Semua Bab Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali : Bab 81 - Bab 90

194 Bab

Bab 81. Sonya Diusir di Tengah Malam Buta

Bab 81. Sonya Diusir di Tengah Malam ButaSonya membaringkan tubuh di atas kasur empuk, persis di sebelah Deva. Pelan, pelan sekali. Berusaha jangan sampai Deva terjaga. Wanita itu sengaja berbaring miring agar bisa menatap punggung Deva dengan leluasa. Punggung kekar yang berbalut piyama berwarna abu-abu itu terlihat bergerak naik turun, seirama dengan dengkuran halusnya.Sonya mengangkat tangannya dengan hati-hati, lalu meletakkannya di pinggang Deva. Memeluk pria itu perlahan dari belakang. Persis seperti dulu, saat dia masih sah menjadi istri Deva. Benar hampir setiap malam Deva tidur membelakangi dirinya. Namun, bila Sonya sudah memeluk dari belakang seperti ini, Deva akan paham kalau itu adalah isyarat. Deva akan segera berbalik dan memenuhi keinginan Sonya. Meski tak cinta, Deva memenuhi kewajiban, memberi nafkah batin yang dituntut oleh Wanita itu.Malam ini, Sonya melakukan hal yang sama, apakah Deva akan paham meskipun saat ini mereka bukan suami istri lagi? Semoga Deva
Baca selengkapnya

Bab 82. Menalak Lalu Sekarat

Bab 82. Menalak Lalu SekaratAlisya langsung mengecilkan volume suara ponsel, saat terdengar teriakan Deva di dalam rekaman yang dikirim oleh Ayu. Kedua kelopak mata wanita itu menyipit, hanya untuk memastikan. Deva benar-benar menyeret Sonya keluar dari kamar, bahkan dengan begitu kasar mencampakkan mantan istri pertamanya ke teras.Adegan yang cukup menegangkan. Namun, hati Alisya tak bergetar. Sedikitpun dia tak terkejut, apalagi terenyuh. Tak ada rasa kagum dan bangga pada sang suami. Baginya sikap Deva adalah hal yang sangat biasa. Dia bisa pastikan apa sebenarnya penyebab Sonya diusir seperti itu. Pasti si wanita murahan sempat berusaha merayu. Deva menolak dan mengusirnya. Haruskah Alisya bangga akan kesetiaan suaminya? Haruskah hatinya mencair lalu kembali ke rumah itu, memohon maaf dan ampun agar dirinya kembali diterima?Tidak! Hati Alisya sudah terlanjur sangat sakit. Dia percaya bahwa Deva sangat mencintainya. Alisya tak ragu akan hal itu. Namun, buat apa rasa cinta j
Baca selengkapnya

Bab 83. Peluang Kerja Buat Alisya

Bab 83. Peluang Kerja Buat AlisyaSonya memaksa kedua netranya untuk terpejam, tetapi kantuk enggan untuk datang. Lelah di seluruh tubuh butuh istirahat, lelah pikiran dan benak butuh ketenangan. Namun, tak juga bisa dia dapatkan.Pikiran berkecamuk, sakit hati, kecewa, malu, dan berbagai perasaan tak enak lainnya mengaduk. Gundah gulana membuat jiwanya semakin lelah, ciptakan dendam yang semakin membuncah.“Bantu aku melupakan semua masalah ini sesaat! Aku mau tidur sebentar saja! Aku lelah! Aku capek!” lirihnya menelungkupkan badan. Menyembunyikan wajah di atas guling. Seketika benda itu basah akan air mata. Sonya menangis sesegukan di sana.Tangis itu terhenti saat ponselnya berdering panjang. Sonya tersentak. Siapa yang menelpon malam-malam begini? Mas Devakah? Apakah dia menyesal akan perbuatannya lalu ingin meminta maaf? Tidak akan langsung kumaafkan, Mas! Aku akan pura-pura jual mahal dulu. Agar kau tambah menyesal! Batinnya berbicara.Sonya menyeka pipi yang basah, hati
Baca selengkapnya

Bab 84. Rencana Para Suami Sahabat Alisya

Bab 84. Rencana Para Suami Sahabat Alisya“Serius Bu Alisya sedang pisah ranjang dengan Pak Deva?” tanya Dr. Robert tak percaya. Berita itu disampaikan oleh sahabat sekaligus rekan kerjanya. Dr. Ilham.“Ya, makanya dia sedang sibuk mencari pekerjaan. Gimana perusahaan Dokter, masih butuh tenaga enggak?” Dr. Ilham balik bertanya.“Jangan sebut itu perusahaan. Itu hanya usaha kecil. Omzetnya juga baru sedikit. Lagian aku sepertinya tidak sanggup meneruskannya. Bukan bidangku ternyata, hahaha ….” Dr. Robert tergelak, seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.“Lah, iya. Seorang dokter mau jadi bisnisman, ya, beda! Lari jalurnya!” Dr. Ilham ikut terkekeh.“Sebenarnya itu dulu idenya Tiara. Pengen menerapkan ilmu yang telah dia peroleh di bangku kuliah dulu. Begitu katanya. Awalnya semangat. Eh, setelah hamil mulai kendur. Dan sekarang, sejak punya bayi, dia malah lupa kalau punya pabrik. Alhasil aku yang pegang. Amsyong, kan? Yang biasa megang jarum suntik di suruh mengang begituan
Baca selengkapnya

Bab 85. Talak Satu Dari Deva

Bab 85. Talak Satu Dari Deva“Kenapa Mas Fajar masih tetap mengharapkan Kak Alisya, padahal Mas masih saja menggila dengan perempuan-perempuan murahan itu semua!” ketus Intan kecewa. “Jangan ikut campur, Intaaaan!” sergah Fajar menahan geram. Bukan urusan kamu, siniin hapeku!” sergah Fajar melotot. Intan terpaksa diam. Merogoh tas sandangnya, mengeluarkan sebuah ponsel, lalu menyerahkannya kepada Fajar.“Kenapa kamu mengizinkan Alisya membawa Rena? Punya adik kok enggak bisa diandalin!” sungut Deva lagi.“Kak Alisya sudah diusir oleh Mas Deva, Mas! Rena juga mau ikut sama Kak Alisya, karena mereka enggak tinggal di rumah Mas Deva lagi,” sergah Intan menahan kesal.“Sok tahu kamu!”Fajar menyalakan ponselnya, memanggil nomor Rena. Telepon aktif, tetapi tak diangkat.“Alisya enggak mau menerima panggilanku! Ponsel Rena pasti sama dia sekarang, kan?” gerutunya penuh kecewa “Sekarang kau telpon Alisya, minta alamat mereka!” perintahnya menoleh kepada Intan.“Buat apa, Mas?”“Aku cum
Baca selengkapnya

Bab 86. Deva Gundah Gulana

Bab 86. Deva Gundah Gulana“Tunggu surat ceraimu, akan segera kuurus!” Suara Deva menggelegar, jari tengahnya menunjuk lurus ke arah Alisya. “Tak akan ada sidang! Tak usah kau tunggu panggilan! Pengacaraku akan selesaikan semua dengan cepat! Jangan pernah kau bicara apalagi posting-posting di media sosial! Kau tau, kan aku siapa? Keluarga Wibawa adalah orang terpandang. Jangan sampai kau sebar gossip murahan! Paham!”“Maaf, Mas Deva, tolong jangan terlalu kasar! Alisya juga bukan perempuan rendah!” sergah Rika tak sabar mendengar hinaan Deva kepada sahabatnya.“Diam! Jangan ikut campur!” Deva langsung melotot tajam ke arahnya. Rika mengeditkan bahu lalu mendesah kasar. Dr. Ilham masih bergeming.Alisya gemetar. Berbagai perasaan mengaduk di dalam benak. Kaget karena talak dari Deva begitu tiba-tiba. Lega karena akhirnya Deva melepasnya, dan sakit di hati bagai diris-iris karena kalimat kasarnya. Itu membuat dadanya sesak. Namun, dia segera menguatkan hati dan jiwa. Tak akan pernah l
Baca selengkapnya

Bab 87. Deva Mabuk Berat

Bab 87. Deva Mabuk BeratSaat malam turun, Adante mulai menangis lagi. Ayu berusaha membujuk dengan segala cara. Namun, tangis Adante malah makin kencang. Sementara Deva masih mengurung diri di kamar. Pria itu bertambah stress mendengar suara tangisan Adante.“Iya, kita telepon mama ya, jangan nangis, dong! Dante mau ngomong sama mama? Kalau Dante nangis terus, enggak jadi, nih, telpon mama.” Ayu membujuk lagi. Kali ini tangis Adante berhenti.“Nah, gitu, dong! Entar, ya, mbak cari nomornya.” Ayu menscroll daftar kontak. Bu Alisya 2, begitu dia save nomor kontak Rena. Tanpa ragu, Ayu menekan nomor itu, mengaktifkan pengeras suara agar Adante mendengar suara sang mama.“Hallo, Bu Alisya! Maaf, saya nelpon malam-malam. Ini, Bu, Adante –““Ayu …!”Kalimat Ayu terjeda, terkejut mendengar bentakan penuh kemarahan itu. Deva sudah berdiri di ambang pintu. Ponsel di tangan sang babysitter terlepas, jatuh ke atas kasur. Padahal ponsel masih dalam keadaan menyala. Alisya menunggu di ujung s
Baca selengkapnya

Bab. 88. Perusahaan Baru Milik Alisya

Bab. 88. Perusahaan Baru Milik Alisya“Mas Deva! Sonya! Bang sat kalian!”“Raja!” Sonya kaget. Deva sontak melepas tubuhnya. Pria itu ambruk tepat di samping Sonya. Detik berikutnya terdengar dengkuran halus. Deva yang masih dibawah pengaruh minuman keras itu terlelap dalam ketidak sadarannya. Buru-buru Sonya meraih selimut untuk menutup tubuh atasnya yang telah bugil. Kemudian beringsut turun dari ranjang untuk mencari blues yang tadi sempat tercampak. Dengan mimik wajah tanpa dosa dia mengenakannya kembali di depan Fajar.Tak ada rasa malu sama sekali. Yang ada justru rasa benci kepada Fajar. Emosinya memuncak karena harus menahan hasrat. Mantan adik iparnya itu datang di saat yang sangat tidak tepat. Padahal sesaat lagi saja, dia pasti sudah bisa mendapatkan Deva.“Tolong jelaskan pada saya, apa yang telah kalian lakukan?” sinis Raja lalu melangkah masuk. Pria itu merasakan ada yang janggal meski sempat sangat kaget. Awalnya dia begitu yakin kalau sepasang mantan suami istr
Baca selengkapnya

Bab 89. Perusahaan Alina Terancam Hancur

Bab 89. Perusahaan Alina Terancam Hancur“Maaf, Pak, Deva! Saya benar-benar tak menyangka ternyata Anda PENIPU! Mulai detik ini, kerjasama kita batal!” teriak sang penelopn dari ujung sana.“Hallo, ini Pak Waldi, kan? Pemasok tetap bahan baku untuk perusahaan milik Bu Alina? Maaf, maksudnya apa ini?” tanya Raja kaget. Dia hapal betul nomor itu. Sebelum Alina memindahkannya ke Pekan Baru, dia menjabat sebagai Wakil direktur di kantor induk. Semua perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan mereka dia kenal betul.“Bapak masih nanya maksud saya apa? Saya yang harusnya bertanya MAKSUD ANDA APA?” Si penelepon berteriak.“Sabar, Pak! Sebenanya saya Raja, adik direktur utama, Deva Wibawa. Pak Waldi masih ingat saya, kan? Kebetulan Pak Devanya sedang ada urusan. Jadi, saya agak kaget mendengar ini. Sepertinya ada kesalah pahaman di sini, boleh Bapak jelaskan pada saya, apa masalahnya, Pak?”“Oh, jadi Anda putra kedua pemilik perusahaan itu? Kebetulan sekali kalau begitu. Dengar Pak R
Baca selengkapnya

Bab 90. Rencana Sang Majikan Mesum

Bab 90. Rencana Sang Majikan Mesum“Ma! Mama …!”“Tante …!”Sonya, Deva dan Raja serentak menangkap tubuh Alina. Para pegawai lain juga mendekat, mengerubungi sang pemilik perusahaan angkuh itu dengan berbagai pikiran. Ada yang empati dan mengkhawatirkan keselamatan Alina, namun tak sedikit yang bersyukur dan menyumpahi. Sejak Wanita itu berkecimpung lagi di kantor, mereka benar-benar merasa tak nyaman. Sikap Alina yang semena-mena dan dictator membuat mereka tertekan.Tak lama terdengar sirine mobil ambulan meraung dari kejauhan. Anak buah Deva yang bertindak cepat tanpa menunggu perintah dari sang bos. Beberapa detik kemudian tubuh Alina sudah dilarikan ke rumah sakit besar terdekat. Sonya ikut di dalam mobil ambulanc mendampingi sang tante. Deva dan Raja menyusu dnegna mobil masing-masing namun disetiri oleh anggota Deva.Saat itulah ponsel Sonya berdering.“Ya, hallo!” sapanya masih dengan napas ngos-ngosan karena panik.“Keluarga pasien atas nama Rahman, ini nomor yang terter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status