All Chapters of Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

109 Chapters

Jadi Orang Kaya Enak ya?

Berkali-kali Tika menghela napas berat, membuat Satria selalu waspada.Pria itu takut kalau akan terjadi sesuatu pada ibunya itu.Namun, kenyataannya dia salah besar. Dugaannya ternyata salah, sampai saat ini Tika masih bisa bernapas secara teratur. Akan tetapi mungkin saja ibunya masih syok ketika dia baru saja menjelaskan apa yang sudah terjadi pada anak perempuannya itu."Ibu nggak apa-apa, kan?" tanya Satria, tampak begitu khawatir.Tika tetap tak menjawab, wanita paruh baya itu malah kembali menghela napas berat."Bu, kalau Ibu merasa sesuatu yang nggak enak, langsung ngomong aja ya sama aku, jangan ditahan-tahan," ucap pria itu lagi.Tika masih diam, mulutnya terkunci begitu rapat, tapi matanya mendelik tajam ke arah Satria, membuat Satria menelan salivanya dengan susah payah.Pria itu pun tak berbicara lagi, dia tertunduk dalam karena Tika terus saja menatapnya seperti itu.Hening! Tak ada lagi obrolan di antara mereka berdua.Satria yang tak nyaman dengan situasi itu pun meng
Read more

Jangan Suka Mikir Sembrono

Tika hanya bisa menghela napas berat karena sifat keras kepala anak laki-lakinya itu.Tika mengakui kalau tindakan Langit itu sangat salah dan begitu fatal, tapi wanita itu juga tidak tega kalau harus memisahkan antara Leta dan juga Langit. Tika tahu bagaimana mereka yang begitu saling mencintai, ditambah lagi saat ini ada buah cinta Langit dan juga Leta di tengah-tengah mereka, rasanya Tika tidak tega kalau harus memisahkan mereka berdua.Namun sayangnya, Satria tetap bersikeras ingin membawa Leta pergi jauh dari jangkauan Langit, padahal Tika sudah berusaha keras memberikan nasehat untuk anaknya itu agar tidak seperti itu, tetap saja Satria tidak suka dibantah."Ibu memang kecewa sama Langit, Ibu juga marah sama Langit, sama halnya kayak kamu. Tapi coba kamu jangan egois, lihat mereka, kalau mereka dipisahkan lalu anak mereka akan jadi seperti apa? Kamu tahu sendiri kan kalau kita ini keluarga nggak mampu? Kita tetap harus menyangkut-pautkan Langit, biar bagaimanapun Langit itu bap
Read more

Maksud Abang Apa?

"Kalian jadi pergi?"Satria mengangguk pelan. "Aku dimutasi kerjaan, mau nggak mau harus pindah."Sinta manggut-manggut saja. Pada dasarnya dia juga kecewa dengan keputusan kekasihnya itu."Kalau kamu pergi, lalu bagaimana dengan hubungan kita?" tanya wanita itu lirih.Satria mengerutkan keningnya. "Maksud kamu hubungan kita gimana? Kita kan nggak ada masalah.""Kita emang nggak ada masalah, tapi ... aku juga butuh kejelasan sama hubungan kita kedepannya gimana. Kamu mau pergi jauh, dengan memboyong anggota keluargamu. Ibumu, adikmu, semua kamu bawa. Itu artinya kamu kembali lagi ke sini itu kemungkinan kecil, kan?" "Kamu ini ngomong apa sih." Sejujurnya Satria juga kesulitan untuk menjawab.Pria itu hanya memikirkan keluarganya saja, tidak dengan masalah percintaannya, dan karena sikap sembrononya itu, akhirnya dia menyesal.'Sial! Kenapa Sinta sama sekali nggak pernah terpikirkan ya. Ah, apa karena aku terlalu fokus sama keluargaku? Maafin aku, Sinta,' batin Satria."Kok ngomong ap
Read more

Hem, Katakan!

"Kami akan pergi, dan nggak bakal tahu kapan akan kembali lagi ke sini, atau mungkin nggak akan pernah," sahut Satria seraya mengedikkan bahunya acuh.Wanita itu tampak speechless ketika mendengarnya, setelah kesadarannya kembali, dia tertawa sambil geleng-geleng kepala."Wah, kamu benar-benar ya, Bang. Segitu bencinya sama Langit, sampai-sampai mau memisahkan mereka berdua," lirih Sisi."Aku pergi itu punya alasan yang mendasar. Leta saat ini hamil, besar kemungkinan Leta dan juga ibuku bakal digunjing habis-habisan sama tetangga, dan itu akan membuat hidup mereka jadi terpuruk. Selain itu--""Kalau Abang melibatkan Langit, pasti masalah nggak akan sebesar itu. Di sini tuh udah jelas Abang letak masalahnya. Semua dibikin ribet. Kalau Leta tahu pasti dia nggak bakal mau dan kecewa banget sama Abang," sela Sisi cepat.Satria menyugar rambutnya dengan kasar."Kenapa Langit, Langit, Langit terus yang kalian bela. Apa-apa Langit, lama-lama muak aku dengarnya," geram Satria."Ya karena Lan
Read more

Nggak Usah Mengada-ngada

"Langit," lirih wanita itu.Baik Sisi, Satria, dan juga Tika langsung menoleh ke arah sumber suara. Mereka bertiga bergegas mendekati ranjang di mana tempat Leta berbaring."Let.""Leta." "Leta."Mereka bertiga memanggil secara bersamaan. Ada rasa lega yang menyeruak di hati mereka."Kamu udah sadar, Let?" tanya Sisi antusias.Leta mengangguk dengan perlahan, tersenyum ketika melihat raut wajah mereka tampak bahagia.Namun, senyuman itu perlahan sirna karena seseorang yang dia harapkan tidak ada di sana."Langit?" tanya Leta dengan bingung.Sisi dan Satria saling pandang, sementara Tika menghela napas berat. Untuk kali ini dia tidak mau ikut campur urusan Satria, biar pria itu saja yang menjelaskan semuanya."Kamu nggak usah cari dia lagi," ujar Satria dengan suara ketus."Kenapa?" Terdengar nada suara tak terima yang Leta berikan.Meskipun saat ini kondisi Leta masih lemah, suara itu jelas sekali terdengar."Pokoknya nggak usah!"Mulut Sisi rasanya gatal sekali ingin memprotes Satri
Read more

Iya, Aku Buktikan

"Ikhlas, Nak, ikhlas."Leta semakin meraung ketika mendengar suara ibunya."Kalau memang ini sudah jalan takdirmu, ikhlaskan, Nak. Nggak baik kalau harus bersedih dengan berlarut-larut seperti ini," terang Tika lagi."Kenapa Langit harus bohong sama aku, Bu. Padahal dia janji akan memperbaiki hubungan kami, nyatanya dia ingkar, Bu. Aku nggak terima. Lalu siapa yang bantu urus anak ini, Bu? Aku nggak sanggup kalau harus melakukan semuanya sendiri," ujar wanita itu sambil terisak.Tika tak bisa menjawab, dia hanya bisa memeluk tubuh anaknya dengan erat, sangat begitu erat."Aku harus gimana, Bu?" kata Leta dengan nada frustrasi.Tika memegang pundak Leta, mengusap air mata yang ada di wajah anaknya itu secara perlahan."Nggak ada yang perlu ditakutkan, Nak. Percaya sama yang di atas. Nggak mungkin kehidupan itu selalu sedih, pasti akan datang yang namanya bahagia. Percaya sama Ibu. Tadi kamu bilang terus siapa yang bantu kamu jaga bayi ini? Bukannya ada Ibu dan Abang kamu? Jangan merasa
Read more

Hutang Jasa

"Arrgghhhh, sial! Kapan keadaanku bisa membaik? Ini semua gara-gara bocah tengil itu aku jadi seperti ini!" umpat Mahendra.Sudah terhitung satu minggu dia terbaring di ranjangnya, akibat pukulan Langit yang begitu membabi buta. Namun, meskipun seperti itu, Mahendra sama sekali tak menyesali perbuatannya.Putra sudah berusaha mengobati Mahendra, tapi tetap saja tidak ada perubahan. Padahal Putra juga sudah menyarankan untuk pergi ke rumah sakit namun Mahendra selalu saja menolak.Dan Putra pun menebak-nebak alasan Mahendra tidak mau dibawa ke rumah sakit itu karena apa. Kalau karena tidak punya uang, maka Mahendra takut akan bertemu dengan Langit. Ya, pokoknya antara alasan dua itu yang membuat Mahendra enggan untuk datang ke rumah sakit."Bagaimana keadaan anak berandalan itu sekarang?" tanyanya lagi pada Putra."Terpantau hingga saat ini kabarnya masih baik-baik saja, Tuan. Bahkan perusahaannya semakin berkembang pesat," jelas Putra, tanpa keraguan sedikitpun.Mahendra menatap Putra
Read more

Apa Aku Kasih Tahu yang Sebenarnya Aja Kali, ya?

"Masih belum ikhlas, Let?"Leta menghela napas berat. "Ikhlas nggak ikhlas, Si. Dia yang minta semua ini agar berakhir. Lalu aku harus berbuat apa selain mengiyakan. Nggak mungkin, kan, kalau tetap ngemis-ngemis cinta dia? Aku malu sama abang dan juga ibu aku, Si," jelas wanita itu.Sisi manggut-manggut. Dia menepuk pundak Leta secara perlahan."Kalau dia emang sayang sama kamu dan anak yang ada di dalam perut kamu, pasti dia akan perjuangin kalian berdua, Let. Kamu tenang aja ya," ucap wanita itu memberi semangat.Leta tertawa getir."Kamu ngomong apa sih, Si? Bukannya dia sendiri yang bilang ke bang Satria kalau dia udah nggak butuh aku lagi? Ya otomatis dia udah nggak sayang lagi sama aku, kan? Apanya coba yang perlu di perjuangin?" sinis Leta.Sisi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hampir saja dia keceplosan, ingin mengatakan yang sejujurnya.'Astaga! Ini mulut kenapa gatal banget ya pengen ungkapin sesuatu. Sumpah! Nggak enak banget kalau pendam sesuatu sendiri. Apalagi aku u
Read more

Langit Mandratama

"Aku yakin banget sih bakal kangen berat sama kamu. Jadi kamu memutuskan untuk nggak pernah datang ke sini lagi? Tega banget kamu, Let," rajuk Sisi.Leta yang mendengarnya tertawa pelan."Move on itu jangan tanggung-tanggung, kan?""Ya tapi masa nggak pernah datang nemuin aku sih. Jadi selain mau move on total, kamu berniat ingin cut off teman sendiri gitu?" tanya Sisi dengan sinis."Ya nggak kayak gitu juga. Nanti kalau kamu nikah pasti aku bakal datang ke sini lagi kok. Percaya deh sama aku.""Idih, cuma nikah aja datangnya? Nggak setia kawan banget kamu tuh."Leta menggeleng seraya berdecak pelan. "Kamu tahu sendiri, 'kan kalau aku ini lagi hamil? Kenapa nggak kamu aja yang datangin aku ke sana nanti?" tawar Leta.Sisi menghela napas berat. Dia memanyunkan bibirnya, kentara sekali kalau tengah kesal."Ya, ya, ya, terserah kamu aja deh. Aku ngikut aja.""Kok ngambek?""Nggak ngambek aku tuh," sahut Sisi malas."Terus kenapa?""Ngamuk aja.""Ya udah, ngamuk aja deh.""Aish! Kamu itu
Read more

Cari Tahu Aja Sendiri!

Leta memandang taman itu dengan senyum hampa. Beberapa kali dia menghela napas berat, kentara sekali kalau wanita itu sangat tidak nyaman."Kalau mau nangis, nangis aja, Let. Nggak usah ditahan gitu, nggak enak kalau ditahan, rasanya ganjal banget di ulu hati. Nangis aja biar terasa plong," celetuk Sisi.Leta menoleh ke samping, dilihatnya Sisi sedang asyik bermain dengan ponselnya."Tahu dari mana kalau aku mau nangis? Emangnya kamu lihat? Dari tadi kamu cuma fokus sama ponsel kamu kok," sahut Leta santai."Meskipun aku nggak ngelihat, tapi aku tahu dari tarikan napasmu yang terasa berat. Gini-gini juga aku ahli pakar loh, jangan remehin kemampuan aku loh ya," ledek Sisi."Idih, apaan? Sayangnya tebakan kamu sepenuhnya salah. Napaski terasa berat ya karena emang lagi capek aja," elak wanita itu."Capek mikirin hidup, 'kan? Udahlah, nggak usah ditutup-tutupin kayak gitu. Kita udah temenan berapa lama sih? Aku udah kenal semuanya dari kamu, dari segi apapun aku udah tahu kamu itu giman
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status