . Ini’kan tidak. Hubungan kami pun baik-baik saja. Jangankan bertengkar, bahkan bersuara tinggi padanya pun aku tak pernahAh, sudahlah! Takdir tak dapat diubah. Jodohku dan jodohnya hanya di rentang tujuh tahun saja. Meski belum dapat kulihat hikmah di balik tragedi ini, aku percaya pasti ada kebaikan di depan sana.*“Papa, kok belum pulang, Ma?” tanya Azka, putra sulungku setelah hari ketiga pap
Baca selengkapnya

AKU MENANG

ELA“Mas Adnan beneran cinta sama aku? Bohong dosa, loh!” rajukku pada lelaki yang hatinya telah kubeli. Sedikit sentuhan jari di tubuhnya saja, ia akan menggelepar. Selemah itu pertahanannya ternyata.“Ela masih ragu, nih? Apa belum cukup perhatian Mas selama ini?” jawabnya dengan napas tertahan. Ia pastilah sedang menahan hasrat kelelakiannya.Aku menyandarkan kepala pada dada bidang pria bercambang tipis ini. Lalu, menggerakkan kepala untuk menggodanya.Kami berdua menikmati suasana kota Jakarta dari arah jendela kantor. Pinggangnya dilingkarkan pada perutku sementara kepala ini bersandar di dadanya“Kapan Mas akan bercerai dengan mba Rida. Aku udah gak enak, loh dengan desas-desus di kantor ini tentang hubungan kita. Aku gak mau dituduh terus sebagai pelakor, Mas! Lagipula ayah sudah bertanya lagi apakah Mas serius padaku,” cecarku sebagai bentuk tekanan psikologis pada manajer keuangan, sekaligus bosku di pe
Baca selengkapnya

GELORA

ADNANDuka akibat perpisahan ini tenggelam oleh kebahagiaan sebab hasratku memiliki Ela tergapai. Yang melintas di benakku adalah bagaimana menikmati manisnya madu pengantin baru.Gelora yang meledak-ledak hampir saja membelah dada. Aku telah kehilangan kewarasan karena seorang wanita. Ela itulah dia. Pemilik wajah secantik rembulan dipadu body sempurna. Kaki jenjang dengan kulit laksana porselen mampu menyihir mata batinku.Aku kalah hanya karena kerling manjanya. Sungguh, semua kebaikanku sebagai pria terlibas oleh napsu menggila. Tak ada lagi idealisme mewujudkan rumah tangga sakinah bersama Rida dan anak-anak. Semua terempas oleh napsu durjana.Persetan dengan janji sehidup semati bersama Rida. Semua hanya lintasan masa lalu yamg lekas-lekas harus kukubur di palung hati. Istriku sekarang adalah Ela, dialah yang akan membersamai dalam menjalani hidup ini.Aku yakin bersama Ela hidup akan selalu berwarna. Tidak datar dan membosankan seperti saat
Baca selengkapnya

BUSUK

ELAAku harus tampil sempurna di malam pertama kami. Seluruh make up wajib dipakai untuk mengangkat kecantikan wajah ini. Bukan karena paras yang jelek, tidak sama sekali, tapi ingin lebih cetar saja.Kecantikan yang kumiliki sejak lahir ini adalah senjata ampuh untuk menaklukan laki-laki. Tanpa make up pun pasti mereka terpesona, hanya saja akan lebih terjerat jika dipulas dengan paduan warna eksotis.Sudah banyak lelaki kaya yang terjerat oleh pesonaku. Mereka bahkan rela meninggalkan istri, tunangan atau pacar demi bersamaku. Sepertinya aku wajib diberi gelar sang penakluk pria.Ada kebanggaan tersendiri jika sudah bisa menaklukan seorang pria. Apalagi jika korbanku itu kaya dan beristri. Kepuasan memenangkan pertarungan dengan istri sah itu benar-benar menjadi candu dalam hidup ini.Mas Adnan bukan korban pertamaku, tapi yang paling sulit ditaklukan.. Tarik ulur perceraiannya saja berlangsung satu tahun. Namun, kepuasannya juga sebanding. Tanpa
Baca selengkapnya

MULAI

ADNANSegala hasrat telah kutuntaskan bersama Ela. Wanita itu begitu sempurna memberi pelayanan biologis suaminya. Aku terkapar, menggelapar tanpa daya. Puas, puas sudah jiwa raga.Malam ini aku merasa menjadi lelaki paling beruntung di jagat raya. Ela benar-benar memberikan surga dunia yang tak terlukis kenikmatannya.“Terima kasih, Sayang,” bisikku mesra.Hanya itu kalimat yang mampu kuucapkan. Sebab setelahnya raga berada dalam puncak kelelahan. Tenagaku terkuras setelah menjalankan permainan panas berkali-kali.*Hari-hariku penuh warna bersama Ela. Hidup serasa makin seru dan menggebu-gebukan rindu selalu. Rasanya bulan madu seminggu terlalu singkat untuk menikmati madu pengantin baru.Kini, kami harus menjalani rutinitas seperti biasa. Aku bekerja, sementara Ela di rumah. Ia menuruti perintahku untuk tak bekerja lagi. Cukup jadi nyonya Adnan Saputra saja. Apapun yang diinginkan akan kupenuhi.Lagipula aku ingi
Baca selengkapnya

DRAMA

ELAGawat, mas Adnan menelpon terus. Ia pasti sudah ada di rumah. Aku sengaja tidak mengangkat panggilan sebab belum punya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang akan dilemparkan. Lebih baik disenyapkan saja agar tak terdengar. Anggap tidak pernah berdering.Reputasiku bakal hancur kalau pulang terlambat. Bisa bisa citraku yang telah baik di matanya berubah menjadi buruk. Efeknya tingkat kepercayaan Mas Adnan akan turun drastis.Kupikir dia akan pulang jam sepuluh atau sebelas malam. ‘Kan katanya banyak kerjaan yang belum diselesaikan. Kenapa juga sudah pulang sekarang. Dasar plin plan!“Macet sialan! Bangsat, gue buru-buru, Woy!”Kupencet klakson hingga suaranya membahana. Persetan dengan kekesalan orang-orang sebab telinganya pekak. Salah sendiri menghalangi jalanku.Dan, untuk beberapa menit terjadilah persaingan klakson dari pengemudi bar-bar. Sumpah, rasanya ingin keluar dan meluapkan emosi dengan memarahi orang-orang
Baca selengkapnya

DI MANA RIDA

ADNANAku merasa bersalah pada Ela sebab telah membuatnya tertekan. Untung saja kecelakaan itu tak merenggut nyawanya. Kalau sampai Ela terluka parah atau meninggal, aku pasti takkan bisa memaafkan diri sendiriKenapa juga aku mengedepankan prasangka buruk saat Ela belum pulang. Bisa jadi ia terjebak kemacetan atau memang masih ada keperluan.Tentang seringnya ia pergi keluar mungkin saja karena kesepian. Bisa jadi itu untuk melepas kebosanan akibat rehat bekerja. Selepas bulan madu aku jarang punya waktu untuknya.Harusnya aku memahami hal tersebut, bukan malah menuduhnya yang bukan-bukan. Apalagi sampai membandingkan Ela dan Rida. Jelaslah takkan sama. Rida itu wanita kuno, kalau Ela ‘kan modern. Ia tak mungkin betah di rumah sebab butuh aktualisasi diri.Untuk menebus kesalahan, aku bersikap jauh lebih baik padanya. Kumanjakan ia selama masa perawatan. Istriku ini tak boleh sakit lama-lama sebab itu sama saja menyakiti diri sendiri.
Baca selengkapnya

ANDA AKAN MENYESAL

ADNANAku menghentikan langkah saat mendengar ucapan bi Enah. Selanjutnya kubalikkan badan hingga menghadap ke arah wanita paruh baya ini.Jelas aku kaget dengan ucapan tak disangka itu. Apalagi katanya mereka pergi tiga minggu lalu. “Tidak ada bagaimana, Bi? Jalan-jalan, ke rumah mama atau bagaimana?” cecarku.Yang ditanya menatapku lekat. Ia seolah ingin mengulitiku selapis demi selapis. Baru kali ini bi Enah bersikap demikian. Biasanya bi Enah hanya sekilas menatapku. Ia pun takkan berdiri lama-lama di hadapan majikannya. Perempuan itu sama seperti Rida, tak banyak bicara.“Ibu bilang tak sanggup berada di rumah ini lagi. Beliau tak bisa hidup dalam angan masa lalu. Ibu juga tak kuat melihat Kak Azka dan Dik Azkia sedih menanti kehadiran papa yang tak kunjung datang. Jadi ibu memutuskan pergi jauh dan saya pun tidak diberi tahu ke mana perginya.”Kejelasan keterangan yang diberikan bi Enah membuat dada
Baca selengkapnya

ANEH

Gawat, Rida adalah menantu kesayangan Mama. Bisa-bisa beliau murka kalau mengetahui fakta sebenarnya! Pikiranku yang kacau makin kacau melihat kedatangan Mama. Wanita yang wajahnya lebih muda dari usianya pastilah akan mencecarku habis-habisan jika tahu realita rumah tanggaku yang telah kandas. .Mama sangat menyayangi Rida dan anak-anak. Bahkan, mantan istriku itu sudah seperti anaknya sendiri. Jika aku terlihat kurang perhatian, ia akan ngomel tanpa titik koma.Rida memang telah membeli hati mama dengan kebaikannya. Mereka tergolong mertua dan menantu akur. Hampir tak pernah ada percekcokan di antara keduanya. Yang ada malah saling memuji dan menyayangi.Sesungguhnya memang tak ada satu cela pun pada diri Rida. Dia benar-benar baik. Dan, kadang aku pun berpikir mengapa bisa setega itu menancapkan belati kepedihan pada inti hatinya.Pelayanan dan ketaatannya sempurna. Secara fisik pun tak buruk rupa. Ia pandai merawat wajah ju
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status