Share

Bab 29. Tangisan Pilu Sang Adik Tiri

Bab 29. Tangisan Pilu Sang Adik Tiri

“Ini semua milikku! Kau hanya anak tukang kebun yang sudah dipecat oleh papaku! Awas kalau kau berani ngadu sama Alisya, mamamu yang munafik dan pencuri itu, awas kau!” ancamnya lalu berlalu.

Rena menatap nanar bontot makananya yang tergeletak di atas tanah. Isinya sebagian telah berhamburan keluar. Debu menempel di wadah bontot yang tercampak itu.

“Kak!” panggilnya kemudian. Tapi Tasya tak menghiraukan. “Kak Tasya! Tunggu!” panggil Rena makin kencang.

“Stop memanggilku kakak! Aku bukan kakakmu! Mamaku tak pernah melahirkan kau!” sergah Tasya berbalik, lalu meneleng kepala Rena.

“Tasya, ada apa? Kenapa bontot adikmu?” beberapa teman sekelas Tasya menghampiri mereka.

“Gak apa-apa, tapi dia bukan adikku! Dia hanya numpang di rumahku. Udah, ah, yuk ke kelas!” sanggah Tasya hendak pergi. Namun, Rena kembali memanggilnya.

“Pinjam hape Kakak! Aku mau nelpon Mama biar ngantarin bontot makan siang aku. Nanti kalau lapar, gimana?” Rena memohon. Wajah sedi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status