Home / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of KUTUKAN LELUHUR: Chapter 211 - Chapter 220

279 Chapters

BAB 211-RONDA

Jrengggg, jrenggg, jrenggg....“Eh, eh, eh salah Um, harusnya pake E minor bukan kunci A,” Kata Ui kepada Uum yang kini sedang memainkan gitar di pos ronda yang berada di Kampung Parigi pada malam itu.“Ah kamu mah, udah tahu aku teh gak bisa maen gitar, malah maen gitar sambil nyanyi-nyanyi, biasanya juga si Omoh yang main gitar mah,” Kata Uum yang sedikit kesal sambil menyimpan kembali gitar yang baru dia mainkan itu ke dinding yang ada di belakangnya.“Yeee, ya si Omoh itu lagi sakit, dia terkilir waktu ngangkat generator ke deket irigasi, badan kecil gitu sok-sokan ngangkat barang yang berat, pengen di anggap kepake sama Pak Kades ya gitu. ”Tidak seperti Kampung Sepuh yang ketika malam sangat sepi dan sunyi. Di Kampung Parigi, sistem untuk ronda malam berlangsung sangat baik. Para pemuda mendapatkan jatah untuk meronda malam dan berkeliling untuk menjaga kampung dari hal-hal yang tidak di inginkan.Mereka biasanya berkeliling setiap dua jam sekali dan pos ronda yang sedang mereka
Read more

BAB 212-API

“UUMMMMM!”“TONG NYINGSIEUNAN URANG! ”Ui berteriak dengan keras, sambil kedua tangannya yang memegang tiang pos, dia sangat ketakutan karena Uum mendadak jatuh dan terbaring dengan kopi panas yang tumbah sehingga membasahi baju dan sarung yang dia kenakan.Ui memang terkenal penakut, sehingga terkadang Uum yang menjadi partner jaga di malam ini seringkali menakut-nakuti Ui ketika berkeliling atau sedang berdiam diri di pos sambil menunggu giliran seperti malam ini.Namun, baru kali ini dia begitu total sampai dia tidak merasakan air kopi panas yang tumpah ke atas baju dan sarungnya. Apalagi nada bicaranya kini berubah menjadi sangat berat, dengan kedua matanya yang melotot ke arah Ui dengan posisi yang tertidur, membuat dirinya ketakutan dan mundur hingga ke sudut pos karena melihat tingkah temannya yang mendadak aneh pada saat itu.“DA URANG MAH LAIN JELEMA IEU, URANG NGAN NGINJEM AWAK JELEMA IEU MEH BISA NGOBROL JEUNG MANEH. ”Uum yang mendengar teriakan dari Ui tiba-tiba terbangun
Read more

BAB 213-TERBAKAR

Kreak clak “Si Tama sama si Yoga beneran dah tidur kan?” Kata Epul yang terlihat sedang berbisik di depan rumah. “Udah, aku dah memastikannya sendiri, santai saja kali ini tidak akan ada yang bisa masuk ke dalam rumah seperti malam kemarin.” Kata Omes yang terlihat sedang mengikat tali sepatu gunung nya. “Owh ya sudah kalau begitu, aman berarti.” “Kita harus berangkat agak jauh sekarang, bahaya kalau kita diam disini.” Kata Epul yang kini memakai tas carrier yang dia bawa dari kost nya di kota dan mengajak Omes agar segera berangkat dari rumah itu. Omes dan Epul pun akhirnya berjalan, mereka menyalakan senter yang selalu dia bawa untuk menerangi jalanan pada saat itu, sebuah alat yang sering dipakai oleh para penjelajahan gua dan mendaki gunung yang mereka lakukan dengan teman-teman kampusnya. Mereka berjalan menembus kegelapan malam, menuju persawahan yang berada di ujung kampung, dan menyusuri bekas aliran sungai kecil yang kini diperbesar untuk keperluan irigasi. Terlihat, be
Read more

BAB 214-ALASAN

Epul yang baru pulang dari sekolah berlari ke arah rumah, membuka pintu rumah dengan tergesa-gesa karena melihat Ibu dan adiknya yang menangis di ruangan tengah dengan wajahnya yang tertunduk.“Buuu, kenapa Bu menangis Bu, Buuu?” Kata Epul yang langsung berlari menghampiri Ibunya pada saat itu.Hiks, hiks, hiks,“Bapak Pul, Bapak,” Kata Ibunya yang kini dipenuhi kesedihan.“Bapak emang kenapa Bu?” Tanya Epul yang kini bingung.“Bapak hilang Pul, dia dibawa oleh beberapa orang yang datang ke rumah ini untuk membawa Bapak.”Epul yang baru menyadari sesuatu yang salah di dalam rumahnya, langsung melihat ke sekeliling rumah tersebut. Terlihat barang-barang yang ada di rumah sudah berantakan, hiasan-hiasan kaca yang disimpan diatas lemari pecah dan berserakan di lantai, sebuah telepon berwarna merah yang disimpan di sebelahnya pun terlihat menggantung dengan kabel telepon yang masih terpasang disana.Lantai di rumah itu pun tampak kotor oleh jejak-jejak sepatu yang tampak memenuhi di sekit
Read more

BAB 215-TERHIMPIT

Misteri akan hilangnya mereka berdua, kini terpecahkan oleh Epul dan Omes. Mereka berdua ternyata dibawa oleh orang-orang yang mempunyai dendam kepada mereka berdua, dan hingga hari ini, mereka masih belum bisa ditemukan.Laporan demi laporan ke aparat kepolisian sudah mereka lakukan beberapa kali, namun hingga sekarang pun tidak ada kabar sama sekali dari mereka. Bahkan beberapa surat kabar pun mereka sudah datangi, untuk memasukan iklan bahwa mereka sedang kehilangan salah satu anggota keluarganya.Meskipun, tidak pernah satu kalipun kabar hilangnya Bapak dan Paman mereka muncul di surat kabar. Karena mungkin saja, orang yang memerintahkan untuk membawa paksa mereka, adalah orang yang mempunyai sebuah kekuasaan yang bisa membuat surat kabar pun tunduk di hadapan mereka.Hilangnya Bapak dan Paman tidak membuat putus asa Epul dan Omes. Mereka terus mencari dan mencari hingga akhirnya ditemukanlah fakta atas kebenaran dari hilangnya mereka berdua.Mereka menghilang karena profesi yang
Read more

BAB 216-MEMINTA BANTUAN

Hah, hah, hah,“Epul, Omes kemana kalian?”“Si Yoga dibawa makhluk itu entah kemana.”Sebuah langkah kaki yang sedang ketakutan kini sedang berlari menyusuri persawahan yang sangat luas di malam tersebut, sebuah persawahan yang tampaknya terlihat kering dengan beberapa tumpukan jerami yang ada di tengah-tengahnya sisa panen besar yang sudah berlangsung dalam beberapa hari ini.Meskipun dirinya sangat ketakutan untuk keluar pada malam hari, namun dia terpaksa melakukannya lagi pada malam ini. Karena dirinya adalah satu-satunya orang yang selamat pada malam itu.KKN yang seharusnya menyenangkan bagi dirinya kini mendadak menjadi bencana, karena baru kali ini dia merasakan hal-hal yang seperti ini.Entah mengapa, jalanan yang terlihat sangat gelap di tengah sawah, mendadak terlihat sedikit terang bagi dirinya. Mungkin karena tubuhnya memaksa untuk beradaptasi di dalam kegelapan malam dengan langkah kakinya yang tidak berhenti berlari melewati jalanan setapak di persawahan yang sangat sem
Read more

BAB 217-CANGKANG KOSONG

“Euu, euuu, kalau itu, kalau itu aku gak tahu Sih. Padahal sewaktu aku dan Yoga mau tidur, mereka berdua masih ada disana. ”“Emang ada apa Sih? ” Kata Tama yang masih kecapean dengan nafasnya yang terdengar sangat berat, jantungnya masih berdetak dengan sangat kencang, wajahnya tampak lusuh dan penuh lumpur, serta rasa lelah yang dia rasakan sangat terlihat mereka semua.Citra dan Yuyun mendengar hal itu hanya bisa terdiam sambil terduduk dengan selimut yang menutupi mereka berdua, mereka tidak menyangka, KKN yang mereka lakukan ini tiba-tiba menjadi sebuah tragedi yang baru kali ini mereka dapatkan seumur hidup mereka.“Kenapa KKN kita jadi kayak gini, ini bukan mimpi kan? ” Pikir Yuyun yang tampak panik ketika melihat kejadian yang ada di depan matanya.Mereka berdua yang tidak tahu apa-apa tentang hal ini, hanya terdiam dengan tubuhnya yang bergetar dengan sangat hebat. Mereka memang belum pernah bertemu secara langsung dengan para makhluk yang Tama sebutkan, karena mereka sangat
Read more

BAB 218-PERDEBATAN

Sinar matahari pagi yang muncul di ufuk timur, seharusnya menjadi penanda akan suatu kehidupan baru yang penuh semangat, mendadak menjadi sebuah penanda akan misteri yang terjadi di galian irigasi yang belum selesai tersebut.Awal hari yang biasanya disambut dengan wajah ceria kini di antara mereka yang berada di sekitar galian irigasi hanya ada wajah-wajah yang suram yang di kepala mereka penuh dengan tanda tanya.Bagaimana tidak, Yuyun dan Citra langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya agar dirinya tidak berteriak, tepat ketika kedua matanya melihat dua tubuh yang terbujur kaku disana, kedua tangan dan tubuhnya penuh luka, bajunya tampak robek.Juga, mereka tergeletak begitu saja di dekat sebuah galian kecil yang terlihat seperti bekas terbakar, bersamaan dengan botol-botol kaca yang pecah di dalamnya. Semakin lama mereka tinggal di kampung ini, semakin banyak hal yang aneh yang mereka rasakan.Bahkan, kini hal tersebut memakan korban, yaitu teman mereka sendiri. Aku yang ba
Read more

BAB 219-IKUT MENCARI

Sebuah perjuangan yang berat dikala aku dan Mas Parto harus mengangkat mereka dari sawah. semua botol-botol bekas terbakar aku sengaja tutup dengan tanah untuk menghapus jejak atas apa yang telah mereka lakukan.Namun retakan-retakan yang ada di tanah aku tidak bisa menutup semuanya, karena retakan-retakan itu terlalu banyak. Aku hanya berharap warga yang sedang mengerjakan irigasi ini tidak curiga atas retakan-retakan yang muncul di tanah dalam semalam, sehingga proses pengerjaan irigasinya masih bisa dilanjutkan di hari ini.Mas Parto dan aku berjalan di depan, sedangkan Esih dan Citra berada di bagian belakang. Yuyun yang sudah mengetahui tugasnya di hari itu, langsung bergegas berjalan sendirian ke arah Kampung Parigi, menyusuri jalan kecil di sebelah irigasi tersebut yang bisa menembus ke arah kampung melalui kebun-kebun dan rumah Bagja yang kini telah berganti dengan kebun bambu yang sangat lebat disana.Aku berjalan secara perlahan melalui persawahan, namun ketika ada sebuah pe
Read more

BAB 220-MAKAN MALAM

“Kak Yogaaa!”“Kakkk, Kakak Yoggaaa!”“Bangunn kakkk!”Yoga yang masih terbaring tiba-tiba mendengar sebuah suara yang entah darimana datangnya, sebuah suara yang sudah dia kenal lama. Bersamaan dengan tubuhnya yang sedang digoyang-goyangkan oleh sesuatu, seperti sedang berusaha untuk membangunkannya pada saat itu.“Kak!”“Kak Yoga, ayo makan malam dulu kak!”“Bapak sudah nyiapin makanan untuk kita makan.”Yoga yang masih terbaring tiba-tiba terbangun karena ada yang membangunkannya pada saat itu, kedua matanya yang mengantuk tiba-tiba terbuka dengan lebar. Dan terlihat, seorang anak gadis yang masih belia kini berada tepat di dekatnya, memaksa dirinya agar bangun dari tidurnya yang nyenyak itu di atas kasur tempat dia tidur setiap malamnya.Yoga yang masih ingat kejadian di Kampung Parigi yang membuat dirinya tak sadarkan diri langsung merasa kebingungan. Bagaimana tidak, ruangan yang menjadi tempat dia terbaring adalah kamarnya sendiri.Sebuah kamar dengan ukuran yang sangat kecil,
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
28
DMCA.com Protection Status