Home / Romansa / Diantar Ke Rumahku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Diantar Ke Rumahku: Chapter 21 - Chapter 30

72 Chapters

21

Idris menelepon Sondang di hari Selasa malam.Sondang sedang di kamarnya, berlatih musik biola, untuk penampilannya dengan Justin di hari Minggu sore. Dia merasa hampir pingsan karena terlalu gugup, ketika matanya melihat photo Idris terpampang memenuhi layar teleponnya: sedang tersenyum, seperti khusus diberikan untuk Sondang.Bukannya diangkat, Sondang malah berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya yang kecil, tak tahan menanggung gejolak perasaannya. Ingin mengangkat, tapi dia malu sekali, tak berani memikirkan akan mendengar suara Idris yang merayu-rayunya seperti biasa.Telepon itu akhirnya berhenti berbunyi, setelah 2 kali putaran panggilan, dan Sondang tak juga mengangkat. Seketika itu juga, Sondang malah merasa patah hati.“Ayo, bunyilah lagi.. Ayo.,” pintanya sambil melihat layar telepon yang perlahan-lahan menjadi gelap.Tapi tak ada bunyi apapun terdengar, dan itu membuat kegembiraannya terampas.Dalam getirnya penyesalan, dia kembali meletakkan biola ke atas bahunya, meng
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

22

Dari dulu Sondang sudah tahu, bahwa Mamanya ahli dalam membuat rencana mendadak.Dan yang paling mengesalkan dari semuanya itu adalah: biasanya rencana itu melibatkan Sondang. Alasannya tentu saja, karena Sondang adalah anak perempuan satu-satunya, dan belum menikah pula, sehingga dia yang paling mungkin untuk menjadi teman Mama mengerjakan ini-itu, dan untuk pergi ke sana-sini.Mama seringkali tak tertolak, sebab selalu gigih membujuk, dan akhirnya memaksa. Menjadi perempuan yang sudah mengandung dan membesarkan Sondang, pada akhirnya membuat Mama merasa memiliki hak veto.Seperti malam di hari Kamis ini, Sondang sudah menduga yang buruk saja, saat sambil menonton sinetron di ruang tengah, Mama tiba-tiba berbicara pada Sondang yang membaca ulang ‘Azab dan Sengsara’, yang terakhir kali dibacanya, saat dia masih kuliah dulu.“Ndang, kamu kapan mulai libur?”Nah, kalau sudah begini, Sondang mulai memasang moda ‘waspada’ di otaknya. Ini pasti tanda-tanda ‘tak baik’.“Kenapa, Ma?” Sondan
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

23

Idris telah menghancurkan semua rencana indah yang Sondang susun sejak hari Rabu.Dengan pedih hati, dipandangnya rambut barunya yang kusut, sepadan dengan wajahnya yang kusut pula. Hari ini seharusnya dia cantik untuk Idris, namun orang yang dicintainya itu, malah memberikan dia mimpi buruk semalam, membuat dia menumpahkan air mata, di saat dia merencanakan untuk tertawa. Sesedih inikah bangun pagi, bagi seseorang yang sedang patah hati?Dia tak ingin bangun sebenarnya, tak ingin ke luar dari kamarnya. Maunya berbaring saja, melanjutkan tangis yang semalam dibawanya sampai tertidur. Hatinya belum puas marah dan benci. Siapa yang tidak sakit hati, mereka belum lagi berpacaran, kenapa malah sudah diduakan?Kalau Idris memang bosan menunggu Sondang, mestinya dia tinggal bicara saja. Meski Sondang pasti akan menangis, tapi pasti tak akan sesedih ini.Apakah Idris cuma butuh untuk ‘menaklukkan Sondang’? Untuk menghukum Sondang yang telah mengulur waktu memberi jawaban atas cintanya, denga
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

24

Idris memang sedang marah. Dia sudah berkata pada Sondang di hari Minggu sore lalu, bahwa dia akan berusaha datang di hari Sabtu. Dia bekerja keras untuk menepati janjinya, tanpa henti mengerjakan laporan demi laporan, hanya demi bisa bertemu Sondang dengan tenang. Dia membawa rindunya pada Sondang. Namun ketika tiba di sini, alih-alih menyambutnya dengan ramah, yang ditemuinya justru adalah Sondang yang sedang akan pergi bersama Justin. Mereka bahkan terdengar berbincang akrab, membuat siapapun yang tidak tahu, mungkin akan menyangka bahwa mereka adalah pacar. Suara tawa Sondang tadi, saat mendengar Justin mengatakan sesuatu, akhirnya berhasil membuat Idris yang sebelumnya berusaha untuk tetap tenang, perlahan-lahan dibakar cemburu. Bahkan Sondang tak terlihat ingin menjelaskan sesuatu pada Idris, padahal kalau memang dia mau, dia bisa memberitahukannya lewat pesan telepon. Sikap dingin yang ditunjukkan Sondang hari ini, membuat Idris sesaat merasa, bahwa semua kehangatan yang
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more

25

Instrumental lagu ‘Berkatilah’ indah sekali dimainkan oleh Sondang dan Justin sore itu. Sebenarnya mungkin permainan Sondang tak istimewa, hatinyalah yang sedang bahagia, setelah mendengar Idris begitu berharap untuk bisa menjemputnya.Sondang menatap penuh terima kasih pada Justin, yang telah berbesar hati bermain musik dengannya, meski cintanya telah ditolak. Lelaki ini memang dewasa sekali, dan sangat pantas membuat Idris merasa cemburu. Sesaat dia teringat kata-kata Idris tadi: "Aku sudah merelakan Justin menjemputmu pergi, tapi kamu harus pulang dengan aku.." Bahkan mengingatnya saja sudah membuat Sondang melambung. Ketika acara pemberkatan nikah itu usai, Sambil berjalan ke luar lokasi pernikahan, Sondang berkata kepada Justin:“Tin, aku pulang sendiri, ya. Tidak usah diantar.” Sondang sengaja memberitahukan niatnya itu, setelah acara selesai. Dia tak mau merusak 'mood' Justin, dan berpotensi mengacaukan permainan musiknya, jika Sondang memberitahunya sebelum acara dimulai.D
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more

26

Saat mereka sudah memasuki jalan kampung, Sondang kembali terlihat gelisah. “Kalau kamu segugup ini terus, bisa-bisa kita malah langsung dikawinkan, lho, Ndang,” kata Idris mengejeknya. Meski merasa malu mendengar ucapan Idris, tapi Sondang juga merasa bahwa itu lucu. “Kok, bisa?” “Ya, kan, mereka pasti menyangka, aku barusan ngapa-ngapain kamu, gitu. Makanya, tenanglah.” “Ah, itu sih cuma niatnya Abang, mungkin..” kata Sondang dengan wajah memerah. Idris tertawa melihat reaksinya. “Tuh, kamu pintar.. Bisa tahu isi pikiranku. Ayo kawin, Ndang..” Idris bertahan mengganggunya. Akhirnya Sondang cuma berkata dengan malu: “Hhh..” Orang macam apa sih, yang sudah bicara soal menikah, padahal baru 2 jam jadi pacar? Benar saja, begitu mereka sampai di ruang tengah, semua orang memandang mereka wajah bertanya. “Kok, kalian bisa pulang bareng? Janjian, Dris?” tanya Ipar Sondang saat melihat Idris muncul diikuti Sondang di belakangnya. “Iya, Kak. Tadi aku yang telepon Sondang, mengajak
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

27

Mabuk cinta itu rasanya begini, ya..Sondang tersenyum-senyum terus di tempat kerjanya, padahal tak ada yang lucu pada lembar-lembar invoice dan bukti pembayaran yang dipegangnya. Semua benda terlihat menyenangkan. Bahkan dinding putih ruangan kerja mereka, terasa sejuk seperti senyum Idris.Wajah Idris tersenyum, muncul di mana-mana. Sondang tersipu saat mencuci kotak makan siangnya di wastafel dapur kantor, merasa seperti mendengar suara Idris di antara air yang mengalir. Hari itu ke manapun dia menoleh, apapun yang dia dengar, pada akhirnya membuat dia teringat pada Idris.Ketika malamnya Idris menelepon, meski malu-malu, Sondang akhirnya bersedia menunjukkan wajahnya. Dia seperti membeku saat melihat wajah Idris yang sedang kasmaran, terlihat berkilau di layar teleponnya. Wajah itu begitu dekat, dan binar matanya seperti anak panah yang menghujam menembus hati Sondang.“Aku datang hari Rabu sore, Ndang.”Pemberitahuan dari Idris itu, malah membuat Sondang teringat pada rencananya
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

28

"Ndang, aku ini temanmu atau bukan, sih? Kok, apa-apa nggak pernah mau cerita,” Friska komplain pada Sondang, saat mereka ber’video call’ siang itu.Sondang yang saat itu sedang berjalan sendirian di tepi danau Toba, merasa tak enak hati mendengarnya. Dia melihat kepada Friska, yang sedang duduk di bawah pohon, dengan angin kencang ‘menerbangkan’ helai-helai rambutnya. Di belakangnya terlihat pantai berwarna biru tosca, dengan orang yang ramai berlalu lalang. “Hah? Memang kenapa cihh, Friskaku Sayang? Oh, kar’na aku pulang kampung tanpa ngasih tahu kamu, ya, Fris? Aduh, sorry, ya. Aku lupa,” Sondang langsung faham, dan merasa menyesal.Begitu Mama meminta Sondang menemaninya pulang kampung, semangat Sondang memang langsung melorot. Jangankan bercerita pada Friska, untuk memberitahu pada Idris pun sebenarnya dia tak ingin.“Hmm.. Sombong amat, Ndang. Padahal kalau aku tahu kamu pulang kampung, aku mau nitip oleh-oleh buat orang tuaku di Siantar.”“Oh, ya sudah. Mumpung aku masih di k
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

29

Hari pesta pernikahan itu akhirnya tiba juga.Pagi itu, keluarga calon pengantin pria tiba tepat waktu, untuk menjemput calon pengantin wanita. Sebelum pemberkatan pernikahan, ada acara Marsibuha-buhai, di mana kedua pihak keluarga akan makan bersama. Untuk pertama kalinya Sondang melihat sendiri, bagaimana adat Batak dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan.Tadinya Sondang mengira, acara makan bersama itu akan berlangsung begitu saja. Tapi ternyata, ada tatacara adatnya juga. Dia melihat bahwa begitu Paranak – keluarga pengantin lelaki- tiba, mereka menyerahkan daging yang kata Mama disebut Namargoar, kepada Parboru –keluarga pengantin wanita-. Setelah itu, Parboru menyerahkan Dengke –ikan mas yang dimasak arsik- kepada Paranak. Usai melakukannya, barulah mereka semua makan.Ketika mereka memasuki gedung gereja, setengah dari kursi yang ada, sudah terisi oleh undangan. Dan tak lama kemudian, acara pemberkatan nikahpun dilangsungkan dalam bahasa Batak Toba. Ketika kedua pengant
last updateLast Updated : 2022-05-05
Read more

30

Idris sudah beberapa hari kembali ke Site, saat Sondang dan Mama kembali dari Kampung di hari Sabtu malam. Karena pekerjaan mereka baru dimulai kembali setelah libur lebaran, dia mengatakan tidak dapat pulang di hari Sabtu.Ketika akhirnya Idris datang di Minggu menjelang sore, rumah sedang kedatangan teman-teman Lansia Mama, yang menanti pembagian oleh-oleh. Ada Mama Justin di antara mereka, dan ada Justin juga yang ikut mengantar Mamanya.Sondang juga mengundang Friska, Andi dan Diana untuk datang ke rumahnya, membagi oleh-oleh yang dia belikan khusus untuk mereka.Idris yang melihat rumah begitu ramai, tiba-tiba merasa begitu lelah. Menunggu hampir 2 minggu untuk bertemu Sondang, ternyata membuat emosinya naik, ketika realitas yang ada, kembali tak sesuai dengan harapannya.Biasanya dia lebih bisa menahan diri, dan maklum kalau Sondang memang tak mudah untuk didekati, karena keluarganya selalu ada di sekitar mereka. Tapi hari ini, bukan cuma keluarganya, ada orang-orang lain juga.
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status