Semua Bab Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali : Bab 21 - Bab 30

194 Bab

Bab 21. Menjadi Supir Pribadi Seorang Wanita Kesepian

Bab 21. Menjadi Supir Pribadi Seorang Wanita Kesepian“Saling mengobati?” sergah Fajar terperangah.“Eem, anu. Saya itu sebenarnya eeeh, gimana ya, bilangnya. Eeem … saya itu sebenarnya sangat sakit hati sama Alisya. Dia merebut Mas Deva dan Tasya dari saya. Coba Mas Fajar liat gimana perjuangan saya untuk bisa bertemu dengan Tasya putri saya. Harus sembunyi-sembunyi seperti ini saat dia di sekolahan,” tutur Sonya dengan ekspresi paling sedih.Fajar mulai terenyuh.“Saya tahu, Mas Fajar juga pasti sakit hati sama Mas Deva karena telah merebut Alisya dan Rena dari Mas fajar, iyakan?” lanjut Sonya memancing sasaran.Fajar tak menyahut, meski dalam hati mengiyakan.“Mas, saya sedih banget. Tapi setelah Mas Fajar juga ngalamin apa yang saya alami, saya merasa lebih sedikit bersemangat. Merasa ada teman senasip, seperti itu. Mas Fajar mau, ya, kerja jadi supir mama saya, biar kita bisa lebih dekat, dan saya merasa punya teman, sesekali pengen curhat sama Mas Fajar juga. Mau, ya, Mas?!”
Baca selengkapnya

Bab 22. Sengatan Listrik di Tubuh Mawar

Bab 22. Sengatan Listrik di Tubuh Mawar“Saya yang minta maaf, Bu,” sahut Fajar buru-buru meraih selimut dan menutupi tubuh sang majikan.“Terima kasih,” ucap Mawar pelan sambil memejamkan mata.Wanita itu masih merasa pening yang amat sangat. Pening bukan pening biasa. Tapi pening karena menahan hasrat yang bertahun-tahun tak pernah tersalur. Andai tak dirangsang, mungkin dia bisa saja menahan. Tetapi nyatanya bukan seperti itu. Rahman selalu mengobarkan api asmara di tubuhnya. Namun tak pernah bertanggung jawab sampai akhir.Pria yang sudah menikahinya sejak dua tahun yang lalu itu selalu duluan, menyudahi tanpa mendinginkan. Ibarat menahan larva panas yang sedang mencari saluran. Kawah itu menggelegak di dalam, tetapi lahar tak pernah bisa dia muntahkan.“Saya keluar dulu, Bu. Kalau ada apa-apa pangggil saja saya!” pamit Fajar, menatap wajah Mawar yang terlihat masih meringis.“Terima kasih, Fajar!” ucap Mawar membuka kelopak mata. Wanita itu tak sadar kembali melirik ke bagi
Baca selengkapnya

Bab 23. Ketegasan Alisya Membuat Alina Ternganga

Bab 23. Ketegasan Alisya Membuat Alina Ternganga“Tidak Fajar! Tolong jangan pergi! Aku mohon!” lirih suara wanita itu memohon. Sepasang tangannya melingkar di leher, tubuh padat yang hanya berbalut lingrey menempel erat di punggung Fajar.“Maaf, Bu. Ini tidak benar! Anda majikan saya.” Fajar tetap berusaha menguasai diri.“Tidak penting kamu siapa, Fajar! Asala kamu tahu, pening yang saya derita itu karena suami saya. Dia selalu menyiksa saya. Hampir setiap malam dia meminta saya melayaninya di atas raanjang, namun dia tak pernah peduli dengan saya,” tangis Mawar pecah seketika. Wanita itu menempelkan wajahnya di bahu Fajar. Air mata mengalir deras membasahi baju kaos yang menepel di tubuh sang supir.“Jangan menangis, Bu!” Fajar melepas rangkulan tanagn wanita itu di lehernya, lalu berbalik menghadap tepat ke wanita itu.“Aku sangat menderita Fajar. Mas Rahman tak pernah pedulikan aku,” isak wanita itu kian menjadi.“Maksud Ibu bagaimana? Saya lihat Bapak sangat menyayangi Ibu. Dia
Baca selengkapnya

Bab 24. Bom Waktu Di hati Anak- anak

Bab 24. Bom Waktu Di hati Anak- anak.“Sepertinya kali ini dia ingin melakukan yang lebih! Dia ingin telanjang langsung di depan mata suami saya!”“Tutup mulutmu, Alisya!” Alina meradang. Sementara Sonya hanya mencebik, menatap Alisya dengan sorot amarah penuh dendam.“Deva, lihat istrimu! Lihat perempuan yang selalu kau banga-banggakan ini! Dia ngelawan mamamu di depan hidungmu, tapi kau diam saja?!” Perempuan enam puluh tahunan itu menunjuk lurus wajah putra kesayangan.“Keputusan Mama juga aneh, kenapa tiba-tiba Mama menempatkan Sonya sebagai sekretaris di kantor ini? Harusnya Mama membicarakan hal ini terlebih dahulu denganku, bukan tiba-tiba memutuskan seperti itu!” tukas Deva datar.“Kau? Kau juga nyalahin mama?”“Bukan nyalahin, Ma! Tapi, apakah Mama tidak sadar, kalau Mama itu ….”“Cukup, Deva! Terserah kau setuju atau tidak! Sonya akan tetap bekerja di sini! Dia punya hak di perusahaan ini!”“Terserah Mama!”“Dan kau Alisya! Kau boleh memilih! Jika kau merasa tidak nyaman
Baca selengkapnya

Bab 25. Usaha Sonya dan Alisya Zonk!

Bab 25. Usaha Sonya dan Alisya Zonk!“Anak-anak itu seperti menyimpan bom waktu saja kurasakan, Mas. Aku begitu was-was, sepertinya waktu ledaknya sudah semakin dekat. Aku sangat takut,” lirih Alisya semakin sedih.“Kamu terlalu berlebihan, Sayang! Itu perasaan kamu saja. Sudah, sini, kamu tenang, ya! Tidak akan terjadi apa-apa!” Deva meraih tubuh istrinya, membawanya ke dalam dekapan, mencoba memberinya ketenangan.“Aku merasa anak-anak semakin menjauhi aku, Mas. Aku berpikir, apakah ini karena aku terlalu sibuk di kantor, sehingga mereka merasa diabaikan, lalu mereka memilih menjauh? Aku jadi terpikir untuk mengikuti saran, Mama. Aku akan resign saja.”“Begitu? Aku tidak akan menghalangi apapun keputusan kamu, Sayang. Jika memang dengan resign, kamu akan kembali dekat dengan anak-anak, aku akan mendukung. Bagaimana baiknya menurut kamu saja.”“Tapi, aku ragu bila aku resign, Mas. Apalagi setelah ada Sonya di sana.”“Sonya, hahahahaha ….” Deva terkekeh pelan.“Kenapa Mas tertawa?”
Baca selengkapnya

Bab 26. Kesepakatan Para Mantan

Bab 26. Kesepakatan Para Mantan“Mas Fajar! Tunggu!” panggil Sonya saat Fajar mulai menyalakan mesin mobil.“Mbak Sonya? Maaf, ada apa?” Fajar kembali mematikan mesin mobil.“Mama saya enggak keluar lagi, bukan? Mas Fajar sudah selesai tugas?”“Sudah, ini mau pulang. Kata Bu Mawar, saya boleh bawa pulang mobilnya, karena besok pagi-pagi sekali saya harus kembali ke sini, Bu Mawar minta diantar entah ke mana saya belum tahu, tapi kata beliau saya harus cepat datang. Ada apa, ya, Mbak?”“Saya mau bicara sama Mas Fajar, kalau Mas enggak capek, kita ngobrol sebentar sambil ngopi di cafe, gitu?”“Sepertinya serius?”“Ya, ini penting banget buat saya.”“Baik kalau begitu, silahkan masuk, nanti saya antar pulang lagi, buat apa bawa mobil dua, benar bukan?”“Ya.”Sonya membukan pintu mobil, lalu duduk di samping Fajar. Perlahan mobil berjalan, membelah malam yang kian merambat. Sebuah café langganan Sonya menjadi tujuan. Sonya memesan meja khusus saat masih dalam perjalanan. Meja yang selalu
Baca selengkapnya

Bab 27. Sonya Dimangsa

Bab 27. Sonya Dimangsa“Selamat datang cantik!”Sonya disambut dengan sapaan itu, saat tubuhnya di dorong kasar masuk ke dalam sebuah ruangan. Dia terjatuh dan terduduk di hadapan seorang pria. Pintu ruangan kembali ditutup rapat oleh dua orang sangar yang tadi menyeretnya paksa masuk ke dalam Avanza putih.“Kamu?”Wanita itu terperanjat kaget. Pria yang tadi bertemu dengannya secara tak sengaja di café langganannya, tengah duduk bersender di sebuah kursi besar. Asap mengepul dari mulut dan hidung pria bertato itu. Ruangan ini dipenuhi oleh asap rokok.“Ya, aku. Maaf, aku harus mencurimu dengan cara seperti ini.” Alex menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu bangkit perlahan. Pria itu berjalan menghampiri Sonya lalu berjongkok. Asap rokok yang telah dia permainkan di dalam rongga mulut, perlahan diembuskan tepat di wajah Sonya.“Apa maksudmu menculikku ke sini, Lex!” tanya Sonya resah. Ketakutan saat diculik tadi, kini berganti menjadi khawatiran yang amat sangat.“Aku sengaja menculi
Baca selengkapnya

Bab 28. Hasil Liburan di Villa

Bab 28. Hasil Liburan di VillaDengan tangan kanan Alex menahan agar Sonya tak bisa melawan. Sementara tangan kiri pria itu mulai sibuk melepas pakaian mangsanya satu persatu.“Lepaskan aku, Lex! Aku mohon, jangan begini!” pinta Sonya saat wanita itu sudah bisa bersuara karena Alex sudah melepas mulutnya.Alex tak menghiraukan. Pria itu meremas dan mengulum bagian tertentu tubuh Sonya dengan penuh napsu. Wanita yang telah lama dia rindukan. Wanita yang telah lima tahun ini tak pernah lagi dia sentuh dan tundukkan.“Aku sangat merindukanmu, Sonya! Jangan meronta, Sayang! Kita lakukan saja seperti dulu kita selalu melakukannya di belakang suamimu. Bahkan setelah aku memuaskanmu, kau suguhkan lagi kepada Deva si bodoh itu. Itu sangat luar biasa, Sayang. Sensasinya masih terasa hingga kini,” gumam Alex kini fokus di bagian bawah tubuh Sonya.“Auuu! Sakit, Lex …!” teriak wanita itu saat Alex menghujamkan paksa miliknya di tubuh Sonya.*Ketukan terdengar halus di pintu kamar. “Ya!” sa
Baca selengkapnya

Bab 29. Tangisan Pilu Sang Adik Tiri

Bab 29. Tangisan Pilu Sang Adik Tiri“Ini semua milikku! Kau hanya anak tukang kebun yang sudah dipecat oleh papaku! Awas kalau kau berani ngadu sama Alisya, mamamu yang munafik dan pencuri itu, awas kau!” ancamnya lalu berlalu.Rena menatap nanar bontot makananya yang tergeletak di atas tanah. Isinya sebagian telah berhamburan keluar. Debu menempel di wadah bontot yang tercampak itu.“Kak!” panggilnya kemudian. Tapi Tasya tak menghiraukan. “Kak Tasya! Tunggu!” panggil Rena makin kencang.“Stop memanggilku kakak! Aku bukan kakakmu! Mamaku tak pernah melahirkan kau!” sergah Tasya berbalik, lalu meneleng kepala Rena.“Tasya, ada apa? Kenapa bontot adikmu?” beberapa teman sekelas Tasya menghampiri mereka.“Gak apa-apa, tapi dia bukan adikku! Dia hanya numpang di rumahku. Udah, ah, yuk ke kelas!” sanggah Tasya hendak pergi. Namun, Rena kembali memanggilnya.“Pinjam hape Kakak! Aku mau nelpon Mama biar ngantarin bontot makan siang aku. Nanti kalau lapar, gimana?” Rena memohon. Wajah sedi
Baca selengkapnya

Bab 30. Semburan Ludah Alisya di Wajah Fajar

Bab 30. Semburan Ludah Alisya di Wajah FajarAlisya tengah menyuapi putra bungsunya dengan semangkuk bubur. Dante tengah berlarian di halaman samping rumah megah mereka. Bocah tiga setengah tahun itu memang tak pernah bisa diam. Saat makan seperti inipun dia tetap beraktivitas dengan mainannya.Sejak Alisya resign, dia yang menyuapi Dante makan. Sebisa mungkin dia mengasuh anak-anaknya. Babysitter dia tugasi mengurus Dante saat dia sangat sibuk saja.Sebuah notifikasi pesan masuk terdengar dari ponselnya. Alisya merogoh saku dan mengeluarkan benda itu dengan tangan kiri. Sebuah pesan masuk dari nomor baru, nomor tak dikenal. Sebenarnya Alisya ragu untuk menerimanya. Namun, khawatir kalau itu dari sekolah putri-putrinya, terpaksa dia buka juga.Sebuah kiriman video. Terlihat wajah kedua putrinya di layar, meski Alisya belum mengunduhnya.“Mbak Ayu, tolong gantikan saya suapin Dante!” titahnya kepada sang Babysitter. Lalu mengunduh video yang masuk.Kaget luar biasa, Alisya sungguh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status