All Chapters of Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

109 Chapters

Kamu Masih Cinta Sama Dia?

"Jadi sekarang kamu sama Langit memutuskan buat baikan?"Leta mengangguk dengan singkat, membuat Sisi secara spontan langsung menggebrak meja dengan keras.Hal itu pun jelas saja menjadi tontonan banyak orang."Si, jangan kayak gitu ah, nggak enak tuh banyak yang lihatin kita secara aneh," tegur Leta sambil meringis pelan.Wanita itu sudah menduga kalau temannya itu pasti akan bereaksi seperti itu kalau dia menceritakan yang sebenarnya."Bukan aku yang aneh, tapi kamu, Let. Iya, kamu!" tunjuk Sisi dengan sengit. "Bisa-bisanya kamu itu ... argh! Tahu ah, nggak ngerti lagi aku mau omong apa lagi sama kamu," decak wanita itu."Emangnya ada yang salah ya sama keputusan aku?" tanya Leta tanpa merasa bersalah.Mulut Sisi menganga lebar."Serius kamu tanya kayak gitu sama aku? Astaga, Leta! Kamu masih ingat, kan, kemarin kamu berbicara begitu menggebu-gebu ingin pergi dari sisi pria itu? Lantas kenapa sekarang udah beda cerita lagi? Maksudnya apa nih?" erang Sisi frustrasi.Leta mengedikkan
Read more

Jadi Pulang, Kan?

"Udah selesai ngobrolnya? Kok aku datang kalian malah saling diam?" tanya pria itu dengan kening berkerut."Oh, hehehe. Udah kok, lagian nggak ada obrolan penting juga di antara kami. Tadi kami cuma ngobrol seputar tentang wanita aja. Itu aja sih, hehehe," jelas Leta sambil nyengir lebar.Langit tersenyum tipis ketika mendengar suara Leta tampak gugup."Apa kalian terganggu dengan kedatanganku?"'Oh ya jelas, nyadar juga rupanya,' batin Sisi, terlihat begitu kesal.Kendati demikian, dia tidak berani mengutarakannya secara langsung."Nggak juga sih, lagian urusan aku sama Leta juga udah selesai. Kalau gitu aku pergi dulu ya, Let. Mau samperin Deon.""Iya, kamu hati-hati di jalan ya.""Oke, besok-besok kita ngobrol lagi ya," ujar Sisi seraya mengacungkan jempolnya."Iya." Leta melambaikan tangannya ke arah Sisi sambil tersenyum. Setelah Sisi sudah hilang dari pandangannya, barulah wanita itu beralih menatap ke arah Langit."Kenapa nyusul aku ke sini?""Mau jemput kamu, emangnya ada yan
Read more

Berapa Lama?

"Seperti yang Anda duga, Pak Langit. Mata-mata Tuan Mahendra sedang berkeliaran di luar sana. Dan ternyata waktu itu memang ada seseorang yang ingin mendekati Leta, tapi beruntungnya Anda yang duluan mendekat ke arah Leta, Pak," jelas David, dia melirik sekilas spion mobil untuk melihat bagaimana reaksi Langit.Pria itu tampak terlihat tenang, tapi David sangat tahu betul kalau pikiran bosnya itu pasti begitu berisik. David sangat bersimpati dengan Langit."Terus awasi mereka. Jangan sampai mereka mendekati Aleta," ujar Langit dengan suara tenang."Iya, Pak. Orang-orang kita juga terus mengintai gerak-gerik mereka. Jadi Anda tidak perlu khawatir dengan hal itu, Pak," jelas David lagi.Langit mengangguk tanpa minat. "Bagus."David kembali melihat ke arah Langit, pria itu tampak ragu ketika ingin menyampaikan sesuatu.Sebenarnya dia tidak ingin mengatakannya jika mood bosnya sedang tidak baik. Namun, kalau dia tidak menyampaikan itu sekarang juga, yang ada nanti dia juga yang akan terke
Read more

Gimana Kalau Lama?

"Aku akan pergi."Leta yang tadinya sedang menyiapkan pakaian Langit seketika terhenti. Dia menoleh ke arah arah pria itu dengan mengernyit heran.'Kok tumben dia pamit? Biasanya juga langsung pergi, nggak ada tuh pakai acara ngomong-ngomong segala, apalagi minta izin,' batin wanita itu."Oh ya? Mau ke mana?" tanya wanita itu pura-pura penasaran.Langit menghela napas pelan, dia mendekati wanita itu, lalu memeluknya dari belakang. Lagi, pria itu kembali menghela napas. Namun, untuk kali ini agak berat."Ada urusan bisnis. Aku akan pergi beberapa hari, kamu nggak apa-apa kalau aku nggak ada di sini?" tanya pria itu lirih.Leta menggeleng. "Aku nggak apa-apa kok, kalau kamu nggak ada di sini, aku bisa minta temani Sisi, nggak apa-apa kan? Tapi kalau nggak diizinkan dia ke sini, biar aku aja yang keluar, biar aku ketemuan sama Sisi di luar, seperti biasanya," jelas wanita itu, agar Langit tidak salah paham."Nggak usah, pokoknya aku minta sama kamu, selama aku nggak ada di sini, kamu ngg
Read more

Saling Menguntungkan

"Sesuai yang kamu minta, aku sudah mengundang Tuan Langit untuk datang ke sini," jelas Danial dari ujung sana.Mahendra tersenyum sumringah. "Bagus, terima kasih karena sudah mau menolongku, bro," ucapnya dengan bangga."Santai aja, kamu dulu juga pernah membantuku, jadi kali ini giliran aku yang membantu kamu, asalkan itu demi kebaikan," jelas Danial lagi.Mahendra tersenyum sinis ketika mendengar ucapan pria itu. Ya, dia terpaksa berbohong pada temannya yang dulu adalah rekan kerjanya, untuk kepentingan pribadi.Pria itu beralasan meminta bantuan pada Danial, agar Langit lebih fokus lagi untuk membangun usahanya. Sebenarnya di satu sisi itu sangat menguntungkan Langit, karena berkat bantuan Mahendra, Langit bisa bekerjasama dengan Danial, sang pengusaha ternama. Namun, di sisi lain ini juga akan menguntungkan Mahendra, karena rencana yang dia rancang sedari dulu akhirnya akan berhasil, dia akan segera mengambil Leta dari tangan Langit.Mahendra tidak tinggal diam. Mungkin selama ini
Read more

Nggak Usah Mikir yang Aneh-aneh!

"Langit," panggil Leta pelan."Ya?" Pria itu menyahut sambil menatap Leta dengan mengernyit heran. "Kenapa?""Kamu beneran mau pergi sekarang?"Langit mengangguk mantap, membuat Leta menghela napas berat. Entah mengapa perasaannya kali ini tidak enak, dia tidak tahu juga kenapa bisa berpikir ke arah sana."Kamu mau ikut?" tawar pria itu.Leta menggeleng pelan. Kemarin Langit menanyakan hal yang sama, akan tetapi dokter menganjurkan agar Leta tidak ikut, karena akan membahayakan kondisi janinnya, apalagi saat ini kehamilannya masih muda, sangat rentan. Itulah yang membuat Langit mengurungkan niatnya untuk mengajak wanita itu.Padahal pria itu sangat ingin Leta ikut, akan tetapi dia juga tidak boleh egois, apalagi harus mengorbankan janinnya. Jadi dia memutuskan untuk pergi dengan asistennya saja, David."Lalu kamu ingin aku tidak jadi pergi?" tanya pria itu lagi."Nggak, kamu boleh pergi kok, hehehe." Wanita itu tampak cengengesan, berharap jika Langit tidak tahu dengan kecemasannya.S
Read more

Hanya Memastikan Sesuatu

Leta ikut melambaikan tangannya ketika melihat tangan Langit melambai dari dalam mobil."Aku akan pergi, dan aku akan kembali dalam waktu tiga hari. Kamu jaga diri baik-baik ya, jaga baik-baik baby kita di dalam perutmu," pesan pria itu.Leta mengangguk. "Bisa keluar dulu nggak sih?"Langit mendesah berat, dia melirik jam yang ada di tangannya, sedari tadi Leta selalu saja rewel, seperti sengaja menahannya agar pergi berlama-lama, atau bisa jadi wanita itu malah tidak ingin melihatnya pergi?"Bentar lagi aku terlambat, Aleta," lirih pria itu."Bentar aja kok, nggak sampe satu menit," rengek wanita itu.Mau tak mau Langit pun keluar dari mobil, dia merentangkan kedua tangannya, karena pria itu tahu kalau Leta minta untuk dipeluk, Leta pun langsung mendekat ke arah pria itu, dan memeluk Langit dengan begitu erat."Kamu jangan salah paham ya, ini sama sekali bukan kemauanku, babynya aja yang lagi kumat mau minta dimanja-manja sama ayahnya," elak wanita itu. Leta mendusel-dusel wajahnya
Read more

Bocah Tengil itu!

"Apa dia udah pergi?" tanya Mahendra pada Putra."Iya, mereka sudah pergi, Tuan. Hanya saja sepertinya di kediaman Pak Langit sangat dijaga ketat, sepertinya kita akan kesulitan untuk masuk ke dalam sana," beritahu pria itu.Mahendra mendengkus keras. "Kamu ini gimana sih? Masa kayak gitu aja nggak bisa ngatasin? Aku kan udah bilang sama kamu, urus semuanya. Kerjakan apa yang aku perintahkan. Masa kayak gini aja nggak becus?" sentaknya dengan nada tinggi."Maaf, Tuan. Anda tahu sendiri Tuan Langit itu seperti apa, dia sama sekali tidak bisa diprediksi. Dia terlihat begitu tenang, tapi siapa sangka kalau dia itu memiliki seribu rencana. Bahkan--""Kamu ini ngomong apa? Lagi memuji anak berandal itu? Ck! Aku sama sekali nggak butuh dengar kamu muji-muji dia. Telingaku rasanya kebas dengarnya," sela Mahendra dengan cepat. "Sekarang kamu pikir aja gimana rencana kita ini berhasil, jangan sampai usahaku ini sia-sia. Aku udah capek-capek bujuk Danial supaya menyetujui usulku, masa iya renca
Read more

Cepat Beritahu Tuan Langit!

"Maaf kalau nanti aku nggak kasih kabar ke kamu, itu artinya aku lagi sibuk," ujar Langit dari ujung sana.Leta mengangguk mengiyakan."Kenapa kamu belum tidur?" tanya pria itu heran."Nggak bisa tidur," sahut wanita itu jujur."Kenapa?"Leta mengedikkan bahunya acuh. "Nggak tahu, aku juga heran, tumben aja nggak bisa tidur, biasanya juga kalau udah di kasur langsung merem matanya, ini sekarang nggak," curhat wanita itu.Langit yang mendengarnya hanya bisa menggeleng pelan. Pria itu tahu kalau Leta tidak bisa tidur kalau dirinya tidak ada di samping wanita itu. Mungkin karena sudah terbiasa, makanya agak berat kalau Leta tidur seorang diri."Eh, bukannya kalau di situ udah tengah malam ya?" tanya Leta tiba-tiba."He'em." Langit menjawab sambil menguap lebar. "Di sini jam udah jam dua pagi, hoam.""Oh gitu ya? Kenapa nggak istirahat?" tanya wanita itu heran."Urusan kerjaan baru kelar, itu juga baru ditinjau," sahut Langit dengan acuh.Karena Leta sama sekali tak paham dengan kerjaan L
Read more

Mau Coba Kabur Dariku? Coba Aja Kalau Bisa!

"Ini sebenarnya ada apa sih? Kok di luar ribut-ribut?" tanya Leta penasaran."Eee ... itu ... tidak apa-apa, Nona. Sebaiknya Nona istirahat saja. Tadi Tuan Langit berpesan agar Nona selalu menjaga kesehatan," sahut pelayan yang bernama Rina itu. Pelayan itu berbicara dengan nada gugup.Leta menggeleng. "Kamu ini ditanya kenapa nggak langsung jawab aja sih? Emangnya ada apa di luar?" Leta masih ngotot bertanya hal itu.Bagaimana dia tidak penasaran? Seisi rumah ini pada panik ketika melihat di luar ada kegaduhan.'Sebenarnya ada apa?' batin Leta, bertanya-tanya."Maaf, Nona. Saya tidak bisa menjawabnya, karena saya yakin kalau orang-orang suruhan Tuan Langit pasti bisa mengatasinya. Mungkin mereka itu perampok, atau hal sebagainya, makanya saya suruh Nona untuk masuk ke dalam, jangan sampai keluar, takutnya nanti Nona yang akan diserang," jelas pelayan itu dengan terbata-bata.Leta manggut-manggut. Wanita itu langsung percaya dengan ucapan pelayan itu."Tapi kalian yakin kan kalau semu
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status