Semua Bab Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali : Bab 91 - Bab 100

194 Bab

Bab 91. Awal Kemajuan Perusahaan Alisya

Bab 91. Awal Kemajuan Perusahaan Alisya“Mama masuk rumah sakit?” seru Alisya kaget.“Hmmm, entah bagaimana keadaannya sekarang. Bisa saja langsung koit,” sinis Ardho tersenyum miring.“Mas, jangan kasar begitu bicaranya! Biar bagaimanapun Bu Alina itu pernah menjadi ibu mertua Alisya. Dan aku yakin akan tetap menjadi ibu mertuanya.” Tiara menasehati kakaknya.“Wah, kamu malah berharap sahabatmu ini makin menderita, Tiara? Kau tidak tau bagaimana jahat dan liciknya Bu Alina itu. Dengan segala cara dia berusaha menyingkirkan Alisya. Kau tidak lihat sekarang seperti apa Alisya, ha?”Tiara terdiam.“Maaf, Mas? Bagaimana bisa kamu ingin mengambil alih perusahaan itu? Kamu pikir semudah itu kah?” tanya Alisya menatap Ardho sekilas. Dia cepat-cepat membuang pandangan jauh ke arah gerbang.“Ya, Alisya. Sepertinya kamu lupa kalau 45 % kepemilikan saham di perusahaan itu sudah atas namaku? Tiga bulan perjanjian ibu mertuamu, jika dalam tiga bulan itu meraka tak bisa mengembalikan beriku
Baca selengkapnya

Bab 92. Aksi Bejad Mawar Di Depan Suami Lumpuh

Bab 92. Aksi Bejad Mawar Di Depan Suami Lumpuh“Mas, kamu tak bisa bicara?” Mawar tertawa jahat.“Ouuuuguuhhhk … aaaauuu … uuugh …!” Rahman berusaha untuk berucap. Mulutnya membulat. Dia mencoba menggerakkan tangan kanan yang tak dipasangi jarum dan selang infus. Namun, usahanya sia-sia. Tangan yang kemarin masih terlihat begitu kekar, kini hanya bisa tergeletak tak berdaya di sisi badan kakunya. Hanya ujung jemarinya yang terlihat bergerak pelan.“Astaga, Mas! Kalau tau begini, aku enggak perlu capek-capek mikirin ide buat lenyapin kamu! Buang energy, tau enggak. Menguras emosi dan pikiranku! Ternyata Tuhan sudah memilihkan cara yang terbaik buat kamu, tanpa harus mengotori tanganku. Iya, kan, Jar? Faja sayang, liat deh! Kamu gak perlu lagi turun tangan, Sayang!”Mawar memeluk pinggang Fajar, lalu memboyong sang selingkuhan melangkah mendekati bangkar. “Maaf, Mas. Kamu mungkin sangat terkejut melihat ini. Tapi, kamu harus terima kenyataan, ya! Kamu, sih, saat pertama melamar aku ka
Baca selengkapnya

Bab 93. Perusahaan Alisya Berkembang, Perusahan Deva Di Ambang Kehancuran

Bab 93. Perusahaan Alisya Berkembang, Perusahan Deva Di Ambang Kehancuran“Alisya?! Masa iya, ini Alisya? Tak mungkinlah!” gumam Alina tak percaya. Wanita itu menyipitkan kedua kelopak mata, bahkan sempat menjauhkan layar ponselnya. Itu untuk memastikan foto yang terpampang di sana. “Saat ini Alisya sedang terlunta-lunta di jalan. Paling banter juga pulang kampung ke daerah pegunungan sana! Mana mungkin dia menjadi pengusaha, hah … mimpi! Perempuan ini hanya mirip,” desisnya seraya tersenyum sinis.Namun, hati dan otak tak seirama. Seberapa keraspun hatinya menolak, pikirannya tetap menegaskan kalau itu Alisya. Jemarinya lalu mengusap layar, membuka halaman berikutnya. Ingin tahu siapa wanita itu sesungguhnya. Alina lalu membaca baner berita utama.[Perusahaan kecil yang bakal menjadi primadona. Alis --]“Selamat Pagi Bu Alina!”Belum selesai dia membaca baner halaman, seseorang menyapa dari kejauhan. Sontak Alina menoleh. Orang yang dia tunggu-tunggu sudah tiba. Ardho berjalan den
Baca selengkapnya

Bab 94. Serangan Di Kantor Alisya

Bab 94. Serangan Di Kantor AlisyaAlisya terpana menatap para penyerang. Seorang pria tampan memimpin paling depan. Para bodyguard mengiring di belakang. “Mas Deva?” Alisya menyebut nama itu. Tak salah lihatkah dia? Pria dengan wajah ketat merah padam dan rahang mengeras itu berjalan angkuh menghampiri meja kerjanya.“Kamu?” Pria itu bergumam. Langkahnya sontak berhenti. Tanganya terangkat memberi kode agar para pengawal juga berhenti. Seluruh anak buahnya yang berjumlah delapan orang itu pun patuh. “Kamu di sini? Pantas! Rupanya kau mengemis di perusahaan kaleng-kaleng ini! Kenapa? Udah enggak makan? Terlunta-lunta di jalan, iya?” cercanya seraya terkekeh. Mata tajamnya melahap tubuh Alisya dari ujung kepala hingga ujung kaki.Alisya balas menantang tatapan menghujam itu. Tatapan mereka beradu, saling mengunci tak ada yang mau mengalah. Namun, tiba-tiba Alisya merasa ada yang aneh di perutnya. Ada rasa mual, dan ….“Ouup …!” Alisya sontak menutup mulut dengan telapak tangan.
Baca selengkapnya

Bab 95. Talakmu Sah, Mas!

Bab 95. Talakmu Sah, Mas!“Selamat, ya, Pak! Bu Alisya positif hamil.”‘Apa?’ Alisya tersentak dengan mata masih terpejam. Kepalanya masih terasa pusing. Begitu berat. Dia sudah mencoba membuka kelopak mata, namun sangat sepat. Bumi ini dia rasakan berputar bila memaksakan diri. Terpaksa dia tetap terpejam, sembari mengumpulkan tenaga kembali.Keterangan sang Dokter barusan seperti petir yang tiba-tiba menggelegar tepat di gendang telinga. Alisya tak percaya. Dokter ini pasti salah! ‘Hanya karena aku merasa mual dan sempat muntah-muntah, lalu mereka menyimpulkan aku hamil?’ celetuk Alisya membatin.Alisya merasa perutnya baik-baik saja. Tadi dia memang sempat mual. Tapi mual karena menahan amarah. Bukan karena hamil. ‘Tapi, tunggu … apakah bulan ini aku memang belum datang bulan?’ Alisya mencoba mengingat-ngingat dan menghitung tanggal. Sejak sering bermasalah dengan Deva, dia lupa akan hal itu. Pertengkaran dan perang dingin yang kerap terjadi membuat dia stress, dia bahkan lupa kapa
Baca selengkapnya

Bab 96. Kepergok Aisyah

Bab 96. Kepergok Aisyah“Lepaskan dia, Mas! Alisya, ayo aku antar!” Seseorang muncul di depan pintu. Alisya merasa sedikit lega. Meski yang datang sangat tak dia harapkan. Tetapi setidaknya kehadiran pria itu bisa membantu Alisya untuk terlepas dari sikap keras kepala dan suka memerintah Deva.“Mas Raja?” gumam Alisya menyebut nama pria itu.“Kau?” sergah Deva masih tetap mencekal lengan Alisya. “Darimana kau tahu kami di klinik ini! Dan, buat apa kau ke sini!” cecar Deva lagi.“Tak penting Mas tahu dari mana. Tolong jagan sakiti Alisya! Lepaskan, Mas!” pinta Raja dengan suara memohon.“Pergi, Raja! Aku tidak membutuhkanmu di sini!” sergah Deva tak peduli.“Lepaskan tangan saya, Pak Deva! Saya memang seorang janda! Tapi bukan berarti Anda bisa sembarangan memegang saya! Tolong hargai saya!” Alisya berusaha meloloskan tangannya. Tetapi Deva malah makin kencang mencekalnya.“Jangan emosi, Mas! Perbuatan Mas ini menyakiti Alisya! Sekarang tolong lepaskan tangannya! Aku akan mengan
Baca selengkapnya

Bab 97. Pengakuan Alisya Hamil Anak Selingkuhan

Bab 97. Pengakuan Alisya Hamil Anak Selingkuhan“Aisyah, kamu ke sini?” tanya Raja kaget.Alisya dan Deby tak kalah terkejut. Seorang wanita cantik berhijab lebar telah berdiri kaku di ambang pintu utama. Menatap ke arah mereka dengan sorot murung penuh kecewa. Dia adalah Aisyah, istri pria yang saat ini berdiri di hadapan Alisya.Raja segera berbalik dan menyongsong sang istri. “Kenapa menyusul ke sini? Kamu masih capek, kan? Harusnya kamu istirahat saja di rumah, bagaimana penerbangannya?” tanya Raja lagi lalu mengulurkan tangan kanan yang masih sedikit kaku sisa perkelahian dengan Deva.Aisya menyalam lalu mencium punggung tangan sang suami seperti biasanya. Namun, gerakannya terlihat sangat kaku. Wajah murungnya ditekuk. Sorot mata memancarkan kesedihan.“Penerbangannya lancar, Mas. Mas Raja kenapa?” Aisyah terkejut melihat wajah suaminya dari dekat. “Ini berdarah, ya, ampuuun, Mas Raja dipukuli orang? Siapa yang mukuli, Mas?” cecarnya sangat khawatir. Jemarinya menyeka be
Baca selengkapnya

Bab 98. Stop membayangkan Alisya saat kita melakukannya, Mas!

Bab 98. Stop membayangkan Alisya saat kita melakukannya, Mas!Raja menepikan mobilnya di halaman rumah megah keluarga Wibawa. Mobil milik Haga Wibawa, sang Papa. Sejak Raja kembali ke kota ini, Haga Wibawa menyerahkan mobil itu kepada putra keduanya itu. Sedangkan mobil Raja masih tertinggal di Pekan Baru. Alina bermaksud menjualnya beserta perusahaan cabang yang ada di sana.“Mas, kenapa dari tadi cemberut aja, sih? Aku baru datang, lho dari Bandara,” protes Aisyah saat mesin mobil sudah dimatikan oleh Raja.“Aku sedang stress, Ai. Aku tahu kamu baru tiba dari bandara. Harusnya kamu gak usah menyusul ke kantor Alisya! Apa salahnya kamu pesan taksi lalu pulang sendiri ke sini, lalu Istirahat di rumah!” sahut Raja gegas membuka pintu mobil lalu turun.Aisyah menghentakkan kakinya di lantai mobil. Kesal dan geram, Raja sama sekali tak peduli akan keluh kesahnya. Wanita itu lalu ikut turun, buru-buru menjejeri langkah Raja.“Mas Raja pasti stress gara-gara Alisya, kan?” tuduhnya be
Baca selengkapnya

Bab 99. Raja Kembali salah Sebut Nama

Bab 99. Raja Kembali salah Sebut Nama“Stop membayangkan Alisya saat kita melakukannya, Mas! Kamu bisa?”“Ai?” Raja sontak melepas rengkuhannya. Pria itu lalu duduk di pinggiran ranjang. Menatap lekat mata istrinya dengan perasaan yang campur aduk. Di satu sisi dia membenarkan tuduhan Aisyah, namun di sisi lain dia tak mau dituduh. Harga dirinya serasa terkoyak.“Kenapa? menatapku begitu? Benar seperti itu, kan? Bagaimana Allah akan memberikan kita anak, jika Mas melakukannya tak pernah ihklas!” sergah Aisyah menantang mata suaminya.“Tidak ihklas bagaimana maksud kamu, Ai?”“Ya, Mas melakukannya tidak ihklas. Mas melakukannya hanya setiap aku yang minta duluan. Aku juga selalu perhatikan, Mas selalu memejamkan mata saat melakukanya. Aku tau tujuan Mas memejamkan mata karena Mas sedang berkhayal! Mas membayangkan sedang mencumbu Kak Alisya! Mas sengaja membayangkan lalu menggunakan tubuhku sebagai perantara.”“Cukup, Ai!”“Kenapa cukup, Mas!? Karena yang aku katakan ini sangat bena
Baca selengkapnya

Bab 100. Aisyah Mengamuk, Alisya Terusir

Bab 100. Aisyah Mengamuk, Alisya Terusir“Terima kasih, Alisya ….” ucap Raja terkulai di samping Aisyah. Matanya terpejam, bibirnya membentuk lengkungan samar. Raja tengah tersenyum. Senyum penuh kepuasan. Aisyah membeku di posisinya. Menatap nanar wajah tampan di sampingnya. Wajah yang masih basah oleh peluh sisa-sisa pertempuran. Wajah yang terlihat begitu tenang sekarang. Detik berikutnya, dengkur haluspun terdengar. Raja telah terlelap, begitu damai setelah berhasil mereguk nikmat percintaan dengan seorang istri yang justru tak pernah dia cintai.“Kamu mengulangnya, Mas,” lirih Aisyah pelan. Matanya memanas. Air bening lolos begitu saja. Baru saja Raja berjanji akan berubah. Memohon maaf akan kejadian yang sudah sudah. Aisyah sempat percaya, Aisyah bahkan sangat menikmatinya. Sungguh tak dapat dia percaya, Raja ternyata berdusta.Di awal Raja masih menyebut nama Aisyah, mengatakan sayang dengan penuh perasaan. Namun, di akhir permainan, saat Raja mereguk tuntas nikmat perci
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status