"Kami akan pergi, dan nggak bakal tahu kapan akan kembali lagi ke sini, atau mungkin nggak akan pernah," sahut Satria seraya mengedikkan bahunya acuh.Wanita itu tampak speechless ketika mendengarnya, setelah kesadarannya kembali, dia tertawa sambil geleng-geleng kepala."Wah, kamu benar-benar ya, Bang. Segitu bencinya sama Langit, sampai-sampai mau memisahkan mereka berdua," lirih Sisi."Aku pergi itu punya alasan yang mendasar. Leta saat ini hamil, besar kemungkinan Leta dan juga ibuku bakal digunjing habis-habisan sama tetangga, dan itu akan membuat hidup mereka jadi terpuruk. Selain itu--""Kalau Abang melibatkan Langit, pasti masalah nggak akan sebesar itu. Di sini tuh udah jelas Abang letak masalahnya. Semua dibikin ribet. Kalau Leta tahu pasti dia nggak bakal mau dan kecewa banget sama Abang," sela Sisi cepat.Satria menyugar rambutnya dengan kasar."Kenapa Langit, Langit, Langit terus yang kalian bela. Apa-apa Langit, lama-lama muak aku dengarnya," geram Satria."Ya karena Lan
Read more