“Kenapa Mama selalu bersikap begini, kalau keinginannya tidak dituruti? Aku capek,” keluh Sondang kepada Abang dan Iparnya. “Hus, jangan bicara seperti itu, Ndang. Itu nggak baik,” tegur Abangnya dengan lembut.Air mata Sondang menitik satu-satu, jatuh ke atas meja makan di dapur. Iparnya segera beranjak mengambil tissue dan memberikannya pada Sondang.“Tapi aku memang capek, Bang. Dari dulu, aku harus selalu menuruti kemauan Mama, yang sering kali nggak masuk akal alasannya. Apa aku nggak boleh punya keinginanku sendiri? Apa cuma Mama yang harus dihormati kemauannya?” Sondang makin terisak-isak.Iparnya menghampiri, memeluk Sondang dengan simpati.Bang Sihol melihatnya dalam diam. Mereka sama-sama tahu, bahwa meski sudah banyak berubah dibandingkan dulu, Mama masih tetap keras hati. Dan Sondang selaku anak perempuan satu-satunya, memang banyak ‘mengorbankan’ harapannya sendiri, demi mematuhi keinginan Mama. Dia ingat, ketika Sondang menangis mengadu kepadanya, meminta bantuannya ya
Last Updated : 2022-05-15 Read more