Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali 의 모든 챕터: 챕터 111 - 챕터 120
194 챕터
Bab 111. Deva Mabuk, Pulang Ke Rumah Alisya
Bab 111. Deva Mabuk, Pulang Ke Rumah Alisya“Jangan lari-lari, Dante! Itu licin! Awas jatuh!” Haga Wibawa langsung menyambar handuk yang tersampir di di sudut bangku panjang. Buru-buru melilitkannya sebatas pinggang, lalu mengejar Adante.“Nenek!” Dante tak menghiraukan peringatan sang kakek. Bocah tiga tahun itu teramat gembira melihat kedatangan Ainy. Hampir saja kali kecilnya terpleset karena lantai yang licin. Tetapi dengan sigap Ainy meraih tubuhnya.“Astaga, kamu kok, kurus kering begini, Nak? Kenapa?” sesal Ainy memeluk cucunya.“Nenek! Mama sama nenek, ya? Mana mama, Nek?” tanya Adante di dalam pelukan Ainy. Kerinduan pada Alisya, dia tumpahkan di dada sang nenek.“Mama di rumah, Sayang! Kita jumpai dia ya! Ayuk, ikut nenek! Bik, tolong ambilkan pakaiannya!” titah Ainy kepada Bik Siti.“Maaf, Bu, tapi Bang Dante enggak boleh ke mana-mana! Ini perintah Pak Deva,” sahut Bik Siti menunduk.“Kau ambil sekarang atau aku sendiri yang mengambilnya? Tolong cepat, ya! Aku tidak mau ad
더 보기
Bab 112. Alisya Mengembalikan Deva Ke Rumah Alina
Bab 112. Alisya Mengembalikan Deva Ke Rumah Alina“Buk!?” Alisya menatap Ibunya tak percaya. Sedangkan Deva benar-benar sudah dalam keadaan teler. Dia tidak sadar apapun yang sednag terjadi di sekitarnya. Mulutnya terus saja meracau. Bik Iyah berusaha memeganginya.“Kenapa? Kamu mau protes? Dia masih suamimu secara sah! Siapa bilang kalau menalak istri dalam keadaan hamil itu sah, ha?” Ainy mendelik tajam kepada Alisya.“Tapi?”“Tapi kenapa? Karena rumah ini sudah kau beli? Dia tak kau izinkan masuk lagi begitu?”“Buk?”“Papah dia masuk!”Alisya terpaksa mengalah. Berdua dengan dengan Bik Iyah memapah Deva masuk. Namun, begitu tangannya menyentuh bahu Deva, tiba-tiba perutnya bermasalah. Alisya mual, terpaksa dia lepas pegangan, lalu berlari ke dalam kamar langsung menuju kamar mandi. Alisya muntah-muntah lagi di sana.Terpaksa Ainy yang Membaringkan tubuh pria itu di atas ranjang. Di atas spray yang baru diganti.Setelah merasa lebih lega, Alisya keluar lagi. Ainy sudah pergi“Sa
더 보기
Bab 113. Kekacauan Di rumah Alina
Bab 113. Kekacauan Di rumah AlinaSinar matahari menyeruak masuk dari ventilasi jendela kamar. Cahayanya yang cerlang cemerlang, membias menerpa seraut wajah tampan yang masih tertidur pulas di atas sebuah ranjang mewah. Bias itu membuatnya merasa silau. Pelan kelopak mata terkuak, begitu berat. Kembali dia terpejam. Pulas dalam tidur yang disambung.“Papa! Tasya mau pergi sekolah! Antarin!” rengekan itu tak juga membuatnya terjaga. Dengkuran halus terdengar jelas. Deva kembali terlelap.“Papa! Tasya mau sekolah! Pa! Papa …!”“Ups, aaaauugkh …! Tasya, ngagetin papa saja! Kenapa?” Pria itu akhirnya terbangun juga setelah Tasya berteriak di dekat telinganya.“Mau sekolah! Kek Dadang enggak datang! Siapa yang ngantarin Tasya?”“Hem, minta tolong Om raja, Nak! Papa ngantuk banget! Kepala papa juga sakit banget!”“Oom di rumah sakit!”“Rumah sakit? Kenapa? Siapa yang sakit?” Deva menggeliat. Merentangkan kedua tangan, menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan.“Kakek.”“Kakek?” pekik De
더 보기
Bab 114. Deva Diajar Di Kantor Alisya
Bab 114. Deva Diajar Di Kantor Alisya“Mas Deva? Kebetulan Mas Deva ada. Mas mau ke kantor, kan?” tanya Raja saat berpapasan dengan Deva. Deva baru saja keluar dari rumah, kini terburu menuju mobilnya,“Tidak, kenapa?” sahut Deva melangkah buru-buru. Menekan intercom di tangannya. “Ke mana semua mereka ini! Dasar bodyguard payah!” teriaknya seraya membuka pintu mobil. “sudah jam segini tapi tak ada yang muncul! Mita dipecat semua rupanya!” sungutnya lagi.“Mas, Mas tolong singgah di rumah sakit dulu! Jenguk papa. Papa belum siuman juga. Sempat siuman tadi malam, dia nyarii Mas Deva! Tapi ponsel Mas Deva gak bisa dihubungi! Mas ke mana saja, sih?”“Ya, nanti aku singgah di rumah skait. Aku mau mastiin dulu keadaan Adante! Kamu tahu, kan, kalau anakku dicuik?”“Bukan diculik, Mas! Bu Ainy yang membawanya.”“Membawa tanpa izin, sempat cakar-cakaran dan jambak-jambakan sama mama, bahkan Papa pingsan lalu masuk rumah sakit, itu apa namanya?” ketus Deva lalu melangkah masuk ke dalam
더 보기
Bab 115. Deva Tak Punya Bodyguard Lagi
Bab 115. Deva Tak Punya Bodyguard Lagi“Maaf, Pak Deva, ini kantor Bu Alisya, bukan kantor Bapak. Bapak bukan Bos di sini,” ucap Wahid, membantu mendudukkan Deva di sofa panjang, di depan meja Alisya.“Pak Wahid? Anda di sini?” tanya Deva terkejut. Pria itu meraba bibirnya yang sedikit bengkak.“Ya, Pak, saya sudah bekerja di sini. Sejak Bu Alina memecat saya waktu itu, saya kehilangan pekerjaan. Untung Bu Alisya mau menerima saya di sini. Putri sulung saya sedang menyelesaikan tugas akhirnya, Pak! Butuh dana besar. Kalau saya tidak bekerja, maka bagaimana studynya akan selesai.”Deva terdiam.“Permisi, Pak, saya kembali ke ruangan saya! Permisi Bu Alisya!” Wahid mengangguk kepada Alisya, lalu berlalu. Kini hanya tinggal Deva dan Alisya di ruangan itu.“Hebat, ya! Semua orang-orang terbaikku sudah kau ambil! Kemarin Deby sekretaris andalanku, sekarang Pak Wahid, manager produksi yang sangat professional itu. Pantas truk angkutan bolak-balik masuk ke pabrikmu. Rupanya begitu maju
더 보기
Bab 116. Igauan Haga Wibawa
Bab 116. Igauan Haga Wibawa BMW putih yang dikemudikan oleh Deva berhenti di areal parkir rumah sakit. Sambil berjalan dia menelpon Raja. “Di mana ruangan papa?” tanyanya dengan nada tinggi.“Mas Deva mau jenguk papa? Syukurlah! Apakah Mas Deva sudah bertemu Dante?” Raja balik bertanya.“Aku tidak menemukan Dante. Alisya tidak memberi tahu di mana dia tinggal sekarang. Ke mana aku harus mencarinya, coba! Anak buahku entah ke mana semua. Tak ada yang memberi laporan padaku! Sial!”“Maksud Mas Deva? Mereka pada enggak masuk kerja?”“Aku tidak tahu pastinya. Saat aku nelpon Joni, malah Intan yang menjawab. Informasi yang diberikan Intan sangat tak masuk akal!”“Intan?”“Ya.”“Kok, bisa, Intan megang hape Joni?”“Aku juga tidak tahu! Sepertinya Intan punya hubungan dengan Joni. Tapi itu tak penting bagiku! Masalahya sekarang adalah info yang diberitahu Intan sangat tak masuk akal. Katanya Mama sudah memecat semua anggotaku! Itu tidak benar, bukan?”“Ha, kenapa Intan mengatakan sepe
더 보기
Bab 117. Deva Ingin Pulang Ke Rumah Lama
Bab 117. Deva Ingin Pulang Ke Rumah Lama“Begitu, ya? Baiklah, Ma. Aku juga sudah semakin yakin, sekarang. Aku akan mendaftarkan gugatan ke pengadilan. Tak ada lagi yang bisa dipertahankan dari Alisya,” ucap Deva membuat Haga Wibawa kembali meracau.“Alisya … Alisya … Deva ….”“Iya, Pa. Deva akan ceraikan Alisya, itu yang Papa mau, kan? Papa tenang saja, ya! Cepat sembuh. Mengenai Adante, Deva pasti akan menemukannya. Deva janji, begitu menemukannya, akan segera Deva bawa ke sini, menjenguk Papa! Pokoknya Papa harus cepat sembuh, ya!” kata Deva mengusap lengan sang Papa berulang-ulang.Kalimat Deva bukan menghibur, namun semakin menambah sesak hati Haga Wibawa. Apa yang dia inginkan tak seperti yang Alina sangkakan. Semua jadi salah paham. Betapa dia ingin bersuara sekarang. Dia ingin mengatakan tentang kehamilan Alisya.Tetapi lidahnya terasa begitu kelu. Tak ada kalimat yang dapat dia ucap selain nama Alisya, Deva dan Dante. Kedua pipinya kini basah air mata. Deva menyekanya
더 보기
Bab 118. Perusahaan Alina Di Ambang Kehancuran
Bab 118. Perusahaan Alina Di Ambang Kehancuran“Kalau bukan Alisya, perempuan siapa maksudmu? Yang jelas kalau memberi laporan!” teriak Deva tak sadar. Dia lupa kalau Joni bukan anak buahnya lagi.“Makanya saya ingin bertemu dengan Bapak. Temui saya café ‘Rumah Kayu’! Posisi saya di sekitar Ring Road sekarang. Kita bertemu di sana!” sahut Joni dari ujung sana.“Wah, mulai berani mengatur aku, kau! Yang hebat kau sekarang, ya!”“Maaf, Pak Deva. Tolong jangan lupa kalau saat ini saya bukan anak buah Anda. Anda tidak lagi menggji saya. Saya sebenarnya tak peduli dengan Anda! Saya melakukan ini murni untuk Bu Alisya. Dia wanita yang sangat baik, tak pantas jika Anda bersikap tidak adil padanya! Itu saja!”“Kalau begitu kau temui Alisya saja! Untuk apa kau ingin bicara denganku!” sergah Deva emosi.“Baik, jadi Anda benr-benar tak mau tahu hal yang sebenarnya? Ok, by! Maaf mengganggu waktu Anda! Selamat pagi!”“Tunggu!” teriak Deva akhirnya keder juga. “Baik, aku temui kau di café itu. Li
더 보기
Bab 119. Affair Sang  Babysitter
Bab 119. Affair Sang BabysitterSonya segera mengemasi peratan kerjanya. Mematikan komputer, menyusun file, lalu meraih ponsel di atas meja. Segera dia menyalakan benda itu lalu menekan sebuah nomor.“Mas Fajar di mana sekarang?” sapanya begitu panggilannya tersambung.“Biasa, Mbak. Di rumah Mbaklah. Kan, melaksanakan tugas. Sebagai supir pribadi yang baik, saya harus siap siaga selama jam kerja, kan? Siapa tahu mama Mbak, butuh tenaga saya untuk keluar?” Fajar menjawab dari seberang sana.“Tapi saat ini mama sepertinya lagi enggak butuh sama Mas Fajar, kan? Mama enggak mungkin keluar-keluar karena dia harus jagain, papa, kan, Mas?”“I-iya, sih. Papa Mbak enggak bisa lagi membuat Bu Mawar keluar.”“Maksudnya? Keluar apa, ini maksudnya, hayo? Jangan-jangan, sejak papa saya sakit, Mas Fajar, nih yang menggantikan tugas Papa membantu mama saya supaya bisa keluar?”“Lho, kan, Mbak Sonya yang menunjuk saya bekerja sebagai supir pribadi Bu mawar. Tugas saya ya, membuat Bu Mawar s
더 보기
Bab 120. Jerat Cinta  Sandiwara Fajar
Bab 120. Jerat Cinta Sandiwara Fajar “Bawa saja Adante sekalian, biar enggak ada yang curiga! Di tempat biasa, ya, Sayang!”“Baik, Mas.”“Ok, aku tunggu, love you!”“Makasih, Mas. Love you, too!”Fajar menutup telponnya. Menoleh ke samping, mendapati Sonya yang tengah melotot tajam ke arahnya. “Kenapa? Cemburu, hem?” godanya seraya mengelus pipi wanita itu.“Mas Fajar kok, bisa, ya di depan aku, lho? Berani gitu, ya?” Apa lagi di belakang aku, kan? Parah!” ketus Sonya masih melotot tajam.“Sayang! Kamu mau mendapatkan Adante, kan?” Fajar meletakkan kedua tangannya di kedua bahu Sonya. Kini dia memanggil sang majikan tanpa embel-embel ‘Mbak’ lagi. “Kamu bilang tadi mau cepat-cepat menemui Deva, kan? Mau taklukin Deva? Caranya harus menemukan Adante, begitu, kan?”“Iya, tapi tidak mesti mesra-mesraan di hadapan aku, kan?” sergah Sonya dengan suara bergetar. Cemburu begitu membakar.“Namanya Ayu, dia babysitter Alisya. Sengaja aku mendekati dia. Awalnya untuk memasang mata-mata saja
더 보기
이전
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status