All Chapters of Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

Saya Malah Lebih Khawatir Kalau Anda yang Nyetir, Pak

"Bagaimana keadaan Leta saat ini?" tanya Mahendra."Saya pernah melihat dia, saya rasa keadaannya baik-baik saja," jawab Putra.Mahendra tampak manggut-manggut."Hah! Aku kira dia sekarat. Kalau sehat pasti hidup Langit tidak akan hancur. Bagaimana bisa aku membuat hidup dia tampak berantakan?" gerutu pria itu.Putra tak menyahut, dia tampak kesulitan untuk menjawabnya."Saya tidak tahu, Tuan. Tapi yang saya tahu Pak Langit sangat susah untuk dikalahkan."Mahendra melempar puntung rokok ke arah Putra, beruntungnya Putra langsung cepat menghindar."Apa maksudmu bicara seperti itu, huh? Kamu pikir dia itu lebih hebat dari segalanya?!" bentak Mahendra. 'Nyatanya memang seperti itu. Pak Langit lebih hebat dari Anda,' cibir Putra dalam hati."Maaf, Tuan." Putra menundukkan kepalanya."Awas aja kalau kamu sampai bicara seperti itu lagi di depanku. Aku sumpal mulutmu supaya tidak bisa bicara lagi," ancam Mahendra."Maaf, Tuan." Putra kembali mengulang pengucapannya."Hah! Kamu membuatku jen
Read more

Ngomong mah Gampang, Jalaninya yang Susah

Beberapa tahun yang lalu."Kamu harus tanggung jawab!"Leta mengernyit heran.'Tanggung jawab? Emangnya aku habis ngapain?' pikir wanita itu dalam hati.Dia melihat pria itu dari atas sampai bawah, seperti tengah mengingat sesuatu. Sayangnya memang pikirannya itu sangat dangkal, karena dia memang tidak mengenali siapa pria itu, yang baru saja mengajaknya berbicara, lebih parahnya lagi memintanya untuk bertanggung jawab?"Maaf ya, Mas. Emangnya kita saling kenal ya? Kalau memang iya, tapi kok saya nggak ingat ya sama Mas?" tanya Leta heran.Pria itu berdecak kesal seraya berkacak pinggang."Kamu ini benar-benar ya!" sentaknya kemudian.'Dia aneh sekali, datang marah-marah nggak jelas, terus minta tanggung jawab lagi. Dia pikir aku ini apaan? Kalau dilihat-lihat juga dia itu penampilannya seperti orang kaya. Lalu minta tanggung jawabnya di mana?' batin Leta, bertanya-tanya."Justru itu kalau nggak kenal nggak usah main nyosor-nyosor sama pria asing! Atau memang itu kebiasaan kamu ya?" t
Read more

Mapan Gimana yang Abang Maksud?

"Yang kemarin itu beneran pacar kamu, Let?" tanya Satria.Pria itu langsung duduk di samping Leta, yang tengah asyik bermain dengan ponselnya."Emangnya kenapa?" tanya wanita itu judes."Ya nggak apa-apa, cuma tanya aja. Omong-omong si Riki katanya masih mau nunggu kamu loh, kapanpun kamu siap dia bakal nunggu," celetuk Satria, yang membuat mata Leta seketika melotot."Abang ini apaan sih, dibilangin aku tuh nggak mau sama dia, aku nggak srek sama dia!" katanya dengan nada jengkel."Dia itu tulus loh, Let. Percaya deh sama aku, aku tahu banget dia itu orangnya kayak apa, orang dia itu teman aku kok.""Lah terus emangnya kenapa kalau dia temannya Abang? Namanya perasaan nggak bisa dipaksa juga kali, Bang. Lagian Abang ini juga kurang kerjaan, setiap ada teman Abang yang datang ke sini, kenapa dijodoh-jodohkan ke aku sih? Emangnya aku ini apaan? Oh ya, aku kasih tahu ya ke Abang, teman-teman Abang itu kalau lihat aku matanya suka jelalatan, aku nggak suka!" cerocos Leta panjang kali leb
Read more

Kasihan Banget ya, Dia

"Seorang pengusaha ternama yang bernama Langit Mandratama, yang kita kenal sebagai laki-laki begitu misterius, apalagi masalah percintaan yang tidak diketahui banyak orang, tiba-tiba saja mendadak menjadi viral karena skandal dengan seorang wanita. Langit terpergok oleh sebuah kamera amatir sedang melakukan adegan cium4n yang begitu romantis. Banyak yang bertanya-tanya apakah itu kekasihnya? Lalu mengapa sampai saat Langit masih belum mengklarifikasi hal ini? Kita akan tunggu informasi selanjutnya--"Klik.Langit yang menonton acara televisi itu langsung mematikan menggunakan remot, kemudian dia banting remot itu hingga hancur berkeping-keping."Kamu lihat sendiri, 'kan, David?" tanya pria itu sinis. "Ini benar-benar membuatku muak!""Saya lihat, Pak. Saya akan segera take down video itu dengan cepat," sahut David dengan sigap.Langit diam saja, pria itu masih tidak terima karena saat ini menjadi bahan perbincangan banyak publik.Selama ini kehidupannya selalu tertutup, tidak ada seor
Read more

Pakaian Pria

"Wah, keren banget."Leta berkali-kali berdecak kagum ketika melihat bangunan perusahaan yang begitu besar dan juga tampak begitu mewah."Sebelum keluar dari mobil, Anda harus pakai ini dulu, karena banyak wartawan yang sedang mengintai di sini, takutnya nanti akan membuat kegaduhan, dan hal itulah yang membuat Pak Langit tidak suka. Saya mohon untuk kerjasamanya," jelas David."Apa ini?" tanya Leta seraya mengernyit heran."Pakaian pria.""Loh, kenapa aku disuruh pake baju laki-laki?" tanya wanita itu bingung."Karena ... kalau Anda keluar dengan cara seperti ini, sudah pasti nanti akan banyak wartawan yang mengerubungi Anda. Sudah, tinggal pakai saja, agar situasinya tampak aman.""Baiklah." Dengan berat hati Leta pun menerima bingkisan itu. "Aku harus pakai di sini?""Iya.""Tapi ...." Leta tak melanjutkan ucapannya karena dia malu untuk mengatakannya."Tidak apa-apa, saya tidak akan melihat ketika Anda memakainya. Kalau boleh saya kasih saran, lebih baik baju yang Anda kenakan saa
Read more

Waspada Itu Perlu!

"Jadi kamu punya pacar orang kaya?"Baru saja Leta sampai rumah, dia sudah diberondong pertanyaan oleh ibunya."Aku baru datang loh, Bu," keluh Leta.Wajah wanita itu tampak begitu letih, bagaimana tidak? semua itu karena ulah Langit.Jujur saja, seumur hidupnya dia belum pernah mengalami yang namanya jumpa pers, apalagi banyak kamera yang menyorot wajahnya, itu adalah hal yang begitu kagok untuk Leta.Ya, meskipun sebelumnya Langit selalu mewanti-wanti dirinya agar tidak gugup, tetap saja Leta merasakan hal itu, apalagi ini adalah pertama kalinya Leta bertemu dengan orang banyak. Oh tidak! Bukan hanya sekedar orang banyak, tapi bisa jadi saat ini wajahnya terpampang di mana-mana. Hal itu jelas saja membuat Leta tampak begitu frustrasi.'Oh Tuhan! Mimpi apa aku semalam, kenapa hidupku bisa kacau seperti ini? Perasaan selama ini kalau mimpi suka yang senang-senang aja deh, nggak pernah mimpi yang sedih, atau mungkin dulu aku pernah buat salah kali ya, sampai-sampai saat ini kena karman
Read more

Hanya Tertarik? Bukan Menyukai atau Mencintai?

Tak terasa mereka sudah menjalani hubungan pura-pura ini selama 6 bulan.Entah mengapa mereka begitu menikmati semua kepura-puraan itu. Entah Leta atau Langit yang diuntungkan dalam hubungan ini. Mungkin bisa jadi keduanya.Leta, dia sudah tidak dijodoh-jodohkan lagi dengan teman kakaknya, sedangkan Langit, sebenarnya dia juga diuntungkan dalam hal ini, karena dia tidak akan diisukan aneh-aneh lagi di kabar berita.Selain itu, Langit juga bisa pura-pura terkecoh. Mungkin, banyak orang di luar sana mengatakan jika laki-laki berpacaran pasti fokus untuk bekerja konsentrasinya akan terganggu.Seperti itulah yang dipikirkan Mahendra pada Langit, sayangnya Langit tidak seperti itu. Ternyata berpacaran dengan Leta secara pura-pura ada untungnya juga untuk dia.Sayangnya ...Akhir-akhir ini sepertinya Langit memang agak terusik dengan Leta. Pria itu seperti merasakan hal lain pada dirinya ketika menyebut nama Leta.Mungkinkah pria itu sedang jatuh cinta? Entahlah, bisa saja tidak, tapi bisa
Read more

Oh ya? Kok Bisa Gitu?

Hari telah berganti, bulan pun juga telah berganti. Sudah satu tahun baik Leta maupun Langit menjalani hubungan dari yang awalnya pura-pura, kini menjadi sungguhan.Ya, mereka memutuskan untuk berpacaran secara resmi, tidak ada lagi kata pura-pura, karena pada kenyataannya mereka memang saling mencintai.Langit, yang awalnya gengsinya luar biasa tidak ingin mengakui perasaannya pun kini tidak malu-malu lagi untuk mengatakannya.Semua itu bermula ketika Leta hendak dilamar oleh teman dari kakak wanita itu. Ketika Langit mengetahui semua itu, dia tampak mengamuk, detik itu juga dia langsung mengatakan kalau sebenarnya dia mencintai wanita itu.Kalau Langit mengingat kejadian itu, entah mengapa dia selalu berdecak sebal, karena pernah bertindak yang memalukan. Kendati demikian dia tidak menyesal karena sudah mengungkapkan semua perasaannya, berkat hal itu kini Leta sudah berada di sisinya."Kamu di mana?" tanya pria itu dengan suara ketus."Aku lagi di rumah, lagi bantuin Ibu masak. Ken
Read more

Aku Capek

Sejak hari itu, di mana di hari kematian mama dan adiknya Langit, pria itu menjadi pendiam, dingin, atau lebih dari itu.Leta sendiri yang merasakannya. Terhitung sudah tiga bulan ini, wanita itu merasa jika Langit sangat sulit untuk dihubungi. Leta juga merasa jika pribadi pria itu kembali seperti pertama kali mereka kenal, atau lebih tepatnya bertemu.Leta tahu kalau kalau kondisi Langit benar-benar terpuruk, mengingat karena pria itu ditinggal oleh orang terkasihnya satu-satunya yang dia punya selama ini.Ya, Leta awalnya memaklumi semua itu, kenyataannya sampai saat ini pria itu masih merasakan duka yang luar biasa."Kita jalan yuk, udah lama loh kita jarang ada waktu. Emangnya kamu nggak kangen sama aku?" kelakar Leta. Dia berbicara seperti itu semata-mata ingin menghibur kekasihnya."Boleh, tapi tunggu aku selesai dengan kerjaan dulu," sahut Langit dari ujung sana.Leta tersenyum lebar, akhirnya setelah sekian purnama dia mengajak pria itu, Langit pun mau juga."Beneran? Kapan?"
Read more

Misi Kita Berhasil!

"Ingat, tabrak dia, tapi jangan sampai dia meninggal.""Untuk itu saya tidak bisa memastikan, nyawa seseorang hanya Tuhan yang menentukan."Mahendra mendengkus keras, dia ingin sekali menampar wajah pria yang jadi penabrak bayaran itu."Berani sekali kamu berbicara seperti itu, huh?" sungut pria itu kesal. "Kamu mau dibayar apa nggak?""Ya mau lah, tapi ini benar, 'kan, kalau aman. Maksudnya kalau terjadi apa-apa bukan tanggung jawab saya tapi Anda."Mahendra menatap pria itu dengan sinis. "Ya, kamu tenang aja. Orang-orangku akan menutup kasus ini dengan mudah."Pria bayaran itu menghisap rokoknya kuat-kuat, lalu puntungnya dibuang ke tanah dan diinjak menggunakan alas kakinya."Oke.""Nanti malam kamu harus melakukan tugasmu, karena dia lagi ada di luar, dengar-dengar dia pulangnya baru malam. Nah, ini adalah kesempatan bagus buat kamu untuk melancarkan aksi," jelas Mahendra.Orang itu tampak manggut-manggut. "Urusan gampang, yang penting bayaran lancar."Mahendra tersenyum licik. "K
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status