Begitu suara mobil Bang Sihol terdengar memasuki halaman, Sondang merasa sedang menunggu badai. Dia mempersiapkan diri, menghadapi panggilan yang mungkin sebentar lagi akan datang. Dengan hati bergemuruh, dia menanti siapapun mengetuk pintu kamarnya, untuk memintanya menghadap Mama. Setengah jam, satu jam, dan sampai jam 8 malam… Tak ada suara orang melangkah naik. Suara televisi juga tak terdengar dari bawah, tanda Mama tak sedang menonton sinetron. Ketika jam menunjuk ke angka 9, Sondang merasa pasti, bahwa dia tak akan ‘diadili’ malam ini. Di hatinya, rasa lega karena penundaan yang terjadi, bercampur dengan rasa cemas, pada apa yang mungkin akan dihadapinya besok. ‘Ndang, aku sudah sampai, ya.’ pesan dari Idris tiba di layar teleponnya. Hanya kalimat seperti itu, sudah membuat Sondang merasa senang. Seperti sebuah tanda yang mengingatkan, bahwa dia sudah ‘terhubung kembali’ dengan Idris. 'Mama marahkah?’ Dia bahkan belum membalas apapun, Idris sudah mengirim pesan baru. ‘Be
Last Updated : 2022-05-19 Read more