Home / Pernikahan / WAJAH ASLI ISTRI BARUKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of WAJAH ASLI ISTRI BARUKU : Chapter 21 - Chapter 30

135 Chapters

BANGKIT

AFGAN Minum obatnya, Kak!” titah Alan, adik yang selama aku di rumah sakit jiwa dialah yang menjalankan roda perusahaan. Badannya sampai kurus saking lelah lahir batin. Setahun bukan waktu yang sebentar menanggung beban berat di pundak. Selain harus mengurus perusahaan, dia juga menahan sakit melihatku jatuh berguling-guling. Pastilah kavau pikiran dan hatinya. Untunglah ia memiliki istri sholehah yang mampu menjadi pendamping di saat suami susah. Aku juga punya adik perempuan yang tak henti memotivasi kakaknya ini. Di tengah kerepotannya mengurus bayi, tetap menyempatkan diri menjenguk. Katanya ia selalu datang membawa makanan kesukaanku. Entahlah, aku tak ingat. Orang tua kami sudah tiada, jadi hanya sesama saudaralah saling bahu membahu. Jika satu kesusahan, yang lain menyingsingkan lengan baju untuk membantu. Hanya aku yang memiliki pasangan durjana. Dua adikku dikaruniai pasangan luar biasa baiknya. Semoga akan langgeng selamanya. Aku mengambi
Read more

JELASKAN

AFGAN Aku menerima uluran tangannya dan kami berjabatan dengan kuat dan erat. Pria ini sepertinya baik. Ia mungkin dulu pekerja handal. Mama Azka menyilakan kami untuk makan bersama. Wanita yang kutahu tak punya suami itu tampak berseri menyambut temannya. Tak sulit bagiku untuk tahu siapa mama Azka. Tinggal minta penjaga villa mencari informasi detil sudah langsung kudapat keterangannya. Kata bapak penjaga villa, namanya Rida, janda beranak dua. Di tempat ini baru tinggal sekitar tiga bulan. Hanya itu informasi yang diberikan penjaga villa. Bagiku sebagai awal perkenalan itu sudah cukup. Entahlah, pertama melihatnya, aku sudah merasa dia wanita baik, keibuan dan penuh kasih sayang. Jika dibandingkan dengan Cindy, mungkin akan jadi 180 derajat jauhnya. Mungkin akan ada harapan ke depan. Meski sepertinya sulit sebab pada binar matanya masih tersirat luka mendalam. Aku dapat memahami sebab pernah mengalami hal seperti itu. Kami makan di ter
Read more

BERTEMU ADNAN

AFGAN “Segaring itu? Gus Afgan gak boleh bohong!” cecarnya lagi. “Itu kenyataannya, ngobrol saja tak pernah sama janda cantik itu!” “Eaaa, janda cantik!” goda Adela “Masa iya janda ganteng!” kilahku. Adela meleletkan lidah. Kalau kalah dia akan begitu. “Wait, jujur padaku sekarang. Kakak suka ‘kan sama mama Azka alias mba Rida?” Aku melarik senyuman pada wanita yang langsung menembak sasaran. Dan, dia makin gemas sebab tak ada jawaban apapun. “Kak Afgan nakal! Ngomong napa!” Aku malah bangkit sambil mengacak rambutnya. Dan Adela jadi murka. “Assalamualaikum!” Aksi balas dendam Adela tertahan sebab terdengar salam. Dari suaranya aku tahu itu Rian. Syukurlah aku jadi selamat dari amukan Adela. “Kekasih tercinta datang, tuh! Bye!” Meski matanya mendelik, ia tak bisa berbuat apa-apa. Jelaslah harus menyambut suaminya dulu. Menghindari Adela adalah hal terbaik saat ini. Bicara dengannya itu serba salah. Jujur akan dike
Read more

TAMU TAK DISANGKA

ADNAN Mimpi apa aku bisa bekerja langsung di bawah kepemimpinan Mr Afgan Sanjaya. Pria bertangan dingin yang dikagumi kawan, disegani lawan. Meski pernah menghilang dari peredaran, saat kembali kharismanya tak pudar. “Aku merasa sangat beruntung, Sayang. Kupikir kaulah pembawa keberuntungan itu. Dalam waktu singkat karirku melesat, dan sekarang bisa bersama tuan Afgan!” Aku meluapkan kebahagiaan di dalam mobil. Kugenggam tangan Ela yang matanya juga berbinar-binar. Jelaslah sekarang dia adalah istri direktur, jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya tentu. “Iya, Sayang, aku terharu. Aku benar-benar bahagia. Kamu memang luar biasa, Aku yakin kelak Mas akan sejajar dengan Mr Afgan!” respon Ela. Dan, kebahagianku makin sempurna dengan pujian dan dukungannya. “Mas, apa nanti aku boleh ikut ke pertemuan-pertemuan terkait proyek ini. Aku ingin belajar agar bisa bantu kamu nanti,” pinta Ela. Wanita ini memang memiliki antusias tinggi untuk sebuah kemajuan. Ia
Read more

BABAK BELUR

ADNAN Dengan menahan getaran di dada aku menghampiri keduanya. Aku mencium tangan Ibu dan menjabat tangan kakak lelaki Rida. Lepas itu kupersilakan kembali keduanya duduk. “Rida dan anak-anak mana? Panggillah, mama kangen banget!” Kalimat perintah tersebut seperti sebuah letusan senjata api di telingaku. Tungkai kaki mendadak jadi lemas membayangkan aura kemarahan mereka jika tahu yang sebenarnya. Sialan tangan ini, kenapa harus bergetar. Kuletakkan tangan di pinggir paha agar tak terlihat getarannya. “Minum dulu Mah, Bang!” tawarku setelah bi Asih meletakkan jamuan. Wanita ini tanpa harus disuruh, sudah melakukan tugasnya. Ia pun undur diri beberapa menit kemudian. Sepertinya mereka memang haus. Pastilah sebab perjalanan dari bandara ke rumah ini cukup jauh. Apalagi sebelumnya telah mengudara selama dua jam di angkasa. Belum lagi perjalanan dari rumah mama menuju bandaranya. Panjanglah perjalanan itu. “Kok, mama gak bilang dulu kalau mau dat
Read more

SURAT RIDA

ADNAN(Assalamualaikum, Mas!Ingat tidak kapan kita pegangan tangan pertama kali? Iya, itu saat dirimu baru saja melantunkan akad nikah.Tanganmu basah, loh, Mas. Gugup, ya. Lucu, deh seorang Adnan Saputra, mantan idola kampus gemetaran pegang tangan istrinya.Lalu, kala kita bermalam pertama, aku yang gugup. Beneran itu. Tapi semua sirna kala dengan lembutnya kamu membawaku ke alam bahagia. Aku gak pernah lupa tatapan matamu, senyummu dan bisikanmu di malam pertama. Rasanya saat itu indah, indah banget.Malam itu dan malam selanjutnya mengantarkan cinta kita pada kebahagiaan lebih lagi. Di rahimku ada benihmu, Mas.Azka nama yang kau berikan. Artinya cerdas, aku suka itu. Ia tumbuh jadi penguat ikatan cinta kita.Lalu, kebahagiaan kita ditambahkan lagi oleh Allah. Azkia lahir mewujudkan cita – citamu ingin memeluk seorang putri mungil.Keduanya makin bertumbuh, menjadi penyejuk pandangan dan hati kita. Kurasa saat itu takkan pernah ada kata
Read more

DIKHIANATI

ADNAN Tak ada salahnya juga aku mengikuti Ela. Bukan untuk memata-matai, tapi hanya ingin tahu apa yang dikerjakan di luar setiap hari. Sebagai suami aku jelas punya tanggung jawab akan perilaku istri. Baik buruknya istri akan menjadi pahala atau siksa seorang lelaki kelak di akherat. Setidaknya itulah yang dikatakan dosen mata kuliah agama dulu. Untunglah aku masih mendengarnya, meski kala itu terkesan tak penting.. Awalnya aku merasa kegiatan Ela di luar memang sebagai pengusir kesepian. Maklumlah suaminya pergi pagi pulang malam untuk mencari nafkah. Namun, makin ke sini sepertinya makin kebablasan. Aku khawatir dia terjerumus dalam pergaulan yang salah. Tak bergaul sama sekali juga tak baik. Terlalu liar pun salah. Jadi, ambil sewajarnya. Carilah teman yang dapat mengarahkan ke jalan yang benar. Bukan malah bersahabat dengan yang rusak dan merusak. Sebelum terlambat, tentu aku harus mencegah dati sekarang. Aku menelpon Ben, orang yang kutugasi menca
Read more

MANGSA BARU

ELA (Mas Kevin beneran sayang sama aku?) Kukirim pesan pada pria yang sebulan ini rajin sekali menghubungi. Tak siang, tak malam terus saja membombardir dengan chat gombal. Pria ini benar-benar agresif. Padahal baru beberapa kali bertemu, di balkon tempat diselenggarakannya pesta, lalu di tempat-tempat yang disepakati setelahnya. (Masa bohong?) Balasnya diiringi emoticon mengedip sebelah mata. . (Bohong pasti) Ledekku. Sebenarnya aku sudah melayang-layang membaca chat demi chat yang dia kirim. Jago banget meluluhlantakkan hati wanita. Sudah tampan, romantis, anak sultan pula. Pewaris tahta! (Ya sudah, besok bawa pisau, belah deh dadaku) (Mati dong, entar kucingnya sedih, loh) Mas Kevin mengirim stiker ngakak sambil keluar airmata. Kubalas dengan stiker meleletkan lidah. Selanjutnya terjadilah perang stiker di antara kami. Mirip abege jatuh cinta memang. ( Telpon, ya?) Pinta mas Kevin. Aduh gimana ini. Ada mas Adna
Read more

MENGAPA ELA?

ELAAku menolak tidur bersamanya malam ini dengan alasan belum ada kejelasan soal perceraian. Kukatakan dengan tekanan lakukanlah segera proses gugat cerai.Aku memberi batas satu bulan urusan itu harus beres. Jika sampai tak ada perkembangan maka sudahi hubungan ini.Untunglah seorang Ela tak seperti si cengeng Rida. Dalam prinsip hidupku tak boleh ada kegagalan. Harus sukses dan tergapai semua ambisi demi ambisi.Aku berhasil lolos dari Kevin dengan satu ancaman. Kalau dia menjamah tubuh ini sekarang maka aku akan benci selamanya. Dan, jangan harap bakal bertemu lagi.Kevin kalah oleh ketegasanku. Pria itu hanya bisa menahan hasrat yang sudah meledak-ledak. Lalu, dengan terpaksa mengizinkanku pulang.Hmmm, rupanya pria itu memang telah takluk padaku!*Aku menelpon bi Asih untuk menanyakan apa tuan Adnan ada di rumah? Aku harus merancang strategi supaya aman terkendali.Saat ini tak boleh angkat senjata pada mas Adnan sebab belum ada tanda-
Read more

BELUM CUKUP

ADNAN Aku meminta supir mengarahkan mobil ke rumah kedua. Aku tak sudi bertemu wanita yang sudah menyerahkan dirinya pada lelaki lain. Ben terus mengirimkan foto hasil pengintaiannya. Yang paling menyakitkan adalah saat mobil yang ditumpangi Ela dan selingkuhannya masuk ke sebuah rumah mewah. Setelah itu Ben tak bisa lagi melihat apa yang terjadi sebab gerbangnya tertutup rapat. “Tuan akan tidur di sini?” tanya pelayan baru yang mengurus rumah ini. Aku tak menjawabnya, tapi langsung melangkah ke arah dalam. Meski perut keroncongan, aku tak berselera untuk menyuap makanan. Paling hanya minum susu coklat hangat yang dibuatkan pelayan. Guyuran air di atas kepala membantu untuk mendinginkan apa yang tengah membara. Perlahan hatiku menjadi tenang. Ledakan-ledakan saat menyaksikan pengkhianatan mulai hilang. Sekarang, amarah itu berganti sakit tak terlukis kata. Bukan semata karena pengkhianatan, tapi juga tentang terlukanya harga diri. Aku adalah m
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status